Pidato Lengkap Presiden Prabowo Subianto di Gedung MPR- Beritasatu

 

Pidato Lengkap Presiden Prabowo Subianto di Gedung MPR

Jakarta, Beritasatu.com - Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka resmi dilantik menjadi presiden dan wakil presiden Republik Indonesia (RI) periode 2024-2029. Setelah mengucapkan sumpah jabatan dan tanda tangan berkas pelantikan, Prabowo memberikan pidato pertama sebagai presiden ke-8 RI di Gedung Nusantara, kompleks parlemen, Jakarta, Minggu (20/10/2024).

ADVERTISEMENT

Berikut pidato lengkap Prabowo Subianto setelah pelantikan menjadi presiden di gedung MPR:

Bismillahirrahmanirrahim 
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
Salam sejahtera untuk kita sekalian 
Shalom 
Om swastiatu
Namo buddhaya  
Salam kebajikan 
Rahayu-rahayu

Yang saya hormati dan yang saya muliakan, presiden Republik Indonesia masa jabatan 2014-2024 Bapak Ir Joko Widodo beserta Ibu Iriana Joko Widodo, wakil presiden RI masa jabatan 2019-2024 Bapak Prof Dr KH Ma'ruf Amin beserta Ibu Hj Wury Estu Ma'ruf Amin, wakil presiden Republik Indonesia masa jabatan 2024-2029 saudara Gibran Rakabuming Raka beserta Ibu Selvi Ananda Putri, presiden Republik Indonesia keenam Bapak Jenderal TNI (Purnawirawan) Prof Dr H Susilo Bambang Yudhoyono, wakil presiden keenam Republik Indonesia Bapak Jenderal TNI (Purnawirawan) Tri Sutrisno, wakil presiden ke-10 dan ke-12 Republik Indonesia Bapak H Muhammad Yusuf Kalla, wakil presiden ke-11 Republik Indonesia Bapak Prof Dr Budiono, Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) Bapak Ahmad Muzani dan para wakil ketua MPR yang saya hormati, ketua dan para wakil ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), ketua dan wakil ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD), ketua lembaga-lembaga negara.

Para ketua umum partai politik. Ketua Umum Partai Golkar saudara Dr Bahlil Lahadalia, ketua umum Partai Gerindra yang diwakili oleh Hashim Djojohadikusumo, Ketua Umum Partai Nasdem Bapak Dr H Surya Paloh, Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa Bapak H Abdul Muhaimin Iskandar, Presiden Partai Keadilan Sejahtera Bapak H Ahmad Syaikhu, Ketua Umum Partai Amanat Nasional Bapak Dr H Zulkifli Hasan, Ketua Umum Partai Demokrat saudara Dr H Agus Harimurti Yudhoyono, ketua dan anggota Komisi Pemilian Umum, ketua Badan Pengawas Pemilihan Umum, ketua dewan kehormatan penyelenggaraan pemilihan umum, jaksa agung panglima TNI, kapolri, para kepala staf angkatan, saudara Anies Rasyid Baswedan dan saudara Abdul Muhaimin Iskandar, saudara Ganjar Pranowo dan saudara Prof Dr Mahfud MD, pasangan calon presiden dan wakil presiden pada kontestasi Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden 2024 yang lalu. Saudara-saudara insan pers, media cetak dan media elektronik dalam dan luar negeri, para tamu undangan dan teristimewa saudara-saudaraku seluruh rakyat Indonesia.

Saudara-saudara sebangsa dan se-Tanah Air di mana pun Anda berada. Sebagai insan yang bertakwa marilah kita tidak henti-hentinya memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang maha besar, karena kita masih diberi kesehatan dapat hadir di majelis yang baik ini dan melaksanakan tugas konstitusi kita dengan baik dan aman.

Saudara-saudara, hari ini kita mendapat kehormatan yang sangat besar pada acara pelantikan presiden dan wakil presiden Republik Indonesia. Hari ini kita dihadiri 19 kepala negara dan kepala pemerintahan, serta 15 utusan khusus negara-negara sahabat lainnya.

