Ngeri Boeing 737 MAX Turun Tajam, Korean Air Selidiki Penyebabnya
-
Maskapai Korean Air sedang menyelidiki insiden darurat pada akhir pekan ketika pesawat Boeing 737 MAX 8 yang dioperasikannya harus dialihkan karena masalah tekanan udara. Pesawat yang membawa 125 orang di dalamnya itu turun tajam puluhan ribu kaki saat mengudara di wilayah udara Pulau Jeju.
Seperti dilansir AFP, Selasa (25/6/2024), penerbangan tujuan Taiwan itu terpaksa kembali ke Bandara Incheon, Korea Selatan, sekitar 50 menit usai lepas landas pada Sabtu (23/6) sore waktu setempat, setelah melaporkan adanya gangguan dalam sistem tekanan udara.
Dilaporkan bahwa pesawat itu mengalami penurunan ketinggian secara drastis, yakni dari 30.000 kaki (9.144 meter) menjadi sekitar 9.000 kaki (2743 meter) hanya dalam 15 menit saja. Itu berarti pesawat sempat terjun bebas setinggi 21.000 kaki atau setara 6.400 meter.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Maskapai Korean Air menyebut sekitar 17 penumpang dari total 125 orang yang ada dalam penerbangan itu membutuhkan perawatan medis usai insiden tersebut. Namun belasan korban luka itu telah diperbolehkan pulang tanpa cedera serius.
Korean Air meminta maaf kepada semua pihak yang terdampak insiden darurat ini, dan menegaskan bahwa penyelidikan sedang dilakukan.
"Kami sepenuhnya bekerja sama dengan semua otoritas terkait untuk menyelidiki keadaan seputar insiden tersebut," demikian pernyataan maskapai Korean Air.
"Kami meminta maaf kepada semua yang terkena dampak insiden ini," imbuh pernyataan tersebut.
Simak berita selengkapnya di halaman selanjutnya.
Insiden pada Sabtu (23/6) waktu setempat itu terjadi ketika Boeing mengalami berbagai masalah produksi dan kontrol kualitas pada pesawat-pesawat komersial produksinya sejak awal tahun 2023.
Salah satunya pada Januari lalu, ketika sebuah pesawat Boeing 737 MAX yang dioperasikan Alaska Airlines terpaksa melakukan pendaratan darurat setelah salah satu panel badan pesawat meledak dan copot di tengah penerbangan.
Rentetan insiden membuat kepala eksekutif Boeing, Dave Calhoun, harus memberikan penjelasan di hadapan Senat Amerika Serikat (AS) pekan lalu.
"Budaya kami jauh dari sempurna, namun kami mengambil tindakan dan membuat kemajuan," ucap Calhoun pada saat itu.
(nvc/ita)
Komentar
Posting Komentar