Drone Malaikat Maut Amerika Jadi Sampah Usai Dilibas Rudal Yaman - Vivaa

 

Drone Malaikat Maut Amerika Jadi Sampah Usai Dilibas Rudal Yaman

• 

• Militer

• Militer Internasional

Selasa, 21 Mei 2024 - 18:38 WIB

VIVA  – Angkatan Bersenjata Yaman mengklaim telah menghancurkan dua unit drone canggih militer Amerika Serikat (AS), General Atomics MQ-9 Reaper, dalam sepekan terakhir. Kedua pesawat tanpa awak itu jadi sasaran rudal pertahanan asli buatan Yaman.

Keberhasilan serangan rudal militer Yaman terhadap dua unit drone MQ-9 Amerika, dikonfirmasi langsung oleh Brigadir Jenderal Yahya Saree. 

Diungkap Saree, drone Angkatan Bersenjata AS (US Armed Forces) pertama ditembak jatuh saat melakukan pengintaian di Provinsi Al Bayda, Selasa 21 Mei 2024.

"Pertahanan udara Yaman berhasil menembak jatuh MQ-9 Reaper Amerika ketika sedang melakukan aktivitas permusuhan di wilayah udara Kegubernuran Al Bayda," ujar Saree dilansir VIVA Militer dari Al Maydeen.

VIVA Militer: Bangkai drone MQ-9 Reaper militer Amerika Serikat

Drone MQ-9 Reaper militer Amerika ini bukan yang pertama kali dihancurkan rudal pasukan Yaman. Pada 17 Mei 2024 lalu, drone yang sama juga ditembak jatuh di Provinsi Marib.

Saree menegaskan, militer Yaman akan terus meningkatkan kekuatan tempurnya untuk menghadapi agresi Amerika dan sekutunya Inggris.

Menurut Saree, pihaknya akan terus melancarkan operasi perang sebagai bentuk solidaritas terhadap warga Jalur Gaza Palestina, yang hingga saat ini menjadi korban kekejaman agresi militer Israel

“Angkatan Bersenjata Yaman terus mengembangkan kemampuan pertahanannya untuk menghadapi agresi Amerika-Inggris terhadap negara kami," ujar Saree. 

VIVA Militer: Drone General Atomics MQ-9 Reaper militer Amerika Serikat

" Dan (kami akan) terus melakukan operasi militer dalam kemenangan bagi rakyat Palestina yang tertindas sampai pengepungan dicabut dan agresi terhadap rakyat Palestina di Jalur Gaza dihentikan," katanya.

Penuh Bangga, Dankormar Lepas Ratusan Prajurit Satgas Pamtas Mobile RI-PNG Yonif 6 Marinir ke Papua

Mereka akan bertugas selama satu tahun kedepan di pedalaman Papua

VIVA.co.id

21 Mei 2024