Sirekap Terima Serangan dari Dalam dan Luar Negeri - CNN Indonesia

 

Sirekap Terima Serangan dari Dalam dan Luar Negeri

CNN Indonesia

Rabu, 03 Apr 2024 12:45 WIB

Saksi dari Komisi Pemilihan Umum (KPU) Yudistira Dwi Wardhana Asnar mengungkap ada serangan terhadap Sistem Informasi Rekapitulasi (Sirekap) saat pemungutan suara, 14 Februari 2024. (ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso)

Jakarta, CNN Indonesia --

Saksi dari Komisi Pemilihan Umum (KPU) Yudistira Dwi Wardhana Asnar mengungkap ada serangan terhadap Sistem Informasi Rekapitulasi (Sirekap) saat pemungutan suara, 14 Februari 2024.

Yudistira menyebut Sirekap sempat beberapa kali tidak bergerak dalam rentang waktu 18.00-21.00 WIB. Oleh sebab itu, Sirekap sempat berhenti beroperasi.

Yudistira mengatakan Sirekap mendapat serangan distributed denial-of-service (DDoS). Serangan tersebut menargetkan situs web dan server dengan mengganggu layanan jaringan.

"Kita dihantam DDOS sejak pagi. Dan baru kita bisa revive sampai 18.30," kata Yudistira saat bersaksi dalam sidang sengketa Pilpres 2024 di gedung Mahkamah Konstitusi (MK), Jakarta Pusat, Rabu (3/4).

Yudistira menyebut penyerangan terhadap Sirekap tidak hanya berasal dari server dalam negeri, melainkan juga dari luar negeri.

"DDoS yang masuk dalam satu hari di awal pemilihan itu sekitar 2-3. Pada akhir pemilihan, kita dapat DDoS selama seminggu itu kayak minum obat, tiga kali sehari," katanya.

"Dan itu bukan dari negara-negara yang biasa kita duga, sampai negara-negara Eropa," ujar Yudistira melanjutkan.

Namun, Yudistira memastikan serangan-serangan digital tersebut mampu diatasi. Proses rekapitulasi pun, kata Yudistira, akhirnya tetap dapat dilanjutkan dengan baik.

Sebelumnya, Anies-Muhaimin dan Ganjar-Mahfud menggugat hasil Pilpres 2024 ke MK karena tidak terima dengan keputusan KPU memenangkan Prabowo-Gibran.

Dalam keputusan KPU, Prabowo-Gibran menang dengan perolehan 96.214.691 suara atau 58,6 persen suara sah nasional. Sementara itu, Anies-Muhaimin meraih 40.971.906 suara atau 24,9 persen suara sah nasional. Lalu Ganjar-Mahfud mendapatkan 27.040.878 suara atau 16,5 persen suara sah nasional.

Permohonan kedua kubu ini terdapat kesamaan yaitu menginginkan Gibran Rakabuming Raka didiskualifikasi dalam Pilpres 2024. Mereka sama-sama ingin pemungutan suara diulang tanpa keikutsertaan Prabowo-Gibran.

Mereka juga menilai Pemilu 2024 penuh dengan kecurangan dan intervensi dari Presiden Joko Widodo.

(yla/fra)

Baca Juga

Komentar

 Pusatin Informasi 


 Postingan Lainnya