Tokoh-tokoh dari negara sahabat ini terbang dari tempat yang jauh di tengah kesibukan mereka, di tengah banyak masalah yang dihadapi, mereka datang ke sini untuk menghormati bangsa dan rakyat Indonesia. Karena itu atas nama seluruh bangsa dan rakyat Indonesia, saya ucapkan penghargaan terima kasih yang setinggi-tingginya kepada semua kepala pemerintah kepala negara dan perwakilan negara-negara sahabat yang hadir di sini.

Yang saya hormati dan saya muliakan pemimpin negara Brunei Darussalam Paduka Sri Baginda Sultan Hassanal Bolkiah Mu'izzaddin Wad'daulah, Presiden Filipina yang mulia Ferdinand R Marcos Junior, Perdana Menteri Kerajaan Kamboja yang mulia Hun Manet, Perdana Menteri Republik Korea yang mulia Han Duck-Soo, Perdana Menteri Malaysia yang mulia Datuk Seri H Anwar Ibrahim, Perdana Menteri Papua Nugini yang mulia James Marape, Perdana Menteri Republik Serbia yang mulia Miloš Vučević, Perdana Menteri Republik Singapura yang mulia Lawrence Wong beserta ibu, Perdana Menteri Kepulauan Solomon yang mulia Jeremiah Menele, Perdana Menteri Republik Demokratik Timor Leste yang mulia Xanana Gusmao, dan Perdana Menteri Vanuatu yang Charlot Salwai Tabimasmas.

Di hadapan majelis yang terhormat ini, di hadapan seluruh rakyat Indonesia dan yang terpenting di hadapan Tuhan Yang Maha Esa, Allah Swt. Saya Prabowo Subianto dan saudara Gibran Rakabuming Raka telah mengucapkan sumpah untuk mempertahankan Undang-Undang dasar kita, menjalankan semua undang-undang dan peraturan yang berlaku untuk berbakti kepada negara dan bangsa.

Sumpah tersebut akan kami jalankan dengan sebaik-baiknya dengan penuh rasa tanggung jawab dan dengan semua kekuatan yang ada pada jiwa dan raga kami. Kami akan menjalankan kepemimpinan pemerintahan Indonesia, kepemimpinan negara dan bangsa Indonesia, dengan tulus, dengan mengutamakan kepentingan seluruh rakyat Indonesia, termasuk mereka yang tidak memilih kami. Kami akan mengutamakan kepentingan bangsa dan rakyat Indonesia di atas segala golongan, apalagi kepentingan pribadi kami.

Saudara-saudara sekalian, tantangan, rintangan, hambatan, dan ancaman yang dihadapi oleh bangsa Indonesia di tengah dinamika dan pergolatan dunia tidak ringan saudara-saudara sekalian. kita paham, kita mengerti bahwa karunia yang diberikan oleh yang maha kuasa kepada kita sungguh sangat besar dan sungguh sangat beragam.

Kita memiliki luas wilayah daratan dan lautan yang sangat besar, kita memiliki kekayaan alam yang sangat besar, kita mengerti bahwa sumber daya alam ini terdiri dari sumber-sumber yang sangat penting untuk kehidupan manusia di abad ke-21 dan seterusnya.

Namun, di tengah segala karunia tersebut, di tengah segala kelebihan yang kita miliki, memang membuat kita harus menghadapi masa depan dengan optimistis tetapi kita pun harus berani untuk melihat hambatan tantangan, rintangan, ancaman, dan kesulitan yang ada di hadapan kita.

Saya selalu mengajak saudara-saudaraku sebangsa dan se-Tanah Air untuk menjadi bangsa yang beran,  bangsa yang tidak takut tantangan, bangsa yang tidak takut rintangan, bangsa yang tidak takut ancaman saudara-saudara sekalian.

Sesungguhnya sejarah kita adalah sejarah dengan penuh kepahlawanan, penuh pengorbanan, penuh keberanian, tidak hanya pemimpin-pemimpin tetapi keberanian rakyat kita menghadapi segala tantangan, bahkan, invasi-invasi dari bangsa lain saudara-saudara sekalian.

