Menkes Ungkap Kanker Stadium I Bisa 90% Sembuh jika Ketahuan - detik

 

Menkes Ungkap Kanker Stadium I Bisa 90% Sembuh jika Ketahuan

Badung 

-

Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengakui ketakutan masyarakat untuk melakukan deteksi dini terhadap kondisi kesehatan menjadi faktor perkembangan kanker sulit diketahui. Padahal, kanker stadium I, Budi menegaskan 90 persen bisa sembuh jika diketahui lebih awal.

"(Check up) itu yang harus dilakukan masyarakat karena sekarang masyarakat takut ketahuan kanker. Lebih baik kita cek daripada telat," kata Budi Gunadi seusai membuka Indonesia International Cancer Conference (IICC) 2024 di Nusa Dua, Kabupaten Badung, Bali, Kamis (3/10/2024).

Menurutnya, masyarakat tidak perlu khawatir terhadap seberapa besar peluang sembuh dari kanker. Sebab, kunci dari pencegahan kanker adalah melakukan deteksi dini secara rutin.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Paling bagus kanker strateginya deteksi dini. Kalau kanker ketahuan telat, fatality rate-nya tinggi. Base cancer, kalau ketemu stadium I, itu 90 persen bisa sembuh. Jadi masyarakat nggak usah takut," tegasnya.

Berdasarkan data, kanker payudara masuk dalam tiga besar penyakit kanker dengan angka kejadian tertinggi di Indonesia, yakni 16,2%. Sedangkan kanker serviks berada di urutan kedua yakni 9%, dan kanker paru-paru 7%, memiliki angka kematian yang tinggi.

Isu penanganan kanker ini pun dibahas oleh sejumlah pakar kesehatan dan ahli kanker di forum IICC 2024. Budi Gunadi menyampaikan pertemuan para pakar dan pemimpin global tersebut mencerminkan komitmen bersama mengatasi salah satu tantangan kesehatan masyarakat yang paling mendesak di dunia ini.

"Kekuatan kita terletak pada persatuan, kesediaan kita untuk berbagi pengetahuan. Kita berkolaborasi, dan mengambil tindakan kolektif dalam memerangi kanker," ujar Budi Gunadi, saat membuka acara tersebut.

Lebih lanjut dijelaskan, IICC adalah forum global yang diselenggarakan membahas isu akses yang tidak memadai dan tidak adil dalam perawatan kanker pada masyarakat berpendapatan rendah dan menengah.

"Melalui berbagi pengetahuan, kemitraan pembangunan, dan transfer teknologi. Konferensi ini bertujuan untuk meningkatkan upaya pengendalian kanker di seluruh dunia," sambung Budi.

Untuk diketahui, kanker merupakan penyebab utama kematian di dunia dengan estimasi sekitar 20 juta kasus baru. Ada 9,7 juta kematian pada tahun 2022. Sedangkan di Indonesia, kanker merupakan penyebab kematian nomor tiga setelah penyakit kardiovaskular dan stroke, dengan 400 ribu kasus baru dan sekitar 200 ribu kematian akibat kanker setiap tahunnya.

Terkait tiga penyakit kanker yang memiliki angka kematian tinggi, data menunjukkan 70% pasien kanker di indonesia baru terdiagnosis pada stadium lanjut. Sehingga sangat mengurangi peluang keberhasilan pengobatan karena memerlukan tatalaksana lebih kompleks dan pembiayaan yang besar.

Di Indonesia, berdasarkan data BPJS Kesehatan tahun 2023, kanker merupakan penyakit katastropik dengan pembiayaan mencapai sekitar Rp 5,9 triliun.

IICC 2024 ini diikuti peserta dari berbagai negara dan dari dalam negeri Indonesia yang meliputi ahli onkologi, peneliti, akademisi, pembuat kebijakan, sukarelawan dan masyarakat umum yang terlibat dalam pencegahan, diagnosis, pengobatan, perawatan kanker sampai pengendalian kanker.

(hsa/gsp)

Baca Juga

Komentar