Israel Klaim Bunuh Hasan Nasrallah saat Serang Beirut, Hizbullah Membantah - Halaman all - TribunNews
Israel Klaim Bunuh Hasan Nasrallah saat Serang Beirut, Hizbullah Membantah - Halaman all - TribunNews
TRIBUNNEWS.COM - Militer Israel menggempur markas Hizbullah di ibu kota Lebanon, Beirut pada Jumat (27/9/2024) dalam serangkaian ledakan besar yang menargetkan pemimpin kelompok militan tersebut dan meratakan beberapa gedung apartemen bertingkat yang menjadi serangan terbesar sejak setahun terakhir.
Dikutip dari CBS, para komandan senior Hizbullah, termasuk pemimpinnya yaitu, Hassan Nasrallah menjadi target serangan oleh Israel dalam serangan besar-besaran pada Jumat kemarin.
Menurut pejabat Israel, belum terkonfirmasi apakah Nasrallah telah terbunuh akibat serangan tersebut.
Namun, menurut laporan dari kantor berita Israel, Channel 12, Nasrallah disebut telah terbunuh di markas bawah tanah Hizbullah buntut serangan tersebut.
"Investigasi Israel: Nasrallah tersingkir," demikian judul dari teks berjalan atau running text dari kantor berita tersebut.
Selanjutnya, stasiun televisi utama Israel lainnya, Channel 13, tidak menuliskan berita dengan menyebut secara langsung serangan Israel ke markas Hizbullah menewaskan Nasrallah.
"Optimisme yang hati-hati di Israel: Serangan terhadap Nasrallah berhasil," demikian tertulis dalam teks berjalan, dikutip dari Times of Israel.
Sementara, lembaga penyiaran milik pemerintah Israel, Kan TV, awalnya menggunakan judul di layar yang tertulis Nasrallah diyakini telah "terluka," tetapi segera juga melaporkan apa yang dikatakannya.
Namun, berdasarkan pemberitaan di media lokal Lebanon, Hizbullah membantah bahwa Nasrallah tewas akibat serangan Israel tersebut.
Baca juga: Takut Diserang Hizbullah, Angkatan Udara Israel Jegal Pengiriman Senjata Iran ke Lebanon
Dikutip dari The Guardian, Hizbullah menyebut bahwa Nasrallah "masih hidup dan sehat".
Sementara, menurut seorang sumber yang dekat dengan Hizbullah, Nasrallah memang masih hidup, seperti dilansir Reuters.
6 Ledakan Besar Terdengar, 6 Orang Dilaporkan Tewas
Di sisi lain, enam ledakan terdengar di Beirut buntut serangan besar-besaran dari Israel pada Jumat kemarin.
Selain itu, dilansir The Guardian, gumpalan asap terlihat dari kota Batroun yang berjarak satu jam perjalanan dari Beirut.
Lalu beberapa bolok apartemen di kawasan Haret Hreik hancur menjadi puing.
Kementerian Kesehatan Lebanon mengatakan serangan tersebut mengakibatkan enam orang tewas dan 91 lainnya terluka, sementara beberapa perkiraan awal menyebutkan jumlah korban tewas mencapai 300 orang.
Namun, jumlah korban diperkirakan bakal terus bertambah seiring dengan upaya para petugas penyelamat untuk membersihkan puing reruntuhan.
Sementara, dalam sebuah video yang beredar, tampak serangan Israel ke Beirut tersebut menggunakan amunisi penembus tanah yang dikenal sebagai bunker busters.
Dalam beberapa rekaman, tampak pula semburan api vertikal terlihat ketika sebuah bom meledak di bawah tanah.
Adapun serangan tersebut terjadi tak lama setelah Perdana Menteri (PM) Israel, Benjamin Netanyahu, mengungkapkan dalam Sidang Umum PBB di New York dalam sebuah pidato yang diwarnai dengan aksi walkout dari puluhan diplomat bahwa kampanye Israel terhadap Hizbullah akan terus berlanjut meskipun ada upaya-upaya internasional untuk mengamankan gencatan senjata selama 21 hari.
Presiden Iran Kutuk Serangan Israel ke Beirut
Presiden Iran, Masoud Pezeshkian, mengutuk serangan tersebut sebagai "kejahatan perang yang mencolok".
Pezeshkian menyebut Israel sebagai layaknya negara teroris.
"Serangan yang dilakukan oleh rezim Zionis di daerah Dahiya, Beirut, merupakan kejahatan perang yang mencolok yang telah mengungkapkan sekali lagi sifat terorisme negara rezim ini,” katanya dalam sebuah pernyataan yang dilansir kantor berita resmi, Irna.
Baca juga: Geram dengan Tragedi di Lebanon, Akankah Iran Tanggapi Serangan Israel?
Pezeshkian juga menegaskan serangan Israel yang memang untuk menargetkan Nasrallah bakal menjadi tanda eskalasi mengejutkan di pihak Israel.
"Ia merupakan aset regional Iran yang paling penting dan telah lama dipandang sebagai poros utama dalam poros perlawanan.
"Kehadiran persenjataan roket Hizbullah yang besar di perbatasan utara Israel telah lama bertindak sebagai penangkal serangan Israel terhadap Iran dan program nuklirnya," ujar Pezeshkian.
(Tribunnews.com/Yohanes Liestyo Poerwoto)
Artikel lain terkait Konflik Palestina vs Israel
Komentar
Posting Komentar