Kita paham dan kita mengerti bahwa kemerdekaan kita bukan hadiah. Kemerdekaan kita, kita dapat dengan pengorbanan yang sangat besar saudara-saudara sekalian. Kita harus paham dan ingat selalu pengorbanan yang paling besar adalah pengorbanan dari rakyat kita, dari rakyat kita yang paling miskin, wong cilik yang berjuang yang memberi makan kepada pejuang-pejuang. Janganlah kita lupa waktu perang kemerdekaan, kita tidak punya anggaran, kita tidak punya APBN, pasukan kita tidak digaji.

Siapa yang memberi makan kepada kita? Yang beri makan adalah para petani di desa-desa, yang beri makan adalah para nelayan, yang beri makan adalah para pekerja dan terus-menerus mereka yang mendirikan Republik Indonesia sekarang.

Saya mengajak saudara-saudara, terutama unsur pimpinan dari semua kalangan, dari kalangan cendekiawan, dari kalangan ulama, dari kalangan pengusaha, dari kalangan pemimpin politik, dari kalangan pemuda dan mahasiswa, mari kita berani menghadapi tantangan-tantangan tersebut saudara-saudara sekalian.

Tantangan besar yang kita hadapi ada yang berasal dari luar, tetapi harus kita akui kita berani mengakui banyak tantangan, banyak kesulitan, banyak rintangan yang berasal dari diri kita sendiri.

Ada tantangan-tantangan dan kesulitan-kesulitan yang terjadi karena kita kurang waspada, karena kadang-kadang kita tidak andal dan tidak piawai dalam mengurus kekayaan kita sendiri saudara-saudara sekalian.

Marilah kita berani mawas diri, marilah kita berani menatap wajah kita sendiri dan mari kita berani memperbaiki diri kita sendiri. Marilah kita berani mengoreksi diri kita sendiri saudara-saudara sekalian.

Kita harus menghadapi kenyataan bahwa masih terlalu banyak kebocoran penyelewengan korupsi di negara kita ini dan ini adalah yang membahayakan masa depan kita dan masa depan anak-anak kita, cucu-cucu kita.

Kita harus berani mengakui terlalu banyak kebocoran-kebocoran dari anggaran kita, penyimpangan-penyimpangan kolusi di antara para pejabat politik, pejabat pemerintah di semua tingkatan dengan pengusaha-pengusaha yang nakal, pengusaha-pengusaha yang tidak patriotik.

Janganlah kita takut untuk melihat realita ini. Kita masih melihat sebagian saudara-saudara kita yang belum menikmati kemerdekaan, terlalu banyak saudara-saudara kita yang berada di bawah garis kemiskinan, terlalu banyak anak-anak kita yang berangkat sekolah tidak makan pagi, terlalu banyak anak-anak kita yang tidak punya pakaian untuk berangkat sekolah saudara-saudara sekalian.

Kita sebagai pemimpin politik jangan terlalu senang melihat angka-angka statistik yang membuat kita terlalu cepat gembira dan terlalu cepat puas. Padahal kita belum melihat gambaran sepenuhnya.

Kita merasa bangga bahwa kita diterima di kalangan G20, kita merasa bangga bahwa kita disebut ekonomi ke-16 terbesar di dunia, tetapi apakah kita sungguh-sungguh paham, apa kita sungguh-sungguh melihat gambaran yang utuh dari keadaan kita? Apakah kita sadar bahwa kemiskinan di Indonesia masih terlalu besar? Apakah kita sadar bahwa rakyat kita dan anak-anak kita banyak yang kurang gizi?

Banyak rakyat kita yang tidak dapat pekerjaan yang baik, banyak sekolah-sekolah kita yang tidak terurus saudara-saudara sekalian. Kita harus berani melihat ini semua dan kita harus berani menyelesaikan masalah ini semua saudara-saudara sekalian.

