Pesan Terakhir Siswa SMP yang Diduga Meninggal Usai Dihukum "Squat Jump" di Deli Serdang
/data/photo/2024/09/27/66f697437b4b0.jpg)
KOMPAS.com - Peristiwa memilukan menimpa seorang siswa sekolah menengah pertama (SMP) berinisial RSS (14) di Deli Serdang, Sumatera Utara (Sumut).
RSS meninggal usai dihukum squat jump 100 kali oleh guru agamanya gara-gara tidak hafal ayat kitab suci, Kamis (26/9/2024).
Menurut ibu korban, Yuliana Derma Padan, putranya itu sempat mengeluh kakinya sakit dan demam pada hari Rabu (25/9/2024).
Melihat kondisi putranya mengkhawatirkan, Yuliana segera membawa RSS ke Rumah Sakit Umum Sembiring, Kecamatan Deli Tua.
Baca juga: Siswa SMP Deli Serdang Meninggal Diduga Dihukum 100 Squat Jump karena Tak Hafal Ayat Suci
Tim medis segera melakukan tindakan. Namun korban dinyatakan meninggal dunia pada Kamis pagi (26/9/2024).
"Ia mengeluh sakit kaki dan demam tinggi. Sempat bilang ke saya, 'Mak, kakiku sakit sekali, penjarakanlah gurunya itu, Mak. Biar jangan dia biasa begitu.' Paginya, anak saya sudah meninggal," ujar Yuliana.
Baca juga: Siswa SMP Deli Serdang Meninggal Diduga Dihukum 100 Squat Jump, Guru Dinonaktifkan
Tolak kekerasan di sekolah

Lihat Foto
Peristiwa memilukan di SMP Negeri 1 STM Hilir itu segera mendapat sorotan Dinas Pendidikan Kabupaten Deli Serdang.
Oknum guru agama yang memberikan hukuman kepada RSS dinonaktifkan sambil menunggu hasil penyelidikan lebih lanjut.
Baca juga: Bukan Gantung Diri, Ragil Tewas di Polsek karena Dianiaya 2 Polisi Jambi, Ditahan karena Curi Laptop
Pj Sekda Deli Serdang, Citra Efendy Capah, menegaskan bahwa hukuman fisik yang ekstrem seperti ini tidak dapat ditoleransi.
"Dinas Pendidikan sudah menonaktifkan oknum guru tersebut dan menggantinya dengan guru agama yang baru. Saat ini, penyelidikan sedang berlangsung, dan kami akan memanggil kepala sekolah untuk memastikan tidak ada lagi tindakan berlebihan di lingkungan pendidikan," ujar Citra .
Lebih lanjut, Pemkab Deli Serdang juga akan meningkatkan pengawasan terhadap guru-guru di wilayah tersebut.
Baca juga: Diungkap, Kronologi Meninggalnya Siswa akibat Hukuman Squat Jump di Deli Serdang
"Perlu ada monitoring dan pembinaan bagi para guru, agar tindakan ekstrem seperti ini tidak terulang lagi. Dulu mungkin hal ini dianggap biasa, tetapi sekarang kita sudah tidak boleh ada kekerasan dalam mendidik," tegas Citra .
Duka keluarga
Peristiwa yang menimpa RSS meninggalkan duka mendalam bagi keluarga. Kematian RSS menjadi peringatan bahwa hukuman fisik bukanlah metode yang sesuai dalam proses pendidikan modern.
Selain menuntut pertanggungjawaban dari oknum guru, peristiwa ini juga membuka diskusi lebih luas mengenai pentingnya pendekatan yang lebih manusiawi dalam mendidik siswa.
Baca juga: Siswa SMP di Deli Serdang Meninggal, Diduga akibat Hukuman Squat Jump 100 Kali
Hal yang lebih penting lagi, tragedi ini juga mengingatkan kita betapa pentingnya reformasi dalam metode pendidikan dan disiplin di sekolah.
Diharapkan, investigasi yang sedang berlangsung dapat mengungkap fakta secara menyeluruh dan memberikan keadilan bagi korban serta keluarga. Lalu kasus RSS menjadi kasus terakhir dan tidak ada lagi kejadian serupa di masa depan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar