Boeing Setuju Ngaku Salah terkait Penyelidikan Kecelakaan Pesawat di Indonesia dan Ethiopia - inews

 

Boeing Setuju Ngaku Salah terkait Penyelidikan Kecelakaan Pesawat di Indonesia dan Ethiopia

WASHINGTON, iNews.id - Boeing setuju untuk mengakui kesalahan atas tuduhan konspirasi penipuan kriminal terkait penyelidikan kecelakaan dua pesawat seri 737 Max yang dilakukan Departemen Kehakiman Amerika Serikat (AS). Dua pesawat Boeing 737 Max jatuh di Indonesia (Lion Air) dan Ethiophia (Ethiopian Airlines) masing-masing pada 2018 dan 2019 yang menewaskan total 339 orang, membuka penyelidikan terkait kerusakan pada perangkat pesawat.

Seorang pejabat Departemen Kehakiman AS mengatakan, dengan mengakui bersalah, Boeing akan dicap sebagai perusahaan pelaku kejahatan. Perusahaan juga harus membayar denda pidana sebesar 243,6 juta dolar AS.

Pengakuan bersalah ini juga berpotensi mengancam kemampuan perusahaan untuk mendapatkan kontrak pemerintah AS, seperti Departemen Pertahanan dan badan antariksa NASA.

Boeing dijerat tuntutan pidana setelah Departemen Kehakiman pada Mei lalu mendapati perusahaan tersebut melakukan pelanggaran terkait penyelesaian kecelakaan fatal dua pesawat tersebut pada 2021.

Di sisi lain, dengan mengakui bersalah, Boeing bisa terhindar dari persidangan kontroversial yang bisa menarik perhatian lagi. Ada banyak keputusan perusahaan yang mengarah pada penyebab kecelakaan pesawat 737 Max sehingga akan mendapat pengawasan lebih ketat dari publik.

Departemen Kehakiman akan menunjuk pemantau pihak ketiga untuk mengawasi kepatuhan perusahaan. Pengawas harus secara terbuka menyerahkan laporan tahunan mengenai kemajuan Boeing ke pengadilan.

Departemen Kehakiman pada 30 Juni lalu menawarkan perjanjian pembelaan kepada Boeing. Boeing diberi waktu hingga akhir pekan kemarin untuk memutuskan apakah bersedia mengakui kesalahan atau tidak. Boeing dituduh berkonspirasi untuk menipu otoritas penerbangan sipil AS Badan Penerbangan Federal (FAA) sehubungan fitur perangkat lunak yang terkait dengan kecelakaan fatal dua pesawat 737 Max.

Sementara itu seorang pengacara beberapa keluarga korban kecelakaan mengkritik kesepakatan antara Departemen Kehakiman dan Boeing dengan menyebutnya sebagai permainan manis. Para keluarga korban sepakat akan menentang kesepakatan tersebut di pengadilan.

Baca Juga

Komentar

 Pusatin Informasi 


 Postingan Lainnya