70 Persen Mahasiswa UGM Keberatan dengan Besaran UKT, Ada yang Cari Pinjaman hingga Jual Barang Berharga - Nasional Tempo
70 Persen Mahasiswa UGM Keberatan dengan Besaran UKT, Ada yang Cari Pinjaman hingga Jual Barang Berharga - Nasional Tempo
TEMPO.CO, Yogyakarta - Koordinator Forum Advokasi Universitas Gadjah Mada atau UGM Rio Putra Dewanto mengatakan telah melakukan survei kepada mahasiswa terkait biaya kuliah. Hasilnya, lebih dari 70 persen mahasiswa mengaku keberatan dengan besaran uang kuliah tunggal atau UKT yang ditetapkan kampus.
Hal itu diungkap dia dalam aksi di Hari Pendidikan Nasional atau Hardiknas yang digelar di Balairung UGM pada Kamis, 2 Mei 2024. Para mahasiswa itu memprotes sejumlah kebijakan kampus terutama soal kebijakan Uang Kuliah Tunggal (UKT) yang masih memberatkan.
"Kami telah mensurvei 722 mahasiswa UGM angkatan 2023, dari situ ada 511 mahasiswa atau 70,7 persennya merasa keberatan dengan nilai UKT yang ditetapkan," ujar Rio.
Rio melanjutkan, dari jumlah mahasiswa yang keberatan dengan beban UKT-nya itu, sebanyak 52,1 persen telah mengajukan peninjauan kembali UKT nya kepada kampus. Para mahasiswa yang kesulitan membayar dan meminta permohonan pengurangan UKT hingga kini belum membuahkan hasil.
Mereka telah menempuh berbagai cara agar tetap bisa lanjut kuliah. Misalnya, kata Rio, ada 93 mahasiswa berusaha mencari beasiswa. " Tapi ada pula sebanyak 65 mahasiswa mencari pinjaman agar bisa membayar," ujar Rio.
"Sebagian, sekitar 34 mahasiswa juga berusaha menggadaikan atau menjual barang-barang berharganya demi membayar UKT-nya."
Forum Advokasi UGM mensinyalir beban UKT yang memberatkan itu disebabkan salah satunya karena pemangkasan golongan yang semula delapan golongan menjadi lima golongan. Adapun golongan UKT di UGM terbagi lima kategori.
Pertama golongan pendidikan unggul membayar 100 persen dari UKT, kedua golongan 75 persen subsidi, ketiga golongan 50 persen subsidi, keempat golongan 25 persen subsidi, dan kelima golongan 100 persen subsidi.
"Permohonan peninjauan kembali UKT ini juga sulit karena setiap fakultas punya aturan main sendiri, tidak seragam, mahasiswa bingung karena informasinya jadi simpang siur," kata dia.
Rio menambahkan, dalam penetapan UKT keterlibatam mahasiswa juga masih minim. Ia mengungkap, dari 18 fakultas dan satu sekolah vokasi di UGM, masih ada dua fakultas tidak melibatkan mahasiswa dalam verifikasi penetapan UKT. .
"Seharusnya penetapan UKT itu mengacu sistem indeks kemampuan ekonomi mahasiswa, tidak langsung keluar nominal," ujar Rio.
Penjelasan Kampus
Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan
Komentar
Posting Komentar