Saya mengajak kita semua untuk berani melihat kenyataan ini dan kita boleh bangga dengan prestasi kita, tetapi marilah kita jangan tertegun, jangan terlalu cepat puas, jangan terlalu cepat gembira dengan menutup mata dan hati kita terhadap tantangan-tantangan dan penderitaan saudara-saudara kita.

Saudara-saudara sekalian, kita tidak boleh memiliki sikap seperti burung unta yang kalau melihat sesuatu yang tidak enak, maka ia memasukkan kepalanya dalam tanah.

Mari kita menatap ancaman dan bahaya dengan gagah, marilah kita menghadapi kesulitan dengan berani saudara-saudara sekalian. Marilah kita berhimpun, marilah kita bersatu untuk mencari solusi-solusi, mencari jalan keluar dari ancaman dan bahaya tersebut saudara-saudara sekalian

Saya telah mencanangkan bahwa Indonesia harus segera swasembada pangan dalam waktu yang sesingkat-singkatnya. Kita tidak boleh tergantung sumber makanan dari luar. Dalam krisis, dalam keadaan genting, tidak ada yang akan mengizinkan barang-barang mereka untuk kita beli. Karena itu, tidak ada jalan lain dalam waktu yang sesingkat-singkatnya kita harus mencapai ketahanan pangan.

Kita harus mampu memproduksi dan memenuhi kebutuhan pangan seluruh rakyat Indonesia. Saya sudah mempelajari bersama pakar-pakar yang membantu saya. Saya yakin paling lambat 4 sampai 5 tahun kita akan swasembada pangan. Bahkan, kita siap menjadi lumbung pangan dunia saudara-saudara sekalian.

Kita juga harus swasambada energi. Dalam keadaan ketegangan, dalam keadaan kemungkinan terjadi perang di mana-mana, kita harus siap dengan kemungkinan yang paling jelek. Negara-negara lain harus memikirkan kepentingan mereka sendiri.

Kalau terjadi hal yang tidak kita inginkan, sulit kita akan dapat sumber energi dari negara lain, karena itu kita harus swasembada energi dan kita mampu untuk swasembada energi, karena kita diberi karunia oleh Tuhan tanaman-tanaman yang membuat kita bisa tidak tergantung kepada bangsa lain.

Tanaman-tanaman, seperti kelapa sawit bisa menghasilkan solar dan bensin, kita juga punya tanaman-tanaman lain, seperti singkong, tebu, sagu, jagung dan lain-lain.

Kita juga punya energi bawah tanah, geothermal yang cukup. Kita punya batu bara yang sangat banyak. Kita punya energi dari air yang sangat besar. Pemerintah yang saya pimpin nanti akan fokus untuk mencapai swasembada energi.

Kita juga harus mengelola air dengan baik. Alhamdulillah kita punya sumber air yang cukup dan kita sudah punya teknologi menghasilkan air yang murah dan yang bisa memenuhi kebutuhan kita.

Semua subsidi bantuan kepada rakyat kita yang masih dalam keadaan susah, harus kita yakini agar subsidi-subsidi itu sampai kepada mereka yang membutuhkan. Kita harus berani meneliti dan kalau perlu kita ubah subsidi itu agar diterima langsung keluarga-keluarga yang membutuhkan.

Dengan teknologi digital, kita akan mampu membuat subsidi itu sampai ke setiap keluarga yang membutuhkan. Tidak boleh ada aliran-aliran bantuan itu yang tidak sampai ke mereka yang butuh itu.

Anak-anak kita semua harus bisa makan bergizi minimal satu kali sehari, dan itu akan kita lakukan, dan itu bisa kita lakukan. Selain itu, kami menjamin melindungi mereka yang paling lemah untuk mencapai kesejahteraan sejati, kemakmuran yang sebenarnya.

Kita harus melakukan hilirisasi kepada semua komoditas yang kita miliki. Nilai tambah dari semua komoditas itu harus menambah kekuatan ekonomi kita, sehingga rakyat kita bisa mencapai tingkat hidup yang sejahtera. Seluruh komoditas kita harus bisa dinikmati oleh seluruh rakyat Indonesia.

