Mahmoud Abbas: Israel Manfaatkan Serangan Hamas untuk Serang Palestina
-
Presiden Palestina Mahmoud Abbas menyebut Israel memanfaatkan serangan mematikan Hamas pada 7 Oktober tahun lalu untuk menyerang warga Palestina yang ada di Jalur Gaza.
Abbas juga menyerukan Amerika Serikat (AS) untuk mendesak Israel "menahan serangannya" saat invasi darat ke Rafah diperkirakan segera terjadi.
Seperti dilansir Al Arabiya, Senin (29/4/2024), hal itu disampaikan Abbas saat dirinya berbicara dalam rapat khusus Forum Ekonomi Dunia (WEF) yang digelar di Arab Saudi pada Minggu (28/4) waktu setempat.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam pertemuan itu, Abbas menyerukan kepada negara-negara kekuatan global, khususnya AS sebagai sekutu Tel Aviv, untuk "mencegah Israel melakukan tindak kejahatan".
"Hanya dibutuhkan serangan kecil (di Rafah) agar semua orang terpaksa meninggalkan Palestina," ucap Abbas saat berbicara dalam bahasa Arab dalam forum tersebut.
Dia mengatakan bahwa Palestina mengantisipasi invasi besar-besaran ke Rafah "dalam beberapa hari ke depan". Rafah merupakan wilayah paling selatan di Jalur Gaza, yang kini menjadi tempat perlindungan bagi lebih dari satu juta warga Palestina yang mengungsi akibat perang.
Berterima kasih kepada kepemimpinan Saudi karena menyediakan platform untuk membahas perang yang berkecamuk selama berbulan-bulan di Jalur Gaza, Abbas mengaitkan pertempuran terbaru dengan "pendudukan Israel" yang telah berlangsung selama 75 tahun terakhir.
"Israel memanfaatkan serangan itu (serangan Hamas pada 7 Oktober-red) untuk membalas secara tidak proporsional dengan dalih bahwa itu adalah balas dendam terhadap Hamas," tuding Abbas dalam pernyataannya.
Simak berita selengkapnya di halaman selanjutnya.
Saksikan Live DetikPagi:
Saksikan Video 'Pesan Dua Sandera Israel di Gaza untuk PM Netanyahu':
"Sejak tanggal 7 Oktober, kami mengutuk serangan ini," tegasnya.
"Kita tidak boleh mengulangi Nakba tahun 1948 dan 1967," cetus Abbas, merujuk pada pengungsian massal sarat kekerasan yang menyebabkan hilangnya tempat tinggal, identitas, dan dalam banyak kasus, hak asasi manusia dan hak sipil, dari banyak warga Palestina.
Belum ada tanggapan resmi Israel terhadap pernyataan terbaru Abbas tersebut.
Saat ini, sebagian besar wilayah Jalur Gaza telah hancur dan tinggal reruntuhan akibat rentetan serangan Israel. Lebih dari 34.000 orang, kebanyakan perempuan dan anak-anak, tewas dalam perang yang terus berkecamuk antara Hamas dan Israel di Jalur Gaza sejak Oktober tahun lalu.
Dalam pernyataannya, Abbas juga menegaskan kembali perlunya mendirikan negara Palestina yang mencakup Jalur Gaza, Tepi Barat, dan Yerusalem, serta pentingnya pengakuan untuk negara Palestina di Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
Abbas mengutip pernyataan kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa, Josep Borell yang membandingkan kondisi buruk di Jalur Gaza dengan kondisi kota-kota di Jerman selama Perang Dunia II.
Tidak hanya itu, Abbas juga memperingatkan bahwa Israel akan beralih ke Tepi Barat setelah perang berakhir di Jalur Gaza.
(nvc/zap)
Komentar
Posting Komentar