Sosok Yahya Sinwar Kepala Biro Politik Hamas yang Baru, Pernah Dipenjara Israel 23 Tahun - inews All - Opsiin

Informasi Pilihanku

test banner

Post Top Ad

Responsive Ads Here

Sosok Yahya Sinwar Kepala Biro Politik Hamas yang Baru, Pernah Dipenjara Israel 23 Tahun - inews All

Share This

 

Sosok Yahya Sinwar Kepala Biro Politik Hamas yang Baru, Pernah Dipenjara Israel 23 Tahun - Bagian All

GAZA, iNews.id - Sosok Yahya Sinwar, kepala biro politik Hamas yang baru menggantikan Ismail Haniyeh, menarik diketahui. Sinwar ditunjuk sebagai pemimpin baru oleh gerakan perlawanan Islam itu pada Selasa (6/8/2024).

Israel menuduh Sinwar sebagai dalang serangan lintas batas Hamas pada 7 Oktober, sehingga makin diburu Israel, masuk dalam daftar target pembunuhan bersama Haniyeh dan Mohammed Deif, pemimpin sayap militer Hamas Brigade Izzuddin Al Qassam. Haniyeh telah dibunuh pekan lalu di Teheran, Iran. Israel secara sepihak juga mengklaim telah membunuh Deif dalam serangan pada pertengahan Juli di kamp pengungsi Nuseirat.

Sinwar menjadi musuh nomor 1 bagi Israel saat ini. Namun penunjukannya sebagai kepala biro politik Hamas seolah mengirim pesan pembangkangan terhadap pemerintah Israel.

Sinwar sebelumnya merupakan pemimpin Hamas di Jalur Gaza. Dia menjalankan kepemimpinannya dari lokasi yang tak diketahui di Gaza sejak serangan 7 Oktober.

Lahir pada 1962 di Khan Younis, Sinwar digambarkan sebagai salah satu pejabat tinggi Hamas yang paling tidak kenal kompromi. Oleh karena itu, dia sering tinggal di penjara Israel. Dia berulang kali ditangkap Israel pada awal 1980-an karena keterlibatannya dalam gerakan anti-pendudukan di Universitas Islam Gaza.

Setelah lulus kuliah, Sinwar membantu membentuk jaringan pejuang untuk melakukan perlawanan bersenjata terhadap Israel. Kelompok tersebut yang menjadi cikal bakal sayap militer Hamas, Brigade Izzuddin Al Qassam.

Sinwar juga langsung bergabung dengan Hamas menjadi salah satu pemimpinnya segera setelah kelompok tersebut didirikan Syeikh Ahmad Yasin pada 1987. Setahun kemudian, dia ditangkap oleh pasukan Israel dan dijatuhi empat hukuman penjara seumur hidup atau setara dengan 426 tahun. Sinwar dituduh terlibat dalam penangkapan dan pembunuhan dua tentara Israel dan empat tersangka mata-mata Palestina.

Namun dia hanya menghabiskan 23 tahun di penjara Israel. Sinwar dibebaskan pada 2011 sebagai bagian dari kesepakatan pertukaran tahanan. Hamas membebaskan tentara Israel Gilad Shalit yang ditangkap sebelumnya.

Waktu di penjara Israel dimanfatkan betul oleh Sinwat untuk belajar bahasa Ibrani dan politik, hingga dia memahami betul seluk beluk Israel dan politik dalam negerinya.

Setelah bebas, Sinwar langsung naik pangkat. Dia terpilih menjadi salah satu pejabat biro politik Hamas di Gaza pada 2012 dan ditugaskan untuk berkoordinasi dengan Brigade Al Qassam.

Dia memainkan peran politik dan militer sekaligus selama perang 7 pekan Hamas-Israel pada 2014. Setahun kemudian, Amerika Serikat memasukkan Sinwar dalam daftar teroris global.

Kemudian pada 2017, Sinwar menjadi pemimpin Hamas di Gaza, menggantikan Haniyeh, yang terpilih sebagai ketua biro politik kelompok tersebut.

Salah satu pernyataan paling terkenal dari Sinwar yang dipetik dalam wawancara dengan Vice News pada 2011, meskipun Palestina tidak menginginkan perang karena biayanya yang mahal, rakyatnya tidak akan pernah mengibarkan bendera putih.

"Untuk waktu lama, kami berusaha melakukan perlawanan yang damai dan populer. Kami berharap bahwa dunia, orang-orang merdeka, dan organisasi internasional, akan mendukung rakyat kami dan menghentikan penjajah (Israel) melakukan kejahatan dan membanta rakyat kami. Sayangnya, dunia hanya berdiri dan menonton," ujarnya, saat itu.

Tidak seperti Haniyeh, sosok yang berjuang dari luar Gaza dan bertemu dengan para pejabat dari negara Muslim, Sinwar tampaknya akan menjalankan kepemimpinan politik Hamas dari terowongan-terowongan di Gaza. Dia tak muncul ke publik sejak 7 Oktober.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Post Bottom Ad

Responsive Ads Here