Ketua MPR: Hilirisasi Dongkrak Investasi pada Industri Pengolahan
Jakarta, Beritasatu.com - Ketua Majelis Perwakilan Rakyat (MPR) Bambang Soesatyo mengatakan, langkah pemerintah menjalankan hilirisasi telah memberikan dampak positif ke perekonomian nasional. Hal ini terlihat dari kinerja investasi yang berhubungan dengan komoditas yang dikelola telah memberikan nilai tambah terhadap ekspor.
ADVERTISEMENT
“Strategi hilirisasi industri sudah memberikan hasil positif berupa nilai investasi pada industri pengolahan mineral yang meningkat pesat,” ucap Bambang dalam Sidang Tahunan MPR-DPR 2024 di gedung DPR pada Jumat (16/8/2024).
Selama ini ekspor Indonesia masih terbatas pada produk-produk komoditas yang diolah lebih lanjut. Dengan adanya hilirisasi, maka akan ada pengolahan lebih lanjut dari produk ekspor, sehingga memberikan nilai tambah lebih optimal.
Salah satu komoditas yang sudah diolah melalui hilirisasi adalah nikel, dimulai dengan melarang ekspor nikel dalam bentuk bahan mentah nikel pada 2019.
“Nilai ekspor nikel juga tumbuh sangat tinggi, yang membuat Indonesia menjadi negara penghasil nikel terbesar nomor satu di dunia,” imbuh dia.
Berdasarkan data Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) realisasi investasi di bidang hilirisasi telah mencapai Rp 181,4 triliun atau 21,9% dari total realisasi investasi semester I 2024. Adapun realisasi investasi selama semester I 2024 sebesar Rp 829,9 triliun.
Realisasi investasi hilirisasi pada komoditas mineral terbagi dalam smelter sebesar Rp 114,1 triliun, nikel sebesar Rp 80,9 triliun, tembaga sebesar Rp 28 triliun, bauksit sebesar Rp 5,1 triliun, dan timah sebesar Rp 100 miliar.
Realisasi investasi pada sektor kehutanan, yaitu dalam bentuk pulp dan paper sebesar Rp 24,5 triliun. Realisasi investasi hilirisasi pada sektor pertanian melalui minyak kelapa sawit atau oleokimia sebesar Rp 23,6 triliun.
Realisasi investasi hilirisasi pada sektor minyak dan gas sebesar petrochemical sebesar Rp 13,2 triliun. Realisasi investasi hilirisasi pada ekosistem kendaraan listrik dilakukan melalui baterai kendaraan listrik senilai Rp 6 triliun.
Jika dilihat hanya pada kuartal II 2024, tercatat nilai realisasi hilirisasi sebesar Rp 105,6 triliun atau 24,6% dari total realisasi investasi kuartal II 2024. Adapun realisasi investasi pada kuartal II 2024 sebesar Rp 428,4 triliun.
Baca Juga: Sapa Agus Gumiwang, Bamsoet Tanya Kehadiran Bahlil saat Sidang Tahunan MPR
Dalam kesempatan itu, dia juga menuturkan bahwa di bidang energi, Indonesia telah berkomitmen secara bertahap menekan emisi gas rumah kaca dengan mengurangi porsi penggunaan energi fosil dan mulai beralih pada energi baru dan terbarukan.
“Transisi energi ini merupakan pekerjaan besar, yang membutuhkan investasi sangat besar, dan tidak akan tuntas hanya dalam tiga sampai lima tahun,” terang Bambang.
Komentar
Posting Komentar