Malaysia Nobatkan Sultan Johor Jadi Raja Baru dengan Upacara Meriah dan Dentuman Meriam Kehormatan

 

Malaysia Nobatkan Sultan Johor Jadi Raja Baru dengan Upacara Meriah dan Dentuman Meriam Kehormatan

Penulis : Edwin Shri Bimo | Editor : Edy A. Putra

Kompas.tv - 20 Juli 2024, 18:35 WIB

malaysia-nobatkan-sultan-johor-jadi-raja-baru-dengan-upacara-meriah-dan-dentuman-meriam-kehormatan
Raja Malaysia ke-17, Sultan Ibrahim Iskandar (kiri) dan Ratu Raja Zarith Sofiah berjalan di dekat takhta selama penobatannya di Istana Negara di Kuala Lumpur, Malaysia, Sabtu, 20 Juli 2024. (Sumber: AP Photo)

KUALA LUMPUR, KOMPAS.TV - Upacara meriah dengan dentuman meriam menandai penobatan Raja Malaysia yang baru, Sultan Ibrahim Iskandar, Sabtu (20/7/2024).

Dalam upacara penobatan, Sultan Johor itu berjanji untuk memerintah dengan adil selama masa jabatan lima tahun dalam sistem monarki bergilir yang unik di Malaysia.

Sultan Ibrahim, yang berusia 65 tahun, dilantik pada 31 Januari. Penobatan resmi di Istana Negara pada hari ini mengukuhkan perannya sebagai Raja Malaysia ke-17 dalam sebuah upacara yang kaya dengan budaya Melayu dan kemegahan.

Sembilan penguasa negara bagian etnis Melayu bergilir menjadi Raja Malaysia untuk masa jabatan lima tahun dalam sistem monarki bergilir, yang dimulai saat Malaysia diberi kemerdekan oleh Inggris pada 1957.

Malaysia memiliki 13 negara bagian, namun hanya sembilan yang memiliki keluarga kerajaan, beberapa di antaranya memiliki akar dari kerajaan Melayu kuno yang merupakan negara merdeka hingga takluk lalu dijajah kerajaan Inggris.

Sultan Ibrahim dan Ratu Raja Zarith Sofiah, yang mengenakan pakaian upacara tradisional hitam dan emas serta penutup kepala, disambut dengan penghormatan militer sebelum menuju ke singgasana.

Para kepala keluarga kerajaan lainnya, Sultan Brunei Hassanal Bolkiah, dan Raja Bahrain Hamad Isa al Khalifa, duduk di panggung di samping singgasana.

Di awal acara, sebuah salinan Al-Quran diserahkan kepada sang sultan yang kemudian menciumnya. Raja menerima keris emas, simbol kekuasaan Raja Malaysia.

Perdana Menteri Anwar Ibrahim kemudian menyatakan kesetiaan pemerintahnya dan mengatakan institusi kerajaan adalah pilar kekuatan negara. Dia kemudian mengumumkan Sultan Ibrahim sebagai Raja baru Malaysia.

"Insyaallah, saya akan menjalankan tugas saya dengan setia dan jujur, dan memerintah dengan adil," kata Sultan Ibrahim dalam pidato penobatannya.

Dia juga meminta pemerintahan Anwar untuk meningkatkan upaya memperbaiki kesejahteraan rakyat dan memperkuat pembangunan bangsa.

Setelah Sultan mengambil sumpahnya, para tamu di aula meneriakkan "Daulat Tuanku" tiga kali.

Sultan Ibrahim dari negara bagian Johor yang berbatasan dengan Singapura adalah salah satu orang terkaya di Malaysia, dengan kerajaan bisnis yang meliputi telekomunikasi hingga real estate.

Dia dikenal dengan koleksi mobil mewah dan motor, dan merupakan satu-satunya penguasa negara bagian dengan pasukan pribadi kecil, sebuah konsesi yang diberikan kepada negara bagiannya saat bergabung dengan Malaysia modern.

Sultan Ibrahim vokal dalam urusan politik, dan sering berbicara tentang korupsi dan diskriminasi rasial.

Di Malaysia, Raja dikenal sebagai Yang Di-Pertuan Agong dan memainkan peran seremonial, dengan kekuasaan administratif dipegang oleh perdana menteri dan parlemen.

Raja adalah kepala nominal atau simbolis pemerintahan dan angkatan bersenjata serta dianggap sebagai pelindung Islam dan tradisi Melayu.

Semua undang-undang, pengangkatan kabinet, dan pembubaran parlemen untuk pemilihan umum memerlukan persetujuan formalnya.

Raja memiliki kekuasaan untuk mengumumkan keadaan darurat dan mengampuni penjahat.

Sumber : Associated Press

Baca Juga

Komentar

 Pusatin Informasi 


 Postingan Lainnya