Pilot Asing yang Disandera OPM Belum Dibebaskan setelah Lebih Setahun, TNI Jelaskan Kendalanya - Viva

 

Pilot Asing yang Disandera OPM Belum Dibebaskan setelah Lebih Setahun, TNI Jelaskan Kendalanya

Rabu, 3 Juli 2024 - 19:08 WIB

Jakarta - Kepala Pusat Penerangan TNI Mayjen TNI Nugraha Gumilar menegaskan bahwa TNI tidak pernah menyerah untuk berusaha membebaskan Philips Mehrtenspilot berkebangsaan Selandia Baru yang disandera oleh Organisasi Papua Merdeka (OPM) di Papua sejak Februari 2023.

Nugraha mengatakan bahwa pembebasan pilot Philips tidak dapat dalam waktu singkat karena ada berbagai macam faktor yang dipertimbangkan, termasuk salah satunya kondisi lapangan di Papua.

"Kami masih negosiasi," katanya saat ditemui di sela-sela kegiatannya di Markas Besar TNI, Cilangkap, Jakarta, Rabu, 3 Juli 2024.

Pilot Susi Air, Kapten Philips Max Mehrtens disandera KKB Papua.

Ketika merespons pertanyaan apakah TNI menyerah soal penculikan tersebut, dia menegaskan, "Enggaklah. Enggak ada kata menyerah untuk TNI".

Pembebasan Philips, kata dia, tidak dapat dipastikan waktunya karena berbagai macam pertimbangan. "Banyak pertimbangan. Ya, [soal] waktu tidak bisa menentukan. Kondisi di lapangan yang membuat kami banyak yang harus dipertimbangkan," katanya.

Kabar terakhir mengenai keberadaan Philips muncul dalam rekaman video dan siaran tertulis dari OPM kelompok Egianus Kogoya pada bulan April 2024.

Dalam tayangan itu, OPM memperlihatkan kondisi terbaru Philips yang diculik di landasan pacu Distrik Paro, Nduga, Papua Pegunungan, pada 27 Februari 2023.

VIVA Militer: Kelompok teroris Organisasi Papua Merdeka (OPM)

Philips saat itu dalam tugas menerbangkan pesawat komersial milik Susi Air.

Juru Bicara OPM Sebby Sambom dalam siaran resminya itu menyebutkan bahwa OPM bakal membebaskan Philips dalam proses negosiasi yang difasilitasi oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

Dikatakan pula bahwa Philips bakal dibebaskan jika pemerintah RI dan pemerintah Selandia Baru menuruti tuntutan OPM.

Pemerintah RI telah menempuh berbagai jalan untuk membebaskan Philips, sebagian besar menggunakan pendekatan humanis.

VIVA Militer: Anggota Organisasi Papua Merdeka (OPM)

Dalam pertemuan antara Wakil Presiden RI Ma’ruf Amin dan Perdana Menteri Selandia Baru Christopher Luxon di Selandia Baru pada 27 Februari 2024, keduanya sepakat pembebasan Philips harus menggunakan pendekatan yang persuasif.

Ma'ruf mengatakan bahwa pemerintah Indonesia memahami keprihatinan pemerintah Selandia Baru dengan masih berlanjutnya penyanderaan Kapten Philip Mehrtens oleh kelompok bersenjata di Papua.

"Saya ingin tegaskan kembali bahwa pemerintah Indonesia berkomitmen untuk mengupayakan pembebasan pilot tersebut secepatnya. Prioritas utama dalam upaya tersebut adalah keselamatan kapten Philip Mehrtens," kata Wapres RI selepas bertemu PM Selandia Baru.

Pendekatan persuasif yang dilakukan Indonesia, salah satunya melibatkan tokoh-tokoh dari gereja di wilayah Papua. (ant)

Pengosongan 278 bidang lahan untuk Universitas Islam Internasional Indonesia

Pengosongan 278 Bidang Lahan UIII Depok, Kemenag: Sudah 60 Persen

Pengosongan 278 bidang lahan Kampus Universitas Islam Internasional Indonesia (UIII) berlanjut pada Selasa 2 Juli 2024. Sekitar 60 persen dari lahan tersebut sudah kosong

img_title

VIVA.co.id

3 Juli 2024

Baca Juga

Komentar

 Pusatin Informasi 


 Postingan Lainnya