Krisis Air Bersih Melanda 2.027 Keluarga di Cilacap Akibat Kemarau Berkepanjangan - Sinar Harapan

 

Krisis Air Bersih Melanda 2.027 Keluarga di Cilacap Akibat Kemarau Berkepanjangan - Sinar Harapan

SINAR HARAPAN - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, melaporkan bahwa sebanyak 2.027 keluarga atau 7.508 jiwa di wilayah tersebut terdampak oleh kemarau yang berkepanjangan, mengakibatkan krisis air bersih.

Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Cilacap, Bayu Prahara, menyampaikan bahwa kondisi ini semakin parah dengan mengeringnya sumur dan sumber air lainnya, serta terjadinya intrusi air laut yang menyebabkan air sumur tidak layak konsumsi.

"Dampak kemarau yang dialami warga berupa krisis air bersih, baik yang sumur atau sumber air lainnya mengering maupun air sumurnya masih ada tapi terintrusi air laut sehingga tidak layak konsumsi," kata Bayu Prahara di Cilacap, Sabtu 27 Juli 2024.

Baca Juga: Tiga korban meninggal saat kapal penumpang tenggelam di Anambas

Jumlah warga yang mengalami krisis air bersih di Cilacap terus bertambah meskipun wilayah yang terdampak kemarau masih terbatas pada 10 desa di 6 kecamatan, yaitu Desa Bojong dan Ujungmanik di Kecamatan Kawunganten, Desa Cimrutu, Rawaapu, dan Bulupayung di Kecamatan Patimuan, Gintungreja dan Karanggintung di Gandrungmangu, Rawajaya di Bantarsari, Karangkemiri di Jeruklegi, serta Panikel di Kampunglaut.

Pemerintah Kabupaten Cilacap berkomitmen untuk terus menyalurkan bantuan air bersih yang bersumber dari APBD Kabupaten Cilacap Tahun 2024.

"Pemerintah Kabupaten Cilacap melalui APBD Tahun 2024, mengalokasikan anggaran senilai Rp200 juta untuk penyaluran bantuan air bersih bagi masyarakat yang mengalami krisis air bersih," ujar Bayu yang didampingi Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Cilacap Budi Setyawan.

Baca Juga: Waspada! Wilayah ini Masih Berpotensi Diguyur Hujan Sedang-Lebat Sepekan ke Depan

Wilayah yang mengalami krisis air bersih pada musim kemarau tahun 2024 diperkirakan tidak sebanyak tahun 2023 yang mencapai 86 desa di 20 kecamatan.

Hal ini disebabkan oleh perluasan jaringan Perusahaan Umum Daerah Air Minum (Perumdam) Tirta Wijaya Cilacap dan bantuan sumur bor di sejumlah wilayah.

"Namun, kami tetap menyalurkan bantuan air bersih bagi warga yang membutuhkan, seperti hari Jumat (26/7) kemarin kami menyalurkan bantuan untuk warga Desa Cimrutu, Rawaapu, dan Bulupayung, masing-masing 1 tangki," tambah Bayu.

Baca Juga: Kimia Farma Ajukan Izin Edar Terapi 'Stem Cell' Dalam Waktu Dekat

Sementara itu, Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Cilacap, Budi Setyawan, melaporkan bahwa hingga hari Jumat (26/7), BPBD telah menyalurkan bantuan air bersih sebanyak 170.000 liter atau setara dengan 34 tangki untuk warga di 10 desa yang terdampak.

Ia juga mengimbau warga untuk berhemat dalam menggunakan air, karena wilayah Cilacap tengah memasuki puncak musim kemarau berdasarkan prakiraan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG).

Petugas BPBD mengirimkan bantuan air bersih untuk warga terdampak krisis air bersih di Desa Karangkemiri, Kecamatan Jeruklegi, Kabupaten Cilacap. Bantuan air bersih yang dikirimkan oleh badan itu, musim kemarau ini sudah mencapai 120 ribu liter. (foto: SMBanyumas/Dok BPBD Cilacap)

"Bagi pemerintah desa yang warganya mengalami krisis air bersih, silakan mengajukan surat permohonan bantuan kepada Pemkab Cilacap dan kami akan segera menyalurkan setelah ada permohonan bantuan," tegas Budi.***

Editor: Yuanita SH

Sumber: ANTARA

Baca Juga

Komentar