Pengakuan Wildan Dokter PPDS Dipukul hingga Disuruh Bayar Pajak Mobil Dokter Senior
Jakarta, Beritasatu.com - Wildan, seorang dokter umum yang pernah menjalani Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS), mengungkap pengalaman pahitnya mengalami perundungan atau bullying yang dilakukan dokter senior terhadap para dokter PPDS.
ADVERTISEMENT
Saat menjadi bintang tamu dalam channel YouTube Deddy Corbuzier, Wildan menceritakan dirinya pernah mengalami kekerasan fisik ketika masih menjalani pendidikan tersebut.
"Dikucilkan sih enggak, tetapi kena pukul. Pada saat sekolah dokter spesialis, dimasukin ke toilet, ditampar dan dipukul bagian kepala," cerita Wildan, dikutip Kamis (22/8/2024).
Wildan menceritakan, kekerasan itu terjadi karena dirinya pulang ke rumah, padahal seharusnya ia diminta menginap di rumah sakit.
"Waktu itu sebetulnya kita disuruh menginap di rumah sakit, tetapi dapat kabar anak di rumah sedang demam. Pagi-paginya sudah ditelepon disuruh kembali ke rumah sakit," bebernya.
Tidak hanya kekerasan fisik, Wildan juga mengaku pernah diminta untuk membayar pajak mobil dokter senior. Ia mengakui, dirinya tidak bisa melawan karena takut akan menerima perlakuan yang lebih buruk dari para senior.
"Yang paling penting itu ketika di PPDS, kita harus hormat sama guru dan senior karena mereka yang bakal ngajarin kita. Saya bukan takut melawan, tetapi takut dipersulit. Ketika dapat perundungan, saya pikir, ya sudah. Kalau ngomong juga malah tambah parah. Jadi saya enggak lapor sama sekali," ungkap Wildan.
Peristiwa kekerasan tersebut akhirnya sampai ke telinga konsulen atau guru dari surat kaleng yang diterimanya. Ditegaskan Wildan, bukan dirinya yang mengirim surat kaleng berisi cerita peristiwa penganiayaan di toilet tersebut.
Setelah mengetahui kejadian itu, konsulen meminta Wildan untuk mengambil cuti. Dia pun kemudian menceritakan kejadian tersebut kepada orang tuanya.
Mendengar cerita anaknya mengalami kekerasan, orang tua Wildan langsung memintanya untuk keluar dari pendidikan dokter spesialis. Wildan pun setuju mengundurkan diri dari pendidikan tersebut, meskipun dirinya harus mengubur cita-citanya menjadi dokter spesialis.
"Yang paling penting adalah kesehatan mental saya dan keluarga yang ada di rumah," kata Wildan.
Komentar
Posting Komentar