Siapa 5 Cendekiawan Indonesia yang Nekad Temui Presiden Israel Saat JK Urus Perdamaian di Palestina? - Halaman all - Tribun-timur
Siapa 5 Cendekiawan Indonesia yang Nekad Temui Presiden Israel Saat JK Urus Perdamaian di Palestina? - Halaman all - Tribun-timur
TRIBUN-TIMUR.COM - Lima cendekiawan mendapat kecaman setelah diam-diam menemui Presiden Israel Isaac Herzog.
Kelimanya sempat mengabadikan momen pertemuan mereka.
Mereka berfoto bersama Presiden Israel Isaac Herzog.
Terlihat Presiden Israel duduk di sebuah kursi sedangkan para pemuda Nahdliyin berdiri di belakang dan di sampingnya.
Sebagian dari mereka juga menunjukkan ekspresi senyum semringah.
Baca juga: Lima Kader NU Tersenyum Foto Bareng Presiden Israel
Foto pertemuan kelimanya kemudian viral di media sosial.
Padahal Jusuf Kalla sementara mengurus perdamaian di Palestina.
Siapa saja kelima cendekiawan temui Presiden Israel Isaac Herzog:
1. Zainul Maarif
Zainul Maarif merupakan dosen tetap di Universitas Nahdlatul Ulama Indonesia.
Ia mengajar program studi Sejarah Peradaban Islam.
Selain sebagai dosen tetap, Zainul Maarif, juga memegang jabatan Lektor.
Zainal pernah menempuh pendidikan S-2 Ilmu Filsafat di Universitas Indonesia.
Sementara pendidikan S3 di Sekolah Tinggi Filsafat Driyarkara.
Ia kemudian menyandang gelar doktor 2022.
2. Munawar Aziz
Munawar Aziz kini menjabat sebagai Sekretaris Nahdlatul Ulama United Kingdom.
Ia juga merupakan kolumnis dan peneliti yang meriset kajian tentang Tionghoa Nusantara dan Antisemitisme di Asia Tenggara.
Munawir Aziz juga tecatat sebagai Staf khusus Pj Bupati Kudus bidang Strategi dan Komunikasi.
3. Nurul Bahrul Ulum
Nurul Bahrul Ulum merupakan alumni Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Cirebon.
Ia bekerja sebagai Communication Officer di Australia – Indonesia Muslim Exchange Program (AIMEP) dan Australia – Asean Muslim Exchange Program (AAMEP) sejak 2022.
Ia juga diketahui telah menikah dengan Marzuki Wahid.
Ia kini telah merintis salah satu pondok pesantren bersama suaminya.
Nurul Bahrul Ulum sempat mendapatkan beasiswa Non Degree pelatihan pengembangan wawasan internasional moderasi beragama di Jerman.
4. Syukron Makmun
Syukron Makmun merupakan kader NU dari Banten.
Ia juga aktif di pengurus Majelis Ulama Indonesia (MUI).
5. Izza Annafisah Dania
Izza pernah menduduki posisi penting di Fatayat NU yakni menjabat sebagai Wakoor Bidang Kesehatan.
Izza Annafisah merupakan perempuan yang pernah belajar di MAK NURJA. Ia juga alumni UIN Maulana Malik Ibrahim Malang serta Universitas Islam Internasional (UII) Indonesia.
Reaksi PBNU
PBNU menyesalkan kunjungan mereka ke Israel mengatasnamakan pemuda NU dan bertemu Isaac Herzog.
"Kelima orang tersebut tidak mendapat mandat PBNU, dan juga tidak pernah meminta izin ke PBNU," kata Sekretaris Jenderal NU Saifullah Yusuf.
Saifullah Yusuf menyebut jika pertemuan lima pemuda NU dengan Herzog melukai perasaan bangsa Palestina dan Indonesia.
“Kunjungan itu juga melukai perasaan kita semua,” kata Syaifullah Yusuf.
Menurut Gus Ipul, sapaannya, kepergian lima orang ini ke Israel adalah tindakan yang sangat tidak bijaksana di tengah situasi yang memanas antara Israel dan Palestina.
Padahal, kata Gus Ipul, NU sebagai organisasi berada di barisan depan mengutuk serangan terus menerus yang dilakukan Israel.
Jika ditemukan unsur pelanggaran organisasi, bukan tidak mungkin kelima orang ini akan diberhentikan dari statusnya sebagai pengurus lembaga atau banom.
Pertemuan kelima aktivis NU dengan Herzig berbanding terbalik dengan sikap pemerintah Indonesia yang masih sibuk mengecam serangan kekerasan dan pelanggaran kejahatan perang yang dilakukan Israel terhadap Gaza, Palestina.
Tak terhitung sudah seruan, kecaman dan desakan agar Israel menghentikan agresi yang sudah mendekati tindakan genosida tersebut.
Terbaru, Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) mengeluarkan pernyataan resmi melalui akun X resminya, Minggu (14/7/2024) yang menyebut serangan Israel di kamp pengungsian Al Mawasi sebagai tindakan biadab.
Tindakan tak beradab itu ditentang keras, dikutuk, karena membunuh orang tak berdaya dengan perlindungan tenda seadanya menggunakan peralatan tempur canggih luar biasa.
"Indonesia mengutuk keras kebiadaban dan pembantaian Israel berulang dan kini kembali terjadi di Al Mawasi, Khan Younis, Gaza Selatan," tulis Kemenlu.
Pemerintah Indonesia menilai, serangan Israel yang membunuh para pengungsi sebagai polah pelanggaran hukum internasional yang terus berulang, tetapi dibiarkan saja oleh dunia global.
Oleh sebab itu Indonesia meminta agar komunitas internasional bisa mengambil langkah nyata agar negara yang dipimpin Isaac Herzog itu bisa bertanggung jawab.
Juru Bicara Kemenlu Roy Soemirat pun menegaskan, pertemuan lima aktivis NU tak terkait dengan sikap resmi pemerintah RI.
"Kemlu tidak dalam posisi untuk memberikan komentar terkait kunjungan tersebut, yang memang tidak terkait dalam bentuk apapun dengan posisi resmi Pemerintah RI," ujarnya.
Aktivitas ormas tertentu dinilai sebagai sikap pribadi yang tak mewakili Indonesia yang hingga saat ini terus memperjuangkan kemerdekaan Palestina.
Kritik atas pertemuan itu juga disampaikan Ketua Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah yang juga Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia, Anwar Abbas.
Ia menyebutkan, orang bermesraan dengan Israel yang sedang melakukan genosida di Palestina adalah orang yang kehilangan hati nurani.
"Jika ada dari anak-anak bangsa ini yang bermesraan dengan Israel padahal negara zionis tersebut kita tahu telah berbuat zalim dan aniaya terhadap rakyat Palestina, maka hal demikian merupakan pertanda mereka sudah tidak punya hati nurani dan tidak punya rasa keadilan serta perikemanusiaan," ujar Anwar.
Menurut Anwar, Indonesia dengan tegas menentang agresi militer Israel ke Palestina yang dinilai sebagai bentuk penjajahan.
Dalam konstitusi Pembukaan Undang-Undang Dasar (UUD) 1945, para pendiri bangsa telah menetapkan bangsa Indonesia menentang seluruh penjajahan di atas dunia karena tidak sesuai dengan nilai kemanusiaan dan keadilan.
Palestina saat ini tidak hanya dijajah, tetapi juga menerima tindakan genosida dengan membunuh lebih dari 36.000 orang sejak Oktober 2023.
"Keadaan semakin mengenaskan lagi karena kebanyakan dari mereka yang telah tewas dan terluka tersebut adalah kaum perempuan dan anak-anak," tutur Anwar.
Komentar
Posting Komentar