Pilihan

Perang Baru Arab di Depan Mata: Hizbullah-Iran-Irak VS Israel - CNBC Indonesia

 

Perang Baru Arab di Depan Mata: Hizbullah-Iran-Irak VS Israel

Jakarta, CNBC Indonesia - Perang baru terancam pecah di Arab. Ini terkait eskalasi antara Israel dan Hizbullah di Lebonon.

Jika sebelumnya Iran diyakini akan ikut campur dalam perang itu. Kali ini kesiapan perang dilaporkan milisi Irak.

Mengutip The Arab News, milisi Irak, yang bersekutu dengan Iran menyatakan status siaga tinggi sebagai repsons meningkatnya ketegangan antara Hizbullah dan israel. Mereka menyatakan kesiapan bergabung ke Hizbullah dalam konflik apapun dan berjanji menargetkan kepentingan Amerika Serikat (AS), jika Washington memihak Israel.

"Jika Amerika terus mendukung Israel dan jika Israel memperluas operasinya dan menyerang Lebanon dan Hizbullah, maka Amerika akan mengerahkan seluruh pasukannya ke Lebanon dan Hizbullah," kata Sekretaris Jenderal milisi Asa'ib Ahl al-Haq, Qais Khazali, dalam pidatonya, dikutip Kamis (27/6/2024).

"Kepentingannya di kawasan ini, khususnya di Irak, terancam," tegasnya.

Ia mengatakan operasi bukanlah tidak mungkin, tak hanya di Lebanon tapi juga Yaman dan Irak, merujuk semua kelompok yang didukung Iran. Ia mengatakan semuanya bertujuan menekan Israel.

Hal sama juga dikatakan milisi Irak lain, Brigade Sayyid al-Shuhada, yang dipimpin oleh Abu Ala' al-Walai. Ia menegaskan bahwa Irak akan bergabung dalam perang apa pun yang terjadi antara Hizbullah dan Israel.

"Perang yang sedang berlangsung di Gaza dan Lebanon antara Hizbullah dan Israel adalah perang satu poros, dan Irak adalah bagian dari poros ini," tegas juru bicara Kazem al-Fartousi.

"Kami, faksi Irak, adalah bagian darinya," ujarnya lagi.

"Faksi-faksi Irak menargetkan Israel hampir setiap hari dengan berbagai cara. Kami mendukung Palestina dalam perangnya dan mendukung Hizbullah dalam perangnya," tambahnya.

Aed al-Hilali, anggota aliansi Pasukan Kerangka Koordinasi yang terkait dengan milisi yang didukung Iran, juga menyatakan demikian. Bahwa, dalam beberapa hari mendatang mungkin akan terjadi perkembangan dalam pijakan perang faksi-faksi ini.

"Faksi-faksi Irak dibentuk untuk melawan pendudukan Amerika dan agresi Israel. Oleh karena itu, reaksi dari beberapa dari mereka dalam beberapa hari terakhir akibat ancaman terhadap Hizbullah Lebanon adalah wajar," katanya kepada laman Al-Araby Al-Jadeed.

"Faksi-faksi Irak mampu menghadapi Amerika dengan menargetkan kepentingan dan kehadiran Amerika. Koordinasi berlanjut dengan kelompok perlawanan di Yaman, Lebanon, dan Bahrain, sehingga memungkinkan adanya kemungkinan untuk menyerang instalasi Israel di wilayah pendudukan," tambahnya lagi.

Sebelumnya, Iran diyakini akan bergabung dengan Hizbullah jika Israel berperang dengan kelompok itu. Ini dikatakan Kepala Staf Gabungan A, Jenderal Angkatan Udara AS Charles Q. Brown.

Brown mengutarakannya dalam perjalanan ke Bostwana dalam pertemuan para menteri Afrika, sebagaimana dimuat The Guardian awal pekan kemarin. Ditegaskannya bantuan Iran akan muncul terutama saat mereka menilai Hizbullah secara signifikan dirugikan dan terancam.

Mengutip para ahli merujuk laman The Times of Israel, Hizbullah telah secara signifikan memperluas persenjataan dan kemampuannya, termasuk memperoleh pesawat nirawak (drone) bunuh diri yang sulit dilawan oleh Israel. Kelompok itu juga memiliki kemampuan rudal anti-pesawat, dan beragam rudal ahli lainnya, yang berjumlah antara 120.000 dan 200.000.

Meskipun sebagian besar persediaan Hizbullah terdiri dari puluhan ribu rudal terarah- baik jarak pendek maupun jarak jauh- sejak tahun 2006, kelompok itu memperoleh ratusan rudal balistik berpemandu, dengan kemampuan untuk menembakkannya dari bunker yang diperkuat dan dari peluncur bergerak.

Pengalaman tempur Hizbullah juga menjadi hal lain karena sebagian besar berpengalaman karena konflik di Suriah.

Sebuah proyek penelitian selama tiga tahun yang dilakukan oleh Institut Kontra-Terorisme Universitas Reichman di Israel, yang diselesaikan Oktober 2023 menyimpulkan bahwa Hizbullah dapat menembakkan hingga 3.000 rudal sehari ke Israel. Jumlah itu bahkan dapat dipertahankan hingga tiga minggu.

Tujuan utamanya adalah untuk memaksa runtuhnya pertahanan udara Israel. Mengutip Pusat Studi Strategis dan Internasional, sebuah lembaga pemikir AS, menghancurkan kemampuan roket dan rudal Hizbullah akan memerlukan upaya sangat besar bagi Israel.

Israel Bom Lebanon, Lukai 5 Orang

Sementara itu, sebanyak lima orang luka-luka setelah serangan Israel pada Rabu waktu setempat menghantam sebuah gedung dua lantai di kota Nabatiyeh di Lebanon selatan. Kantor berita nasional Lebanon yang dikutip AFP melaporkan Israel melakukan sekitar 10 serangan di wilayah perbatasan.

Serangan Israel menghancurkan gedung di Nabatiyeh sekitar pukul 10:00 malam waktu lokal. Itu menyebabkan lima orang yang berada di sekitar bangunan itu terluka dan dibawa ke rumah sakit.

Serangan ini diyakini balasan pada enam serangan Hizbullah ke militer Israel di wilayah perbatasan. Sementara tidak ada komentar langsung dari militer Israel mengenai serangan tersebut.

Ketegangan terus meningkat sejak Israel menyerang Gaza dan menewaskan lebih dari 37.000 orang di kantong Palestina itu. Hizbullah sendiri melancarkan serangan untuk mendukung Hamas di Gaza.

Dilaporkan sekitar 481 orang telah tewas di Lebanon akibat bentrokan Israel-Hizbullah sejak 7 Oktober, termasuk 94 warga sipil. Sementara menurut Israel, sedikitnya 15 tentara dan 11 warga sipil tewas dalam bentrokan tersebut.

Saksikan video di bawah ini:

Siaga Perang Baru di Arab! Negara-negara Evakuasi, 3 Pihak Terlibat

Next Article Sibuk dengan Iran, Israel Kecolongan Rudal dan Drone Hizbullah 
(sef/sef)

Komentar

Baca Juga (Konten ini Otomatis tidak dikelola oleh kami)

Antarkabarid

Arenanews

Antaranews

Berbagi Informasi

Kopiminfo

Liputan Informasi 9

Media Informasi

Opsi Informasi

Opsitek