Saya sudah katakan, kita harus berani menghadapi dan memberantas korupsi dengan perbaikan sistem, dengan penegakan hukum yang tegas, dengan digitalisasi. Insyaallah kita akan kurangi korupsi secara signifikan.

Namun, hal ini harus kita lakukan seluruh unsur. Pimpinan harus memberi contoh, ing ngarso sung tulodo. Ada pepatah yang mengatakan kalau ikan menjadi busuk, busuknya mulai dari kepala. Semua pejabat dari semua eselon dari semua tingkatan harus memberi contoh untuk menjalankan kepemimpinan pemerintahan yang sebersih-bersihnya. Mulai contoh dari atas dan sesudah itu penegakan hukum yang tegas dan keras.

Semua percaya dan yakin kita punya kekuatan untuk menghilangkan kemiskinan dari bumi Indonesia. Ini sasaran berat, bahkan banyak yang mengatakan ini sesuatu yang tidak mungkin. 
Pemimpin yang berani dan baik akan terpanggil untuk menghadapi yang tidak mungkin dan mencari jalan agar yang tidak mungkin bisa kita atasi. Bangsa yang berani adalah bisa bikin yang tidak mungkin menjadi mungkin.

Di tengah cita-cita yang begitu besar dan idam-idamkan, kita perlu suasana kebersamaan, persatuan, kolaborasi kerja sama, bukan cekcok yang berkepanjangan. Kita perlu pemimpin-pemimpin yang tidak caci maki, yang arif bijaksana, mengerti, dan cinta budaya dan sejarah bangsa sendiri, yang bangga dengan adab tradisi dan adat bangsa kita sendiri.

Kita dari sejak dahulu memikirkan kehendak dari para pendiri bangsa kita ingin menjadi bangsa yang berdemokrasi. Kita menempatkan kedaulatan rakyat setinggi-tingginya. Dalam dasar negara kita Pancasila, kerakyatan merupakan sendi utama dari kelima sila yang kita junjung tinggi. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan.

Kita menghendaki kehidupan demokrasi, tetapi marilah kita sadar bahwa demokrasi kita harus demokrasi yang khas untuk Indonesia, yang cocok untuk bangsa kita, demokrasi yang berasal dari sejarah dan budaya kita.

Demokrasi kita harus demokrasi yang santun, demokrasi di mana berbeda pendapat harus tanpa permusuhan. Demokrasi di mana mengoreksi harus tanpa caci maki, bertarung tanpa membenci, bertanding tanpa berbuat curang.

Demokrasi kita harus demokrasi yang menghindari kekerasan, adu domba, hasut menghasut. Harus yang sejuk, demokrasi yang damai, demokrasi yang menghindari kemunafikan.

Hanya dengan persatuan dan kerja sama kita akan mencapai cita-cita para leluhur bangsa yang gemah ripah loh jinawi toto tentrem kerto raharjo, bangsa yang baldatun toyyibatun warobbun ghofur. Bangsa yang di mana rakyat cukup sandang, pangan, dan papan. Cita-cita kita adalah melihat wong cilik iso gemuyu, wong cilik bisa senyum, bisa tertawa.

Kita harus ingat bahwa kekuasaan itu adalah milik rakyat. Kedaulatan itu adalah kedaulatan rakyat. Kita berkuasa seizin rakyat. Kita menjalankan kekuasaan harus untuk kepentingan rakyat. Kita harus selalu ingat setiap pemimpin dalam setiap tingkatan harus selalu ingat, pekerjaan kita harus untuk rakyat.

Bukan, bukan, dan bukan kita bekerja untuk diri sendiri. Bukan kita bekerja untuk kerabat kita, bukan kita bekerja untuk pemimpin-pemimpin kita. Pemimpin yang harus bekerja untuk rakyat.

Kita harus mengerti selalu sadar selalu bahwa bangsa yang merdeka adalah bangsa dengan rakyatnya merdeka. Rakyat harus bebas dari ketakutan, bebas dari kemiskinan, bebas dari kelaparan, bebas dari kebodohan, bebas dari penindasan, bebas dari penderitaan.

