Ekonom Ungkap Minimnya Perlindungan Sosial untuk Kelas Menengah di Indonesia - BeritaSatu

 

Ekonom Ungkap Minimnya Perlindungan Sosial untuk Kelas Menengah di Indonesia

Jakarta, Beritasatu.com - Direktur Eksekutif Institut for Development of Economics and Finance (Indef), Tauhid Ahmad mengungkapkan masyarakat berpenghasilan menengah di Indonesia masih minim jaminan dan perlindungan sosial (perlinsos) dari pemerintah.

ADVERTISEMENT

Menurut Tauhid, secara finansial, Indonesia belum mampu memberikan dukungan menyeluruh untuk memenuhi kebutuhan hidup kelas menengah. Ia menilai jumlah masyarakat berpenghasilan menengah di Indonesia tak besar tetapi juga tak kecil.

"Bagi negara berkembang seperti kita, alokasi bantuan sosial (bansos) untuk kelas menengah tidak cukup secara fiskal. Memberikan bantuan sosial semacam itu dapat menggerus keuangan negara," jelas Tauhid saat dihubungi Beritasatu.com, Selasa (5/3/2024).

Tauhid menilai pemerintah perlu tetap memperhatikan nasib masyarakat berpenghasilan menengah, meskipun mekanisme pendekatannya harus berbeda. Dia menyebutkan memberikan bantuan seperti di negara maju, seperti subsidi pendidikan mulai dari SD hingga perguruan tinggi, dapat menjadi solusi yang lebih baik.

"Sebagai contoh, perguruan tinggi negeri yang berstatus BHMN (Badan Hukum Milik Negara) dapat mempertimbangkan pembebasan biaya pendidikan yang kemudian dicukupkan oleh negara. Hal ini dapat membantu kelas menengah mengurangi beban biaya hidup mereka," kata Tauhid.

Meskipun demikian, Tauhid menyarankan agar bantuan pemerintah melalui pendidikan harus melibatkan screening dengan persyaratan tertentu. Bantuan sebaiknya diprioritaskan untuk masyarakat berpenghasilan menengah yang bekerja di sektor formal dan masih berstatus pegawai PKWT atau karyawan kontrak dan pekerja lepas.

"Contohnya, karyawan kontrak dengan jangka waktu menengah yang rentan harus dikawal untuk mendapatkan bantuan pendidikan dan kesehatan karena lebih prospektif," tambah Tauhid.

Lebih lanjut, dalam jangka panjang, Tauhid menyarankan agar pemerintah menanamkan karakter wirausahawan kepada siswa sejak di bangku sekolah hingga kampus.

"Hal ini dapat membantu masyarakat menengah untuk tidak hanya bekerja di sektor formal, tetapi juga merambah ke sektor informal yang lebih tahan terhadap guncangan ekonomi, seperti PHK," kata Tauhid.

Terakhir, Tauhid menekankan pentingnya mengurangi biaya pengeluaran hidup masyarakat menengah, salah satunya dengan upaya menekan kenaikan harga-harga pangan dan inflasi. Hal ini diharapkan dapat mencegah mereka terjerembab ke dalam garis kemiskinan.

Simak berita dan artikel lainnya di Google News

Ikuti terus berita terhangat dari Beritasatu.com via whatsapp

Baca Juga

Komentar

 Pusatin Informasi 


 Postingan Lainnya