Awas Perang Baru Pecah di Arab, Jerman-Belanda Beri Warning
Jakarta, CNBC Indonesia - Ketegangan antara Israel dan milisi penguasa Lebanon, Hizbullah, membuat sejumlah negara khawatir. Beberapa negara telah memberikan peringatan serta merencanakan evakuasi bagi warganya di Lebanon karena takut akan terjadi perang.
Terbaru, Pemerintah Jerman mendesak warganya untuk meninggalkan Lebanon secepatnya. Hal ini karena kekhawatiran akan terjadi perang habis-habisan antara Hizbullah dengan Israel dengan Israel.
"Warga negara Jerman diminta segera meninggalkan Lebanon. Lalu lintas udara mungkin terhenti dalam situasi perang, dan jika demikian, penerbangan mungkin tidak dapat dilanjutkan," tulis peringatan kedutaan besar negara tersebut di Lebanon di situs webnya seperti dikutip Jerusalem Post, Kamis (27/6/2024).
Peringatan yang sama juga diberikan Pemerintah Belanda. Mereka meminta warganya segera meninggalkan Lebanon selagi masih ada penerbangan sipil yang melayani negara itu.
"Kementerian Luar Negeri mengulangi seruan mendesak untuk tidak melakukan perjalanan ke Lebanon. Apa kamu masih di sana? Tinggalkan negara itu selagi (masih) ada penerbangan komersial," tulis Kementerian Luar Negeri Belanda dalam akun X-nya.
Peringatan dua negara Eropa ini datang setelah sebelumnya Kanada dilaporkan tengah bersiap untuk mengevakuasi 45.000 warganya dari Lebanon. Hal ini dilaporkan Channel 12 Israel yang menyebut telah ada pembicaraan terkait evakuasi ini antara Menteri Luar Negeri Israel Katz dan timpalannya dari Kanada Mélanie Joly.
"Ottawa telah mengirim pasukan militer ke wilayah tersebut sebagai persiapan untuk evakuasi terbesar yang pernah kami lakukan," tulis media itu dikutip Times of Israel.
Selain Kanada, Kuwait juga tengah melakukan hal yang sama. Kantor berita resmi Kuwait, KUNA, melaporkan bahwa Kuwait Airways telah mengirimkan armadanya ke Lebanon pada Sabtu lalu untuk melakukan evakuasi.
"Ini adalah pesawat pertama yang mengevakuasi warga negara dari Lebanon, karena kekhawatiran akan eskalasi miliaran antara Hizbullah dan Israel meningkat," tulis KUNA dikutip Al Arabiya.
Sebelumnya diketahui Israel telah mengindikasikan konflik barunya dengan Hizbullah. Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan adanya pemindahan lebih banyak pasukan di sepanjang perbatasan dengan Lebanon.
Saat ini, menurutnya ancaman perang baru bisa terjadi dengan kelompok yang didukung Iran, Hizbullah. Mengingat semakin meningkatnya serangan di wilayah itu.
Hizbullah sendiri mulai menyerang Israel tak lama setelah perang Gaza meletus Oktober 2023. Kelompok pro-Iran itu mengatakan mereka akan berhenti sampai ada gencatan senjata di Gaza.
Di Juni ini, Hizbullah menargetkan kota-kota dan situs militer Israel dengan serangan roket dan drone terbesar sejauh ini. Ini dilakukan setelah rudal Israel menewaskan komandan paling senior kelompok itu.
Saksikan video di bawah ini:
Komentar
Posting Komentar