Yordania Diduga Bantu Israel: Mau Sabotase Rujuk Hamas-Fatah di China, Kirim Tentara ke Tepi Barat - Halaman all - TribunNews
Yordania Diduga Bantu Israel: Mau Sabotase Rujuk Hamas-Fatah di China, Kirim Tentara ke Tepi Barat - Halaman all - TribunNews
Yordania Dicurigai Ikut Bantu Israel: Mau Sabotase Rujuk Hamas-Fatah di China, Kirim Tentara ke Tepi Barat
TRIBUNNEWS.COM - Yordania dicurigai berada di balik upaya sabotase terhadap perundingan antar-faksi Palestina yang diselenggarakan Tiongkok.
Petugas keamanan Yordania bahkan disinyalir juga ikut membantu intelijen Israel meredam perlawanan di Tepi Barat.
Baca juga: Benarkah Yordania Lindungi Israel? Dilema Kerajaan Hashemite, Nikmati Bantuan AS, Target Empuk Iran
Laporan itu dilansir surat kabar Lebanon Al-Akhbar yang mengulas tingkat kolaborasi yang mendalam antara Yordania dan Israel sejak 7 Oktober.
Kolaborasi Amman-Tel Aviv ini mencakup upaya menyabotase perundingan intra-Palestina yang diselenggarakan oleh Tiongkok, interogasi bersama terhadap tahanan Palestina di Tepi Barat yang diduduki, dan konfirmasi lebih lanjut mengenai jembatan darat yang membentang dari perbatasan Yordania-Saudi ke wilayah Palestina yang diduduki.
Baca juga: Israel Segera Serbu Rafah, China Tampung Hamas-Fatah Bicara Rujuk: Milisi-Milisi Pelestina Bersatu
“Presiden Palestina Mahmoud Abbas menanggapi permintaan resmi Yordania agar dia dan gerakan Fatah tidak berpartisipasi dalam dialog Palestina [yang seharusnya diadakan] di Tiongkok pada akhir Juni,” kata seorang sumber yang dekat dengan kepresidenan Palestina kepada Al- Akhbar pada Selasa, 9 Juli 2024.
Menurut sumber tersebut, permintaan Yordania itu dibuat bulan lalu.
Amman memperingatkan Otoritas Palestina (PA) kalau ikut serta dalam pertemuan di Tiongkok berarti akan melegitimasi Hamas, memperkuat peran Tiongkok dalam konflik sekaligus menghambat peran Otoritas Palestina, dan menampilkan citra Ramallah “bekerja sama” dengan gerakan perlawanan Hamas.
Tiongkok, Hamas, dan Partai Fatah dari Otoritas Palestina mengonfirmasi pada tanggal 26 April kalau perundingan intra-Palestina akan diadakan di ibu kota Tiongkok.
Baca juga: Ksatria Malam Brigade Martir Al Aqsa Libas IDF di Nablus, Batalyon Hamas-Fatah-PIJ Gabung di Tulkarm
Tidak lama kemudian, perwakilan dari masing-masing faksi Palestina bertemu di Beijing untuk berdialog.
Pertemuan kedua dijadwalkan bulan lalu.
Pada tanggal 24 Juni, Hamas mengatakan dalam sebuah pernyataan kalau pertemuan pertama dimaksudkan untuk mempersiapkan putaran perundingan yang akan datang di Beijing tetapi Abbas memberi tahu Tiongkok tentang “penolakannya untuk berpartisipasi dalam pertemuan yang diperluas, tanpa memberikan alasan logis dan tanpa dialog nasional.
Sumber informasi mengatakan kepada Al Mayadeen pada tanggal 5 Juli kalau duta besar Tiongkok di Qatar memberi tahu Hamas kalau presiden Otoritas Palestina akhirnya menerima untuk melanjutkan perundingan dengan Beijing.
Baca juga: Benarkah Yordania Lindungi Israel? Dilema Kerajaan Hashemite, Nikmati Bantuan AS, Target Empuk Iran
Kerahkan Tentara ke Tepi Barat
Laporan Al-Akhbar juga mengungkapkan kalau sejak Operasi Banjir Al-Aqsa dan dimulainya perang Gaza pada tanggal 7 Oktober, pasukan keamanan Yordania telah dikerahkan di Tepi Barat yang diduduki dan membantu rekan-rekan mereka di Israel dan Otoritas Palestina dalam menekan perlawanan Palestina dan menginterogasi tahanan.
Laporan tersebut mengutip kesaksian para tahanan Palestina yang dibebaskan dari penjara Israel.
Menurut kesaksian, para tahanan diinterogasi langsung oleh petugas Yordania.
Dikatakan juga bahwa Tel Aviv menawarkan kesepakatan kepada tahanan seperti pengampunan sebagai imbalan atas kerja sama dengan Yordania atau sebagai imbalan untuk “membantu mencegah peningkatan aktivitas perlawanan di Tepi Barat.”
Badan keamanan Yordania juga terus bekerja sama dengan intelijen Israel dan pasukan AS di perbatasan Irak-Suriah untuk mencegah penyelundupan senjata ke kelompok perlawanan Palestina di Tepi Barat.
Yordania adalah salah satu rute utama penyelundupan senjata ke Tepi Barat.
Jembatan Darat ke Israel
Laporan tersebut juga semakin menegaskan kecurigaan mengenai keberadaan jembatan darat yang menjadi jalur pengiriman barang ke Israel melalui Yordania.
Jembatan darat ini bertujuan untuk menghindari dampak blokade maritim yang diberlakukan terhadap pelayaran Israel oleh tentara Yaman dan gerakan perlawanan Ansarallah Houthi.
“Kemarahan rakyat mulai menyebar di Yordania setelah informasi terungkap tentang rezim [Yordania] yang menghindari embargo maritim yang diberlakukan oleh gerakan Ansarallah di Yaman terhadap pendudukan Israel,” Al-Akhbar mengutip sumber informasi di Amman.
Berita tentang jembatan darat pertama kali diberitakan di media Ibrani dan barat pada awal Februari.
Jurnalis lepas Yordania-Palestina, Hiba Abu Taha dijatuhi hukuman satu tahun penjara oleh otoritas Yordania pada pertengahan Mei, kurang dari sebulan setelah merilis laporan investigasi ekstensif yang mengungkap perusahaan-perusahaan Yordania yang mengangkut ekspor ke Israel melalui jembatan darat.
Pihak pemerintah Yordania juga sudah membantah terkait tudingan adanya jembatan darat ke Israel ini.
Baca juga: Semua Pelabuhan Israel Remuk, Yordania: Tak Ada Jembatan Darat dari Negara Kami ke Tel Aviv
(oln/tc/*)
Komentar
Posting Komentar