Kisah Ustaz Ahmad Mudyaddad Harom, Penerjemah Khutbah Wukuf Arafah Asal Lombok - TIMES Indonesia
TIMESINDONESIA, MAKKAH – Di tengah terik matahari Arafah, jutaan umat Islam dari seluruh dunia berkumpul untuk melaksanakan wukuf, puncak ibadah haji. Di momen khusyuk ini, suara Ustaz Ahmad Mudyaddad Harom, seorang penerjemah khutbah asal Lombok, Indonesia, menggema di telinga para jemaah.
Tahun ini menjadi kali ketiga bagi Ustaz Ahmad menerjemahkan khutbah Arafah untuk bahasa Indonesia. Suaranya yang tenang dan fasih menyampaikan pesan-pesan universal Islam kepada para jemaah, baik yang berada di Arafah maupun yang mengikuti secara daring.
Ustaz Ahmad menjelaskan bahwa materi khutbah Arafah tahun ini berfokus pada nilai-nilai Islam universal, seperti membangun tauhid, memelihara maslahat dan manfaat, serta mencegah mudarat dalam kehidupan. Selain itu, khotbah juga menyampaikan pesan moderasi dan pentingnya menjaga nilai-nilai kebaikan dalam kehidupan.
Menerjemahkan Naskah 10 Halaman dalam 20 Menit
Ustaz Ahmad telah menerima naskah khutbah beberapa hari sebelum wukuf dan telah selesai menerjemahkannya. Ia menyebut naskah tersebut setebal 10 halaman A4 dan akan dibacakan dalam waktu sekitar 20 menit.
Meskipun tidak mengikuti wukuf di Arafah, Ustaz Ahmad tetap menjalankan tugasnya di Masjidil Haram. Ia menerjemahkan khutbah secara langsung dari Masjidil Haram dan tidak berhaji tahun ini.
Program penerjemah khutbah Arafah baru dimulai lima tahun lalu. Ustaz Ahmad berkesempatan menerjemahkan khutbah sebanyak tiga kali selama periode tersebut. Ia menyebut tujuan program ini adalah agar nilai-nilai penting dalam khotbah Arafah dapat tersampaikan ke seluruh dunia, baik bagi umat Islam maupun non-Muslim.
Ustaz Ahmad menempuh perjalanan panjang untuk mencapai mimbar terhormat di Masjidil Haram. Lulusan Pondok Pesantren Nurul Hakim, Kediri, Lombok Barat, ini menyelesaikan pendidikan S1 di Fakultas Syariah LIPIA Jakarta, S2 Ekonomi Islam di Universitas Ibnu Khaldun Bogor, dan S3 Pendidikan Islam di Universitas Ibnu Khaldun Bogor.
Di Makkah, Ustaz Ahmad mendirikan lembaga edukasi Hashanah Makkah dan Sekolah Muthowif Indonesia (SMI). Lembaga-lembaga ini melayani jemaah haji dan umrah yang ingin mempelajari sejarah dan budaya Islam di sekitar Masjidil Haram.
Ustaz Ahmad memiliki lima anak dan ia sengaja menyekolahkan mereka di Sekolah Indonesia di Makkah agar mereka memiliki dasar bahasa Indonesia yang kuat dan dapat menulis latin dari kiri ke kanan. Ia juga ingin agar anak-anaknya menghafal Pancasila terlebih dahulu sebelum menghafal Al-Qur'an.
Kisah Ustaz Ahmad Mudyaddad Harom adalah sebuah inspirasi tentang bagaimana dedikasi dan kerja keras dapat mengantarkan seseorang untuk mencapai mimpinya dan berkontribusi bagi umat Islam di seluruh dunia. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Advertisement
Komentar
Posting Komentar