1 Pabrik Tekstil di RI Tutup-PHK 340 Karyawan, Ini Nama Perusahaannya
Jakarta, CNBC Indonesia - Sebuah pabrik di Semarang yang bergerak di sektor industri tekstil dan produk tekstil (TPT) bangkrut. Menandakan bahwa gelombang karamnya industri TPT masih terjadi hingga menyebabkan berlanjutnya gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK).
Kabar ini disampaikan Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Nusantara (KSPN) Ristadi. Ia mengatakan, gelombang PHK di industri TPT dalam negeri masih terus berlangsung karena berbagai faktor. Salah satunya, tidak ada penjualan.
"PHK masih terus terjadi. Kemarin ada PHK lagi 340 orang di PT Sinar Panca Jaya di Semarang. Jadi tutup total sekarang," katanya kepada CNBC Indonesia, dikutip Sabtu (14/9/2024).
Ristadi mengungkapkan, pabrik TPT di Semarang itu mulanya memiliki jumlah pekerja hingga 3.000-an orang. Setelah karam, PHK dilakukan secara bertahap, hingga sekitar 340 pekerjanya terkena pada Agustus 2024 lalu. Adapun pemberian pesangonnya masih negosiasi.
Perusahaan tersebut, menurut Ristadi memiliki pasar di dalam negeri dan ekspor. "Tapi enggak ada order, bikin (produksi) enggak kejual," ujar Ristadi.
Foto: Sejumlah pekerja menyelesaikan kaos pesanan di konveksi Sinergi Adv kawasan Serengseng Sawah, Jakarta, Kamis, (4/7/2024). (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki) Sejumlah pekerja menyelesaikan kaos pesanan di konveksi Sinergi Adv kawasan Serengseng Sawah, Jakarta, Kamis, (4/7/2024). (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki) |
Dengan tutupnya pabrik itu, jumlah pabrik TPT yang harus tiarap di dalam negeri sejak awal 2024 ini pun bertambah. "Data KSPN masih terus berjalan. Saya juga lagi turun ke daerah-daerah untuk kroscek dan begitu keadaannya," kata Ristadi.
Dia menuturkan, PHK menyisakan dampak menyedihkan bagi pekerja. Kehilangan sumber penghasilan berdampak berantai. Mulai dari masalah biaya hidup sehari-hari, sampai biaya sekolah dan tagihan cicilan yang belum beres.
"Yang bikin depresi korban PHK itu karena biaya sekolah sama tagihan-tagihan, cicilan motor. Prihatin banget," kata Ristadi.
Dia pun berharap pemerintah bergerak cepat untuk mengatasi gelombang PHK yang masih terus terjadi. "Sampai sekarang juga banyak perusahaan TPT yang cuma memberlakukan kerja 3 hari seminggu," kata Ristadi.
(dce/wur)
Saksikan video di bawah ini:
Komentar
Posting Komentar