Gempa megathrust dalam sejarah - ANTARA News

 

Gempa megathrust dalam sejarah - ANTARA News

Jakarta (ANTARA) - Gempa megathrust merupakan salah satu gempa bumi yang pernah terjadi di Indonesia. Bahkan, dalam catatan sejarah gempa megathrust sudah pernah terjadi sejak tahun 1700-an.

Gempa megathrust merupakan gempa bumi yang berasal dari zona megathrust. Kata "Mega" itu artinya besar, sedangkan kata "Thrust" itu artinya sesar sungkup. Letaknya itu di perbatasan pertemuan continental crust (kerak benua) dan oceanic crust (kerak samudra).

Zona megathrust sudah ada sejak jutaan tahun lalu saat terbentuknya rangkaian busur kepulauan Indonesia. Zona megathrust istilah untuk menyebutkan sumber gempa yang merupakan zona pertemuan antar-lempeng tektonik bumi yang berpotensi memicu gempa kuat dan tsunami.

Dalam hal ini, lempeng samudra yang menunjam ke bawah lempeng benua membentuk medan tegangan (stress) pada bidang kontak antar lempeng yang kemudian dapat bergeser secara tiba-tiba memicu gempa.

Jika terjadi gempa, maka bagian lempeng benua yang berada di atas lempeng samudra bergerak terdorong naik (thrusting). Gempa dalam skala besar di laut kemudian memicu tsunami.

Indonesia dikelilingi 13 zona megathrust, dilansir dari Peta Sumber dan Bahaya Gempa (PuSGen) Indonesia pada tahun 2017. Terdiri dari zona megathrust segmen Selat Sunda sebagian terbentang di Selatan Jawa-Bali, sementara zona megathrust Mentawai-Siberut di barat Sumatera.

Dalam catatan sejarah, tercatat gempa yang bersumber di zona megathrust selatan Jawa, terjadi pada tahun 1903 (M7,9), 1921 (M7,5), 1937 (M7,2), 1981 (M7,0), 1994 (M7,6), 2006 (M7,8), 2009 (M7,3), 1780 (M8,5), 1859 (M8,5), dan 1943 (M8,1).

Sementara, beberapa kejadian gempa yang bersumber di zona megathrust Mentawai-Siberut terjadi pada tahun 1797 (M8,5), 1971 (M6,3), 1977 (M5,5), 1979 (M5,8), 2004 (M5,6 dan M6,0), 2006 (M6,0), 2007 (M6,3 dan M7,1), 2008 (M7,0), dan 2009 (M6,9 dan M7,6), 2010 (M6,0), 2014 (M5,0,), 2017 (M5,5 dan M6,2).

Selain itu, Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Daryono mengatakan gempa di Selat Sunda dan Mentawai-Siberut tinggal menunggu waktu.

Hal ini lantaran keberadaan Zona Megathrust Selat Sunda dan Mentawai-Siberut sebagai sebuah potensi yang diduga oleh para ahli sebagai zona kekosongan gempa besar (seismic gap) yang sudah berlangsung selama ratusan tahun.

Seismic gap ini harus diwaspadai karena dapat melepaskan energi gempa signifikan yang dapat terjadi sewaktu-waktu. Seismic gap megathrust Selat Sunda potensi mencapai 8,7 magnitudo dan megathrust Mentawai-Siberut potensi 8,9 magnitudo.

BMKG imbau masyarakat tak panik terkait potensi gempa Megathrust

Baca Juga

Komentar