Israel Bujuk 30.000 Pengungsi Afrika Gabung Genosida di Gaza dengan Imbalan Status Menetap | Sindo news

 

Israel Bujuk 30.000 Pengungsi Afrika Gabung Genosida di Gaza dengan Imbalan Status Menetap | Halaman Lengkap

Tentara Israel menangkap seorang warga Palestina yang ditutup matanya selama penyerbuan militer di Tubas, Tepi Barat, pada Rabu (11/9/2024). Foto/AP/Majdi Mohammed

TEL AVIV 

- Pemerintah Israel membujuk sekitar 30.000 pencari suaka dari negara-negara Afrika ke negara itu dengan menawarkan mereka status penduduk tetap jika mereka bergabung militer Zionis dalam genosida di Jalur Gaza.

"Pejabat pertahanan menyadari mereka dapat menggunakan bantuan para pencari suaka dan memanfaatkan keinginan mereka untuk memperoleh status permanen di Israel sebagai insentif," ungkap laporan media Israel, Haaretz.

"Lembaga pertahanan Israel menawarkan para pencari suaka Afrika yang berkontribusi pada upaya perang di Gaza, mempertaruhkan nyawa mereka, demi bantuan untuk memperoleh status permanen di Israel," papar Haaretz dalam laporan eksklusif.

Mengutip pejabat pertahanan, surat kabar itu mengatakan prosedur ini dilakukan "secara terorganisasi, dengan bimbingan penasihat hukum lembaga pertahanan."

Para pejabat pertahanan memberi tahu Haaretz bahwa proyek tersebut dilaksanakan di bawah bimbingan penasihat hukum dari lembaga pertahanan secara terorganisasi.

Ada sekitar 30.000 pencari suaka asal benua Afrika di Israel. Mereka menghadapi tekanan yang semakin besar dari politisi anti-imigran, termasuk Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, yang secara teratur menyebut mereka sebagai "penyusup".

Seorang pria yang diwawancarai Haaretz, yang akhirnya memilih untuk tidak mendaftar, menceritakan dia didekati seorang pejabat keamanan Israel untuk bergabung dalam perang genosida di Gaza.

Pejabat Israel itu menjelaskan setelah masa pelatihan dua pekan, dia akan ditempatkan bersama para pencari suaka lainnya.

"Saya bertanya, 'Apa yang saya dapatkan?' meskipun saya tidak benar-benar mencari apa pun," ujar pria yang diidentifikasi sebagai A.

"Tetapi kemudian dia berkata kepada saya: 'Jika Anda pergi ke sini, Anda dapat menerima dokumen dari Negara Israel.' Dia meminta saya untuk mengirimkan fotokopi identitas saya dan berkata dia akan mengurus semua ini," papar pria itu.

Menurut Haaretz, tidak ada pencari suaka yang berpartisipasi dalam perang yang telah diberi status resmi sejauh ini, dan sumber pertahanan mengatakan masalah etika seputar perekrutan pencari suaka belum ditangani.

Surat kabar itu melaporkan para pencari suaka telah digunakan dalam berbagai operasi, mengutip sumber militer.

"Ini adalah masalah yang sangat bermasalah," ujar salah satu sumber.

"Keterlibatan para ahli hukum tidak membebaskan siapa pun dari kewajiban untuk mempertimbangkan nilai-nilai yang ingin kita anut di Israel," papar dia.

Haaretz mencatat, "cara tentara Israel mengerahkan pencari suaka dilarang dipublikasikan" karena pembatasan yang diberlakukan oleh sensor militer Israel.

Baca Juga

Calon Pembunuh Trump Terobsesi Bela Ukraina dan Ingin Bunuh Putin

Lihat Juga: Arab Bersatu setelah Ledakan Pager Hizbullah, 4 Negara Kirim Bantuan ke Lebanon

(sya)

Baca Juga

Komentar

 Pusatin Informasi 


 Postingan Lainnya