Monday
11Aug2025
Sosial Media
powered by Surfing Waves
0
Home Beras

Realisasi Impor Beras Baru 63 Persen, Serapan Dalam Negeri 800 Ribu Ton - IDX Channel

2 min read

 

Realisasi Impor Beras Baru 63 Persen, Serapan Dalam Negeri 800 Ribu Ton - Bagian all

Realisasi Impor Beras Baru 63 Persen, Serapan Dalam Negeri 800 Ribu Ton - IDX Channel | OPSIIN-1

Realisasi impor beras yang dilaksanakan Perum Bulog mencapai 2,2 juta ton per akhir Mei 2024. Angka ini baru 63 persen dari target impor beras sepanjang 2024.

Realisasi Impor Beras Baru 63 Persen, Serapan Dalam Negeri 800 Ribu Ton. (Foto MNC Media)

Realisasi Impor Beras Baru 63 Persen, Serapan Dalam Negeri 800 Ribu Ton. (Foto MNC Media)

IDXChannel - Realisasi impor beras yang dilaksanakan Perum Bulog mencapai 2,2 juta ton per akhir Mei 2024. Angka ini baru 63 persen dari target impor beras sepanjang tahun ini mencapai 3,6 juta.

Dirut Bulog: Kenaikan beras terjadi di seluruh dunia - ANTARA News Baca juga Dirut Bulog: Kenaikan beras terjadi di seluruh dunia - ANTARA News

“Kami terus menjaga komitmen untuk tetap menjadi pemimpin rantai pasok pangan yang tepercaya, sehingga bisa berkontribusi lebih bagi masyarakat Indonesia,” ujar Direktur Transformasi dan Hubungan Antar Lembaga Bulog Sonya Mamoriska di Jakarta, Jumat (12/7/2024). 

Menurutnya, impor beras dilakukan bertahap dengan melihat neraca perberasan nasional dan mengutamakan penyerapan beras dan gabah dalam negeri.

Adapun hingga akhir Juni 2024, BUMN pangan ini sudah menyerap 800 ribu ton beras dalam negeri dan optimistis bisa mencapai 1 juta ton, sesuai target yang telah ditetapkan. 

Bapanas Ajukan 4 Opsi Alternatif Penghapusan HET Beras - BeritasatuBaca juga Bapanas Ajukan 4 Opsi Alternatif Penghapusan HET Beras - Beritasatu

Di luar serapan beras di Tanah Air, BUMN pangan dan Badan Pangan Nasional (Bapanas) kini diterpa isu mark up beras impor impor 2,2 juta ton dengan nilai Rp2,7 triliun. 

Diduga ada biaya demurrage atau denda atas keterlambatan bongkar muat beras impor yang merugikan negara sebesar Rp294,5 miliar.

Atas dugaan tersebut, anggota Komisi IV DPR RI mendorong adanya pembentukan Panitia Khusus (Pansus). Bahkan, anggota Komisi IV DPR, Suhardi Duka mendorong agar pansus segera dibentuk.

“Pansus setuju kalau memang kuat dugaan mark up harga pembelian (beras),” kata Suhardi.

Dia menduga murahnya harga beras yang di impor ke Indonesia merupakan stok milik negara-negara produksi yang telah lama tersimpan di gudang.

“Beras impor itu murah karena stok negara-negara produksi yang ada di gudang mereka sehingga rasanya kurang enak karena beras stok enam bulan ke atas,” katanya.

(YNA)

Komentar
Additional JS