Perang Kartel Sinaloa Berkecamuk di Meksiko, Lebih dari 100 Orang Tewas atau Hilang, Sekolah-sekolah Ditutup

 

Perang Kartel Sinaloa Berkecamuk di Meksiko, Lebih dari 100 Orang Tewas atau Hilang, Sekolah-sekolah Ditutup

SINALOA, KOMPAS.com - Sekitar 53 orang telah terbunuh dan 51 lainnya hilang di negara bagian Sinaloa, Meksiko barat, sejak faksi-faksi Kartel Sinaloa yang saling berseteru mulai bertikai pada 9 September lalu.

Insiden memilukan tersebut diungkap oleh pihak berwenang Negara Bagian Sinaloa pada Jumat (20/9/2024). Sayangnya, kata mereka, kekerasan yang mengerikan ini belum menunjukkan tanda-tanda akan mereda.

Pemicu konflik antara dua faksi terkuat Kartel Sinaloa, sebuah geng narkoba, bermula pada Juli lalu, ketika gembong narkoba legendaris dan pemimpin salah satu kelompok tersebut, Ismael “El Mayo” Zambada, ditangkap di Amerika Serikat.

Baca juga: Meksiko Tangkap Bos Kartel Narkoba yang Diduga terkait dengan Hilangnya 43 Mahasiswa

Zambada (74) menuduh seorang anggota senior Los Chapitos, faksi lain dari kartel tersebut, menculiknya dan kemudian menerbangkannya ke Amerika Serikat tanpa persetujuannya.

Sejak pertempuran pecah pada 9 September, baku tembak telah mengganggu kehidupan sehari-hari di ibu kota Negara Bagian Sinaloa, Culiacan.

Situasi itu sampai membuat sekolah-sekolah harus ditutup pada beberapa hari, sementara restoran dan toko-toko mesti tutup lebih awal.

Baca juga: Israel Luncurkan 52 Gempuran ke Lebanon Selatan, Klaim Sasar 100 Peluncur Roket

Gubernur Sinaloa, Rubén Rocha Moya, pada Jumat mengatakan, lebih dari 40 orang telah ditangkap dalam beberapa hari terakhir, sementara lebih dari 5.000 paket makanan telah dibagikan di seluruh Sinaloa.

Militer Meksiko, yang telah berjuang untuk meredakan kekerasan, pada Kamis (19/9/2024) menangkap tersangka kepala keamanan untuk Ivan Archivaldo Guzman, pemimpin Los Chapitos dan putra mantan gembong Sinaloa yang dipenjara, Joaquin “El Chapo” Guzman.

Fernando Perez Medina, yang dikenal sebagai “El Piyi”, ditangkap di Culiacan, menurut sumber keamanan federal.

Sementara itu, Pengacara Federal Meksiko untuk Perlindungan Lingkungan (Profepa) mengatakan, mereka menyediakan sumber daya kepada pihak berwenang setempat untuk memberi makan seekor harimau betina yang diikat di pohon.

Baca juga: AS Sita Semangka Jadi-jadian, Isinya Metamfetamin Rp 77,42 Miliar dari Meksiko

Gembong narkoba senior Sinaloa sering memelihara harimau sebagai hewan peliharaan.

Profepa mengatakan dalam sebuah pernyataan, dokter hewan di Sinaloa telah menolak untuk membantu karena kekhawatiran akan keamanan, dan mereka telah menyediakan kandang, senapan panah, dan anak panah bagi para pejabat militer.

Namun, kekerasan yang terjadi menghalangi militer untuk menyelamatkannya.

Baca juga: Lebanon Memanas Usai Serangan Beruntun "Pager" dan "Walkie-talkie", Apa yang Sebenarnya Terjadi?

Presiden Meksiko Andres Manuel Lopez Obrador pada Kamis mengatakan, Amerika Serikat turut bertanggung jawab atas ketidakstabilan yang terjadi karena mereka “melakukan operasi ini”.

Operasi yang dimaksud Presiden Meksiko merujuk pada pembicaraan penyerahan diri sebelumnya antara pejabat AS dan Joaquin Guzman Lopez, penyelundup yang menculik Zambada.

Para pejabat AS telah mengonfirmasi, telah melakukan pembicaraan dengan Guzman, namun Duta Besar AS untuk Meksiko, Ken Salazar, bulan lalu mengatakan para pejabat AS terkejut ketika menemukan Zambada di tanah AS.

Salazar menambahkan, tidak ada sumber daya atau personel AS yang terlibat dalam penculikan Zambada pada tanggal 25 Juli.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca Juga

Komentar