Pihak Undip Bantah Dokter PPDS yang Bunuh Diri Korban Perundungan
PIHAK Universitas Diponegoro (Undip) Semarang, membantah mahasiswanya, seorang dokter yang tengah menempuh Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) bunuh diri akibat jadi korban bullying atau perundungan.
Seperti diketahui, Aulia Risma Lestari (ARL), 30, ditemukan tewas pada Rabu, (14/8) di kamar kosnya di kawasan Lempongsari, Semarang. Ia tewas setelah menyuntikkan obat penenang dalam dosis tinggi pada dirinya sendiri. Bersama Aulia ditemukan beberapa catatan soal dirinya yang merasa tak sanggup menjalani PPDS.
Humas Undip Semarang, Utami, mengatakan pihak kampus belum menyelidiki secara mendetail soal isu dugaan perundungan hingga menyebabkan mahasiswa PPDS di kampusnya bunuh diri. Ia juga meminta semua pihak tak langsung mengambil kesimpulan soal dugaan perundungan tersebut.
Baca juga : PPDS Undip Bunuh Diri Diduga karena Bullying, IAKMI: Jangan Cepat Ambil Kesimpulan
“Sehubungan dengan pemberitaan meninggalnya mahasiswa PPDS kami dokter Aulia Risma Lestari, berkaitan dengan dugaan meninggalnya almarhumah karena perundungan yang terjadi, berdasarkan hasil investigasi kami, itu tidak benar. Jadi bukan karena perundungan,” ujar Utami, dalam jumpa pers, di Undip, Kamis, (15/8).
Utami mengatakan ARL selama ini merupakan mahasiswi yang berdedikasi. Namun, diketahui juga bahwa dirinya memiliki problem kesehatan sehingga memengaruhi proses belajar yang sedang ia tempuh.
“Dengan menjunjung tinggi nilai-nilai konfidensialitas dan privasi almarhumah, kami tidak bisa menginfokan soal masalah kesehatan yang dialami selama pendidikan,” katanya.
Baca juga : Bullying Menghambat Upaya Mencetak Dokter Spesialis
Selama ini, pihak Program Studi Anestesi Undip dikatakan Utami, telah memantau kondisi kesehatan yang dialami ARL.
“Berdasarkan kondisi kesehatannya almarhumah sempat mempertimbangkan untuk mengundurkan diri. Namun, karena ia penerima beasiswa, sehingga ia mengurungkan niatnya,” tambah Utami.
(Z-9)
Komentar
Posting Komentar