Tradisi Perayaan Hari Asyura 10 Muharam di Indonesia - detik - Opsiin

Post Top Ad

Responsive Ads Here

Tradisi Perayaan Hari Asyura 10 Muharam di Indonesia - detik

Share This

 

Tradisi Perayaan Hari Asyura 10 Muharam di Indonesia

Jakarta 

-

Perayaan Hari Asyura diperingati setiap tanggal 10 Muharam. Di Indonesia, ada berbagai macam tradisi perayaan Hari Asyura yang kerap dilakukan oleh kalangan masyarakat dari berbagai daerah.

Berikut ini beberapa tradisi perayaan Hari Asyura di Indonesia dari beberapa daerah dalam rangka memperingati tanggal 10 Muharam, yang dihimpun dari catatan redaksi detikcom:

Bubur Asyura

Bubur Asyura merupakan salah satu makanan khas yang biasa disajikan pada peringatan 10 Muharam. Seperti namanya, nama Bubur Asyura berasal dari nama Hari Asyura. Tradisi Bubur Asyura ini terkenal di kalangan masyarakat Jawa.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tradisi upacara, membuat/memasak, hingga memakan Bubur Asyura secara bersama-sama ini dilakukan oleh masyarakat umat Islam sejak perayaan menyambut Tahun Baru Islam tanggal 1 Muharam hingga Hari Asyura tanggal 10 Muharam.

Biasanya, masyarakat bergotong royong menyiapkan bubur merah dan bubur putih. Dua bubur ini disajikan secara terpisah lalu dibawa ke masjid. Nantinya Bubur Asyura akan disantap bersama-sama. Makna dari acara ini untuk mempererat tali silaturahmi.

Asal Usul Bubur Asyura dan Makna Bubur Asyura di 10 MuharramBubur Asyura (Foto: Dian Utoro Aji/detikcom)

Lebaran Anak Yatim

Lebaran Anak Yatim atau disebut juga Idul Yatama merupakan salah satu perayaan dalam rangka memperingati 10 Muharam yang bertepatan pada Hari Asyura. Tradisi ini berawal dari kebiasaan masyarakat sejak dulu yang kerap menyantuni anak yatim.

Tradisi Lebaran Anak Yatim di sejumlah daerah juga biasa diisi dengan berbagai macam kegiatan. Kini berbagai kegiatan perayaan sudah banyak dikoordinasi kepada pengurus yayasan, masjid ataupun majelis taklim, begitu pula lembaga-lembaga lainnya.

Tabuik atau Tabot

Tabuik atau Tabot merupakan tradisi menyambut Tahun Baru Islam 1 Muharam dan Hari Asyura 10 Muharam. Upacara ini berasal dari Bengkulu dan meluas dari Bengkulu ke Painan, Padang, Pariaman, Maninjau, Pidie, Banda Aceh, Meuleboh dan Singkil.

Seperti halnya upacara lainnya, Tabuik mewakili cerminan sikap dan pola hidup masyarakat. Nilai-nilai yang terkandung di dalam setiap rentetan alur pelaksanaan maupun simbol upacara tersebut menjadi hal yang penting bagi masyarakat setempat.

Secara harfiah, Tabuik artinya peti atau keranda yang dihiasi bunga-bungaan dan dekorasi lain yang berwarna-warni dan kelengkapan lain yang menggambarkan Buraq (seekor kuda bersayap berkepala manusia). Secara simbolik, Tabuik menggambarkan kebesaran Allah SWT.

(wia/imk)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Post Bottom Ad

Responsive Ads Here

Pages