Garis Keturunan Ba'alawi jadi Perdebatan, Begini Tanggapan Buya Yahya soal Habib Bahar bin Smith, Tak Disangka… - tvOne

 

Garis Keturunan Ba'alawi jadi Perdebatan, Begini Tanggapan Buya Yahya soal Habib Bahar bin Smith, Tak Disangka…

tvOnenews.com - Polemik nasab Ba’alawi tengah jadi perbincangan di media sosial. Diketahui, nasab Ba’alawi adalah nasab milik Habib Bahar bin Smith.

Para keturunan Ba’alawi dinasabkan kepada Sayyid Alwi bin Ubaidillah bin Ahmad Al-Muhajir bin Isa bin Muhammad bin Ali Al-Uraidhi yang tersambung hingga kepada Rasulullah SAW.

Meski begitu, nasab Ba’alawi ini kerap menjadi perdebatan lantaran dianggap tidak ada dan sudah terputus.

Terkini, nasab Ba’alawi tengah jadi perbincangan lantaran Rhoma Irama membahas masalah ini di podcastnya.

Hal ini membuat Habib Bahar bin Smith dan sejumlah Habaib lain seperti Rizieq Shihab tak tinggal diam.

Perihal nasab Ba’alawi yang dimiliki Habib Bahar bin Smith ini, Buya Yahya pernah memberikan tanggapannya.

Saat itu, ada salah satu jemaah yang bertanya perihal perdebatan nasab Ba’alawi yang dianggap sudah putus dari Rasulullah SAW.

Dengan tegas, Buya Yahya memberikan pandangan dan penjelasannya soal nasab Ba’alawi yang saat ini tengah jadi perdebatan.

Menurut Buya Yahya, mencintai Rasulullah SAW dan dzurriyahnya adalah kewajiban. Sebaiknya tidak boleh seorang pun meragukannya.

“Mencintai dzurriyah Nabi adalah kewajiban dan sebetulnya begitu mudah,” kata Buya Yahya.

Buya Yahya mengatakan, bila ada seseorang yang dipercaya kelompoknya punya garis keturunan orang terpandang, sebaiknya jangan mengusiknya.

“Ulama mengatakan, sekelompok orang itu kalau sudah mengatakan nasabnya kepada orang tuanya dipercaya, anda jangan suka mengotak-atik, siapapun,” ujar Buya Yahya.

“Apalagi ini kisah nasab masa lalu, ini akhlak, adabnya itu. Jadi kalau kita mencari celah oh mungkin begini, mungkin begitu, ini bahaya sekali,” sambungnya.

Lalu, Buya Yahya menyebut bila ada sekelompok orang mengaku memiliki nasab Rasulullah SAW, sebaiknya dipercaya agar tidak terjadi keributan.

“Bahkan dikatakan para Imah, kalau ada sekelompok orang dari keluarganya mengatakan bahwasanya dia punya nasab pada Rasulullah, cukup Anda percayai,” terang Buya Yahya.

“Ini secara umum, segala nasab kalau satu kelompok yang menisbatkan dia punya nasab kepada orang tertentu, anda tidak berhak untuk otak-atik,” imbuhnya.

Buya Yahya menegaskan, dzurriyah Nabi perlu dihormati. Namun, bila ada habib yang bermasalah, jangan disalahkan gelar dzurriyahnya.

“Ingat dzurriyah Nabi Muhammad SAW adalah mulia, kalau permasalahannya anda marah dengan sebagian dzurriyah nabi, tidak boleh anda jadi marah kepada semua keturunannya,” kata Buya Yahya.

Perihal perdebatan yang terjadi, Buya Yahya mengaku tak ingin ikut campur. Menentukan nasab sendiri sudah dilakukan sejak jaman dahulu melalui Kaifiyah.

“Adapun masalah urusan-urusan menentukan nasab, masalah DNA dan sebagainya. Itu bisa saja digunakan tapi di dalam keadaan tertentu. Ada pada zaman dulu namanya kaifiyah, mungkin zaman sekarang adalah DNA,” ungkap Buya Yahya.

Menurut Buya Yahya, tes DNA sudah pasti benar dan teruji asalkan dijalani dengan jujur.

“DNA itu memang ilmiah, tepat, benar. Tentunya dengan catatan yang menjalankan perannya jujur, tidak akan diubah,” ujarnya.

Meski benar adanya, para ulama biasanya melakukan uji DNA bila ada persengketaan saja.

“Contoh ada dua orang melahirkan, bayinya ditaruh di tempat bayi, eh rupanya susternya lupa dan ketuker. Akhirnya untuk ngetes pakai DNA, supaya ketahuan mana anaknya,” tutur Buya Yahya.

Oleh sebab itu, Buya Yahya mengatakan perdebatan soal nasab para habaib seperti nasab Habib Bahar bin Smith adalah hal yang tidak perlu.

“Makanya perdebatan yang panjang itu bagi kami adalah unik. Ngapain harus semacam itu? Dari 2 belah pihak sebaiknya diam agar masalah selesai,” saran Buya Yahya.

Buya Yahya berharap agar kedua belah pihak yang tengah mempermasalahkan nasab saat ini bisa berdamai.

“Jangan dilanjutkan seperti itu, ingat umat Nabi Muhammad, kita punya kewajiban besar yaitu menanamkan kecintaan kepada Rasulullah SAW,” pesannya.

“Tolong jangan menafikan dan juga jangan ngaku-ngaku (keturunan Rasulullah SAW), dua-duanya tidak boleh. Sudahlah jangan ribut, anda malu,” pungkas Buya Yahya. (adk)

Baca Juga

Komentar