Tiga Faktor yang Dinilai Jadi Penyebab Tupperware Bangkrut - Kompas

 

Tiga Faktor yang Dinilai Jadi Penyebab Tupperware Bangkrut

JAKARTA, KOMPAS.com - Ekonom senior Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Tauhid Ahmad menilai setidaknya ada tiga faktor yang membuat perusahaan wadah penyimpanan makanan asal Amerika Serikat (AS), Tupperware, bangkrut.

Tauhid menyebut faktor pertama adalah mekanisme pasar yang membuat produk-produk di pasaran bersaing.

“(Ada) produk-produk dari luar, mereka selalu bersaing, berkompetisi, dengan produk-produk dari brand lain. Memang karena mekanisme pasar,” kata Tauhid ditemui di Senayan Park, Jakarta Pusat, Kamis (19/9/2024).

Baca juga: Tupperware Ajukan Bangkrut, Imbas Permintaan Turun dan Rugi Membengkak

Ekonom senior Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Tauhid Ahmad di Senayan Park, Jakarta Pusat, Kamis (19/9/2024).

Lihat Foto

Faktor kedua, lanjut Tauhid, adalah masuknya produk-produk impor yang memberikan harga jauh lebih murah.

“Ya enggak bisa disalahkan, karena kan mereka (pesaing) katakanlah punya desain, punya macam-macam begitu,” ujar Tauhid.

Di Indonesia, Tauhid mencontohkan produk kompor Quantum yang juga pailit. Kompor Quantum, sebut Tauhid, bersaing dengan kompor-kompor listrik.

“Kompor listrik kan murah-murah itu. Jadi kan orang memikirkan, kalau gas sekarang mahal, enggak ada konversi kompor listrik, maka juga market produk quantum lama-lama kurang,” kata Tauhid.

Baca juga: Apa Penyebab Tupperware Terancam Bangkrut?

Faktor ketiga, kata Tauhid, kelas menengah lebih memandang harga daripada kualitas.

“Karena kita kelompok menengah ke bawah, harga adalah menjadi urutan (pertama), baru soal kualitas. Jadi itu harus dilihat,” kata Tauhid.

Diketahui, Perusahaan Tupperware Brands mengajukan kebangkrutan ke Pengadilan Kepailitan AS untuk Distrik Delaware, AS pada Selasa (17/9/2024).

Diberitakan Reuters, Kamis (19/9/2024), pengajuan kebangkrutan itu disampaikan Tupperware yang mengalami kerugian selama beberapa tahun belakangan.

Perusahaan tersebut dilaporkan memiliki utang sebesar 812 juta dollar Amerika (Rp 12,4 triliun).

Baca juga: Tupperware Resmi Ajukan Bangkrut, Apa Penyebabnya?

Sementara itu, menurut BBC dan The Guardians, merosotnya penjualan Tupperware salah satunya dipicu pandemi.

Dilansir dari Kompas.id, saat pandemi melanda seluruh dunia, terjadi perubahan perilaku konsumen. Masyarakat lebih memilih memasak di rumah dan menghindari keluar rumah, apalagi untuk membungkus makanan atau minuman. Akhirnya, permintaan akan wadah plastik pun menurun.

Selain itu, saat ini banyak produk kemasan serupa produksi China dengan harga yang lebih murah. Produk ini pun dipromosikan di berbagai saluran media sosial, seperti Tiktok.

Akhirnya pasar generasi Z jadi lebih memilih produk ini ketimbang Tupperware. Sementara generasi yang sebelumnya masih memiliki produk Tupperware karena kualitasnya yang awet tahan lama.

Baca juga: Resmi Ajukan Bangkrut, Ini Sejarah dan Pendiri Tupperware

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca Juga

Komentar