Pilihan

Rusia Bilang Biden Gagal Total, Media China: Debat Capres AS Kayak Reality Show - RM id

 

Rusia Bilang Biden Gagal Total, Media China: Debat Capres AS Kayak Reality Show

RM.id  Rakyat Merdeka - Debat Capres Amerika Serikat (AS) antara petahana Joe Biden (81) dan pendahulunya: Donald Trump (78) di Atalanta, Georgia, Kamis (27/6/2024) jadi sorotan media internasional.

Biden yang terlihat lemah, seperti sedang menghancurkan diri sendiri. Sedangkan Trump yang agresif berbohong, membuat acara Debat Capres 2024 seperti sebuah tontonan reality show.

Berikut ulasan sejumlah media internasional atas Debat Capres AS 2024, seperti dikutip BBC:

Media Rusia: Biden Gagal Total

Sebelum Debat Capres AS 2024, acara berita malam utama di TV Rusia pada Kamis (27/6/2024) petang berspekulasi, Biden tidak akan bisa bertahan dalam acara itu.

"1,5 jam siaran langsung adalah ujian kebugaran mental dan fisik. Biden sepertinya akan kewalahan,” kata Channel One.

Channel One dan Rossiya 1 yang merupakan stasiun TV Rusia melaporkan hasil jajak pendapat yang menunjukkan, sekitar 60 persen responden mengharapkan Biden mendapat stimulan agar dapat melewati acara debat.

Sementara komentator pro-Kremlin menyebut Biden kurang bersemangat dalam acara Debat Capres 2024.

Blog militer Rybar bahkan mengatakan, Biden gagal total. Lewat Telegram, Majalah Global Affairs juga berpendapat sama. Biden dinilai gagal membuktikan, bahwa dia berada dalam kondisi fisik yang tepat untuk memimpin negara. Penampilannya malam itu, dianggap menakuti para pendukungnya.

Jumat (28/6/2024), Rossiya 1 TV mengatakan, pemilih mengkhawatirkan kesehatan mental Biden. Media tersebut juga menyoroti serangan Trump terhadap cara Biden menangani perang Ukraina.

Media China: Kayak Reality Show

Media China sangat antusias menyoroti acara Debat Capres AS 2024. Momen Biden dan Trump tak berjabat tangan di awal debat, dan saling menyerang dengan sengit, menjadi fokus perhatian.

Media pemerintah China Global Times menggambarkan acara debat itu seperti reality show. Kartun satir Cina sering menggambarkan pertempuran sengit yang cukup harfiah, antara dua kandidat.

Namun, penonton China tampaknya menikmati aspek debat yang lebih unik, seperti obrolan di luar topik antara Biden dan Trump soal keterampilan golf.

Secara umum, media China terlihat ingin melukiskan sikap apatis dan frustrasi di antara pemilih AS bagi kedua kandidat, juga para audiens.

Baca juga : 23 Detik Bikin Gol, Nedim Bajrami Catat Sejarah Di Piala Eropa

Global Times yang menyoroti performa Biden dan Trump berdasarkan usia dan stamina mencatat, Trump sering membuat dirinya menjadi lebih buruk. Sementara Biden kerap membuat kesalahan verbal.

China sering menyoroti perpecahan yang berkembang dalam masyarakat AS, dan mengingatkan potensi perang saudara.

Pesan keseluruhannya, saat ini Trump dan Biden sedang menghadapi kesulitan.

"Setelah Debat Capres AS, media sosial diramaikan oleh curhatan kekhawatiran tentang masa depan Amerika," kata kantor berita Xinhua.

Media India: Biden Membeku

Outlet media India terkemuka menyoroti buruknya performa Biden dan Trump yang bagai agresor, dalam acara Debat Capres AS 2024.

Situs resmi surat kabar Hindustan Times menggambarkan Debat Capres AS 2024 sebagai pertaruhan tingkat tinggi yang akan mengubah arus untuk sisa kampanye.

Biden disebut terlihat kewalahan, bahkan membeku beberapa kali. Sedangkan Trump yang merupakan Presiden ke-45 AS, tampil menyerang dan mengkapitalisasi kesalahan langkah Biden. Misalnya, dalam topik soal imigrasi.

Beberapa media menanggapi klaim Trump, yang menyebut Biden “dibayar China”. "Kandidat Manchuria, Dibayar Oleh China: Tuduhan Besar Trump Terhadap Biden," demikian judul berita utama di situs NDTV.

Situs Firstpost melaporkan, perubahan iklim adalah topik yang menjadi perdebatan antara India dan China.

Hasil pemilu AS diprediksi tidak banyak mengubah hubungan India-AS karena Perdana Menteri (PM) Narendra Modi – yang baru saja memulai masa jabatan ketiga, memiliki hubungan baik dengan Biden dan Trump.

Media Israel: Biden Lemah

Media Israel setuju, Biden terlihat lemah. Mereka berteori, bagaimana kemenangan Trump dapat mempengaruhi perang Gaza.

Selama debat, Trump mengatakan, jika menjabat Presiden AS saat ini, serangan 7 Oktober yang dipimpin Hamas terhadap Israel tidak akan terjadi.

Baca juga : Tersangka WN China Dibawa Ke Bareskrim

Media pun menyoroti kredensial pro-Israel Trump saat dia menuduh Biden lemah: "Dia menjadi seperti orang Palestina. Tapi mereka tidak menyukainya. Karena dia orang Palestina yang sangat buruk. Dia orang yang sangat lemah," beber Trump.

Barak Ravid, koresponden diplomatik untuk situs berita Walla mengatakan, Biden "tidak fokus" pada konflik tersebut. Dia gagal menjelaskan, sejauh mana dukungannya untuk Israel. Ini membuka celah bagi Trump untuk menyerangnya, dan menampilkannya sebagai seseorang yang mencoba mencegah Israel menghilangkan Hamas," urai Ravid.

Sementaraa Analis Pertahanan veteran Ynet, Ron Ben-Yishai menilai Trump, sebagai kandidat yang berpeluang besar memenangkan Pilpres AS.

"Semua aktor dan elemen, dari Rusia dan Ukraina hingga Israel dan Arab Saudi, dan juga Iran, akan berperilaku sesuai asumsi Trump menang," papar Ben-Yishai.

Menurutnya, elemen-elemen tertentu di Israel sudah menggosok tangan mereka dengan suka cita pada prospek kepresidenan Trump kedua.

Media Amerika Latin: Biden Bingung

Tak hanya menyebut Biden terlihat ragu dan bingung, media Amerika Latin juga menilai Debat Capres AS berlangsung penuh ketegangan.

Dendam kedua kandidat atas isu-isu imigrasi, ekonomi, aborsi, dan politik global ramai disorot.

Banyak pakar media Amerika Latin melihat Trump berhasil memicu keraguan tentang usia Biden. Dia sukses memukulnya dengan penuh semangat, pada isu-isu sensitif terhadap pemilih AS seperti inflasi dan imigrasi.

"Trump menyudutkan Biden dalam debat yang tegang," tulis harian terkemuka Brasil Folha de Sao Paulo. Kinerja Biden yang ragu-ragu dan bingung, dinilai mampu mengubah skenario pemilihan secara radikal.

Lewat platform X, jurnalis Meksiko terkemuka Leon Krauze menarik kesimpulan yang sama. Dia mengatakan, Biden tersandung, kehilangan daya, dan tidak mampu menunjukkan kebohongan saingannya.

Sementara La Nacion Argentina berpendapat, Biden tidak bisa menghilangkan keraguan publik tentang usia dan kesehatannya. Biden bahkan menyalakan alarm di partainya.

"Debat menunjukkan Trump kuat dan Biden lemah," tulis harian Brazil O Estado de S. Paulo.

"Biden menghancurkan dirinya sendiri di depan publik Amerika dan dunia. Dia berdebat dengan sangat buruk," kata analis Brasil Demetrio Magnoli via situs web berita G1 yang populer.

Media Meksiko: AS Jadi Sarang Tikus

Baca juga : Bahlil: Makin Hari Makin Meyakinkan, Gibran Wapres Idaman Anak Muda

Di Meksiko, media cenderung mewaspadai seruan politisi AS untuk tindakan drastis membendung aliran migran dan obat-obatan terlarang. Itu sebabnya, perhatian difokuskan pada kecaman Trump terhadap l kegagalan Biden mengamankan perbatasan.

Harian Meksiko sayap kiri La Jornada menyoroti perdebatan benturan atas migrasi dan ekonomi.

"Selama debat presiden pertama, mantan Presiden Donald Trump mengkritik kebijakan imigrasi Pemerintah Joe Biden. Trump mengatakan, kaum migran harus dikeluarkan dari AS karena dugaan kejahatan warga setempat," sebut harian Meksiko Reforma.

Dalam liputannya, majalah berita Meksiko Proceso fokus pada penegasan Trump, yang menyebut AS telah menjadi "sarang tikus". Karena kebijakan imigrasi Biden dinilai telah "membuka pintu bagi penjahat, pembunuh, dan pemerkosa".

Media Turki: Era Trump Makin Dekat

Media Turki dan pengguna media sosial di negara tersebut mengkritik kinerja buruk Biden dalam debat perdana Capres AS. Hingga membikin internal Demokrat kebat-kebit.

"Biden mengalami kesulitan memahami pertanyaan dan ragu-ragu saat menjawab," kata surat kabar Hurriyet, yang menggambarkan acara debat tersebut sebagai bencana bagi Biden.

Melalui platform X, Akademisi Hilmi Bolatoglu mengatakan, buruknya kinerja Biden memperkuat indikasi bahwa era Trump baru semakin dekat.

Kualitas umum debat juga dipersoalkan. "Ada banyak kesalahan dalam debat 90 menit. Kalimat penghinaan dan ejekan terus mengalir. Biden mengalami beberapa kali cegukan, sementara Trump memberikan banyak informasi yang salah," kata surat kabar Milliyet dalam sebuah laporan.

"Melihat daftar kebohongan dan distorsi kedua pemimpin, orang bertanya-tanya, siapa pemenang pilpres yang akan mendatangkan malapetaka di dunia,” kata jurnalis veteran Murat Yetkin via kanal YouTube pribadi.

Banyak pakar di Turki telah lama bersikap dingin terhadap kepresidenan Biden. Sikapnya terhadap perang Israel-Gaza dicap munafik. Tak cuma itu, Biden juga dianggap menyuarakan keraguan dalam membela tatanan internasional liberal.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Komentar

Baca Juga (Konten ini Otomatis tidak dikelola oleh kami)

Antarkabarid

Arenanews

Antaranews

Berbagi Informasi

Kopiminfo

Liputan Informasi 9

Media Informasi

Opsi Informasi

Opsitek