Tetangga Indonesia Kebingungan Mampu Beli Jet Tempur Kelas Atas F-35B Tapi Tak Punya Lahan Untuk Parkir Jet Tempur

ZONAJAKARTA.com - Pada bulan Februari 2023 lalu, Singapura mengumumkan penambahan pembelian jet tempur F-35B.
Bahkan, Singapura menambah sekitar delapan pesawat tempur generasi kelima lagi F-35B dari Lockheed Martin AS.
Menurut laporan Straits Times, alasan Singapura membeli jet tempur F-35B merupakan langkah strategis signifikan dalam memperkuat kapabilitas pertahanan negaranya.
F-35B memiliki kemampuan lepas landas dan mendarat vertikal (STOVL) yang menawarkan, sejumlah keunggulan menarik dan menarik perhatian banyak negara.
"Kementerian Pertahanan Singapura dan Angkatan Bersenjata Singapura telah menyimpulkan bahwa pesawat F-35 merupakan pilihan terbaik untuk memenuhi kebutuhan pertahanan Singapura saat ini dan masa depan," kata Menteri Pertahanan Singapura, Dr Ng Eng Hen di Parlemen negara tersebut.
Pada tahun 2019, republik ini mengumumkan akuisisi empat pesawat F-35 yang diperkirakan bernilai 2,75 miliar dollar AS, menurut pernyataan yang dikeluarkan oleh pemerintah Amerika Serikat.
Keempat jet tempur generasi kelima tersebut akan diterima Singapura pada tahun 2026, sedangkan sisanya akan mulai diterima pada akhir dekade ini.
Selain Singapura, Jepang juga disebut telah memesan varian pesawat F-35B untuk beroperasi dari pangkalan udara yang terletak di pulau-pulau dekat perbatasan laut China.
Selain Jepang, Korea Selatan dan Australia juga mengoperasikan pesawat tempur F-35 varian A yang khusus beroperasi di landasan konvensional di pangkalan udara.
Keputusan Singapura untuk mengoperasikan pesawat tempur F-35B STOVL dipandang memberikan keuntungan bagi angkatan udara republik tersebut karena geografi dan lingkungan operasional pulau kecil tersebut.
Varian F-35B memungkinkan pesawat beroperasi dari pangkalan udara kecil, selain kapal induk.
Menteri Pertahanan Singapura Dr Ng Eng Hen mengatakan bahwa kemampuan F-35B untuk beroperasi jauh dari infrastruktur pangkalan udara yang berisiko tinggi.
Merupakan elemen penting bagi Singapura, yang dihadapkan pada masalah kurangnya lahan untuk mengoperasikan pesawat udara besar.
Namun menurut Defence Security Asia, Singapura menyadari bahwa sebagai negara kepulauan dengan luas daratan yang terbatas, dibutuhkan pesawat tempur yang tidak menggunakan landasan konvensional yang panjang seperti yang digunakan pesawat tempur negara lainnya.
Dilema yang dihadapi militer Singapura, keterbatasan lahan untuk kegiatan militer menyebabkan asetnya ditempatkan di beberapa negara asing antara lain Amerika Serikat dan Australia serta Brunei untuk keperluan pelatihan dan lain-lain.
Bahkan, mulai tahun 2029, pesawat militer Singapura akan berlatih di Pangkalan Militer Amerika di Guam.
Para perencana militer Singapura menyadari bahwa ketika konflik militer meletus yang melibatkan negara kepulauan tersebut.
Landasan udara di republik tersebut akan menjadi sasaran musuh dalam upaya untuk melumpuhkan operasi angkatan udara negara tersebut.
Pemilihan varian F-35B STOVL oleh Singapura merupakan keputusan strategis karena memberikan pilihan luas bagi perencana militer negara tersebut.
Karena pesawat tempur tersebut dapat beroperasi dari posisi mana pun tanpa memerlukan landasan pacu konvensional untuk lepas landas dan mendarat.
Dari posisi mana pun di Singapura, jet tempur F-35B dapat melancarkan serangan terhadap posisi musuh meskipun Pangkalan Udara Tengah dan Changi berhasil dilumpuhkan dalam serangan tersebut.
***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar