Rabu
13Aug2025
Sosial Media
powered by Surfing Waves
0
Home Banten

Sungai di Serang Banten Dipenuhi Sampah Plastik, Air Tak Lagi Mengalir - Kompas

3 min read

 

Sungai di Serang Banten Dipenuhi Sampah Plastik, Air Tak Lagi Mengalir

Sungai di Serang Banten Dipenuhi Sampah Plastik, Air Tak Lagi Mengalir - Kompas | OPSIIN-1

KOMPAS.com - Aliran sungai sepanjang 500 meter di Desa Lontar, Kecamatan Tirtayasa, Kabupaten SerangBanten, dipenuhi sampah plastik sehingga menghambat aliran air.

Berdasarkan pantauan langsung pada Senin (15/7/2024), tumpukan sampah yang didominasi oleh plastik rumah tangga tampak menutupi hampir seluruh permukaan sungai.

Air sungai tampak hitam pekat dan mengeluarkan aroma tidak sedap yang sangat mengganggu.

Tinggi tumpukan sampah hampir sejajar dengan jalan di sampingnya, dan lokasi sungai ini berada persis di pemukiman warga.

Baca juga: Pemkab Bantul Segera Tutup Pengolahan Sampah Ilegal

Kondisi ini membuat sungai tidak lagi bisa dimanfaatkan oleh warga untuk mandi atau mencuci.

Ganjar soal 70 Spanduk Sambut Kedatangan Mahfud di Banten Hilang: Kita Akan Laporkan - CNN Indonesia Baca juga Ganjar soal 70 Spanduk Sambut Kedatangan Mahfud di Banten Hilang: Kita Akan Laporkan - CNN Indonesia

Juminah, salah satu warga setempat, mengungkapkan, tumpukan sampah tersebut telah menjadi masalah bertahun-tahun.

"Warga mau buang sampah ke mana lagi enggak ada tempatnya. Jadinya dibuang ke sungai. Ada tempat sampah, sepuluh hari juga sudah penuh," kata Juminah, Senin, seperti dilansir Antara.

Dia menjelaskan, pengelolaan sampah di kampung tersebut sangat buruk. Meski ada tempat sampah, pengangkutan oleh truk sampah tidak pernah dilakukan.

Sebelumnya, ada informasi akan ada pengangkutan sampah dan warga harus membayar retribusi, tetapi hingga kini hal tersebut tidak terealisasi.

Akibatnya, warga terpaksa membuang sampah ke sungai, yang mengakibatkan penyempitan dan pendangkalan sungai.

TKI asal Lebak Banten Meninggal di Malaysia, Keluarga Bayar Pemulangan Jenazah Rp23 Juta - inewsBaca juga TKI asal Lebak Banten Meninggal di Malaysia, Keluarga Bayar Pemulangan Jenazah Rp23 Juta - inews

"Dulu ini sungainya lebar, dalam juga sering digunakan untuk mandi oleh warga sekitar," tambah Juminah.

Bau sampah yang amat menyengat dan menjadi sarang nyamuk merupakan keluhan utama warga.

"Dulu emang ada nyamuk, tapi enggak separah sekarang. Kalau habis maghrib nyamuk banyak banget," jelasnya.

Baca juga: Aiptu Wiyono, Buat Alat Pengolahan Sampah hingga Dipesan Petani Sawit Asal Aceh

Aliran sungai yang kini sudah tidak layak digunakan membuat warga berharap ada perhatian dari pemerintah untuk melakukan pengerukan dan menyediakan angkutan sampah.

"Sekarang mah dinikmatin saja bau juga. Tapi penginnya mah dikeruk supaya ngalir lagi airnya, terus ada pengangkut sampah yang ke sini enggak apa-apa kita bayar," harap Juminah.

Samsiah, warga lainnya, juga mengeluhkan bau sampah yang mengganggu hingga menyumbat aliran sungai.

"Bukan bau lagi, bau banget, sudah bertahun-tahun dijadikan tempat pembuangan sampah oleh warga di sekitar lokasi. Sehingga, semakin lama semakin menumpuk," katanya.

Warga Desa Lontar berharap pemerintah segera mengambil tindakan untuk membersihkan sungai dan menyediakan solusi pengelolaan sampah yang lebih baik agar sungai kembali bersih dan bebas dari sampah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.
Komentar
Additional JS