Kisah Mualaf Jepang Naik Haji: Masjidil Haram Lebih Indah dari yang Dibayangkan - inews

 

Kisah Mualaf Jepang Naik Haji: Masjidil Haram Lebih Indah dari yang Dibayangkan - Bagian All

Kisah Mualaf Jepang Naik Haji: Masjidil Haram Lebih Indah dari yang DibayangkanAlmas Choji (tengah) muslimah asal Jepang sangat senang bisa menunaikan haji (Foto: Saudi Gazette)

MAKKAH, iNews.id - Almas Choji, muslimah asal Jepang, sangat senang tahun ini bisa menunaikan ibadah haji bersama suaminya. Dia masuk Islam setelah menikah dengan pria Jepang pada 2019. Sabagai mahar, Choji meminta naik haji, namun baru terwujud tahun ini karena pembatasan pandemi Covid-19. 

“Saya menikah 4 tahun lalu, saya berusia 35 tahun, dan mahar saya perjalanan haji," kata Choji, kepada Pusat Komunikasi Pemerintah Arab Saudi (CGC), dikutip dari Saudi Gazette, Senin (3/7/2023).

Baca Juga

Jutaan Jemaah Haji Padati Masjidil Haram Jalani Tawaf Ifadah 

Dia mengungkapkan rasa kagum saat pertama kali melihat Masjidil Haram di Makkah. Selama ini dia hanya melihat dari foto di internet, masjid paling suci bagi umat Islam itu dipenuhi jemaah.

Menurut Choji, Masjidil Haram jauh lebih indah dari yang pernah dia bayangkan.

Baca Juga

Anies Baswedan Bertemu Sekjen Liga Muslim Dunia usai Ibadah Haji

Dia juga mendapati kesamaan dan kedekatan bentuk antara tenda-tenda yang berdiri di Mina dengan tempat wisata terpencil di Jepang. Oleh karena itu dia menilai haji membantu jemaah menemukan diri sendiri dan berdamai dengannya.

“Haji berarti meninggalkan segalanya, seperti uang dan tanggung jawab, hanya untuk menghabiskan waktu bersama Allah,” kata Choji.

Baca Juga

Mencoba Naik Haji tanpa Izin, Lebih dari 17.000 Orang Ditahan Aparat Arab Saudi

Sebelum menjadi mualaf, dia belajar tentang Islam setelah bertemu seorang pria Muslim yang bekerja di perusahaan makanan. Pria itu mengajarinya secara rinci soal Islam dan makanan halal.

Muslimah Jepang lainnya Saema Honda mengungkapkan pengalaman serupa. Dia melihat fitur-fitur indah di pegunungan Jepang kemudian membandingkannya dengan kondisi Mina.

Menurut dia, orang tidak bisa disebut pergi haji hanya dengan melakukan manasik. Ada hal menarik lainnya dari haji, yakni bertemu dengan Muslim dari penjuru dunia. 
Pengalaman melaksanakan haji, kata dia, berarti juga kesempatan untuk bertemu dan mengenal banyak orang dari seluruh dunia.

“Bisa Anda bayangkan, orang-orang tak bisa melihat wajah saya karena masker, tapi saya bisa berkumpul dalam grup yang akrab dan ini adalah perasaan yang sangat bahagia,” ujarnya.

Editor : Anton Suhartono

Follow Berita iNews di Google News


Baca Juga

Komentar