Skip to main content
728

Pemda Harus Maksimalkan Peredaran Uang Saat Mudik Lebaran Jauh-jauh Hari - BeritaSatu

 

Pemda Harus Maksimalkan Peredaran Uang Saat Mudik Lebaran Jauh-jauh Hari

Jakarta, Beritasatu.com - Ada peluang lonjakan peredaran uang selama periode mudik 2024. Terkait hal tersebut, pengamat kebijakan publik Universitas Indonesia, Lisman Manurung mengungkapkan bahwa pemerintah daerah (pemda) sudah saatnya untuk berpikir secara bisnis.

Ia menerangkan peluang lonjakan peredaran uang selama periode mudik seperti dipikirkan secara tiba-tiba. Padahal soal peredaran uang ini harus dipikirkan oleh pemda sejak jauh-jauh hari.

"Itu terjadi seperti kagetan, setiap banyak orang yang mudik. Coba bayangkan kalau itu dirancang dari awal, diperkirakan kapan, apa yang harus diberikan, didukung, dan lain-lain. Saya kira pemerintah daerah sudah saatnya untuk berpikir secara bisnis," ujar Lisman Manurung kepada Beritasatu.com, Senin (8/4/2024).

ADVERTISEMENT

Baca Juga: IJTI Korda Bandung Berbagi Takjil kepada Ratusan Pemudik di Jalur Nagreg

Diketahui adanya peningkatan potensi kunjungan wisata selama periode mudik akan meningkatkan jumlah peredaran uang di wilayah tujuan. Lisman menerangkan ketika ada orang berdatangan dan mengeluarkan uang, maka pajak dan insentif ikut naik.

"Ya kan pendapatannya naik, insentif naik dan kerja keras akhirnya ya di sana enak, di sini enak. Jadi arahnya sudah harus ke situ, itu betul-betul dimanfaatkan untuk mendorong pelayanan yang baik," kata Lisman.

"Baru segelintir pemda yang berpikiran seperti itu. Contohnya, pemda-pemda Bali. Mereka sadar betul bahwa mereka hidupnya dari situ. Mereka berusaha untuk selalu mempermudah, mendorong sektor usaha swastanya untuk untuk memberi pelayanan lebih baik," tambahnya.

Baca Juga: Melukis Kaligrafi untuk Oleh-oleh Mudik Ala Santri di Kudus

Pemerintah daerah harus menganalisis permasalahan yang terjadi sehingga dapat melakukan perbaikan. Ia lalu membandingkan dengan pemerintah Thailand yang sudah mempersiapkan kapasitas wisata untuk kurun waktu satu tahun.

"Thailand mau itu hari raya besar mau apa, mereka sudah mempertimbangkan pelayanan wisata sepanjang tahun. Karena itu adalah penghasilan mereka. Kalau pada saat tidak ada orang, enggak masalah, karena nanti ketika ada orang itu kan bisa menutupi biaya ini. Kalau kita kan terbalik kalau ada orang banyak datang, disikat tuh harga. Iya kan," tuturnya.


 

Simak berita dan artikel lainnya di Google News

Ikuti terus berita terhangat dari Beritasatu.com via whatsapp

Ikuti Berita-Berita Ekonomi Terkini Hanya di IDTV

Posting Komentar

0 Komentar

728