Saudara-saudara, masih ada saudara-saudara kita usianya di atas 70 tahun masih menarik becak. Ini bukan ciri-ciri bangsa yang merdeka. Hanya kalau kita bisa wujudkan keadaan di mana rakyat sungguh merasa dan menikmati kemerdekaan, baru kita boleh sungguh-sungguh puas dan bangga dengan prestasi Indonesia merdeka.

Marilah kita kerja keras dan berjuang tanpa menyerah. Mari kita menghimpun dan menjaga semua kekayaan kita. Jangan mau kekayaan kita diambil murah oleh pihak-pihak lain.

Semua kekayaan kita harus sebesar-besarnya untuk kepentingan dan kemakmuran rakyat kita. Dalam sejarah politik, hal ini mudah untuk kita ucapkan, tidak mudah untuk kita capai.

Namun, kita bisa capai kalau kita bersatu dan bekerja sama. Marilah kita bangun masa depan bersama. Marilah menganggap rekan-rekan kita walaupun berbeda suku, partai, agama, golongan, kita adalah sama-sama anak Indonesia. Bertanding semangat. Sesudah bertanding, mari kita berhimpun kembali.

Presiden Joko Widodo mengalahkan saya, berapa kali ya saya lupa, tetapi begitu beliau menang, beliau mengajak saya bersatu, dan saya menerima ajakan itu. Sekarang saya yang menang, dan saya mengajak semua pihak ayo bersatu.

Dalam menghadapi dunia internasional, Indonesia memilih jalan bebas aktif nonblok. Kita tidak mau ikut pakta-pakta militer manapun. Kita memilih jalan bersahabat dengan semua negara. 
Sudah berkali-kali saya canangkan Indonesia akan menjalankan politik luar negeri sebagai negara yang ingin menjadi tetangga yang baik, we want to be a good neighboor. Kita ingin menganut filosofi kuno, yakni seribu kawan terlalu sedikit, satu lawan terlalu banyak.

Dengan demikian, kita ingin menjadi sahabat semua negara, tetapi kita punya prinsip, yakni anti penjajahan. Karena kita pernah mengalami penjajahan. Kita anti penindasan, karena kita pernah ditindas. Kita anti rasialisme, anti apertheid, karena kita pernah mengalami waktu kita dijajah.

Kita bahkan digolongkan lebih rendah dari anjing, banyak prasasti dan marmer papan-papan di mana disebut hhonden en inlander verboden. Saya masih liat prasasti di kolam renang Manggarai pada 1978. Karena itu kita punya prinsip kita harus solider membela rakyat yang tertindas di dunia ini.

Karena itu kita mendukung kemerdekaan rakyat Palestina. Pemerintah Presiden Joko Widodo sudah mengirimkan banyak bantuan. Hari ini kita punya tim medis yang bekerja di Gaza, Raffah, dengan risiko sangat tinggi.

Dokter-dokter kita, perawat-perawat kita, sudah bekerja sama dengan saudara dari Uni Emirat Arab (UEA), dan kita pun siap untuk mengirim bantuan yang lebih banyak, dan siap evakuasi mereka yang luka dan anak-anak yang trauma.

Untuk korban kita siapkan semua rumah sakit, dan tentara, dan nanti rumah sakit-rumah sakit lain untuk membantu saudara-saudara kita yang menjadi korban perang yang tidak adil.

Kita menjadi bangsa harus berterima kasih kepada generasi pembebas. Bung Karno, Bung Hatta, pahlawan-pahlawan lain, I Gusti Ngurah Rai, Kapitan Pattimura, Sultan Hasanuddin, Teuku Umar, Cut Nyak Dien, dan lain-lain. Mereka membayar saham kemerdekaan dengan darah dan air mata mereka.

Kita bersyukur pada Presiden Bung Karno yang telah memberi kita ideologi negara, Pancasila. Yang keluar masuk penjara, dibuang di mana-mana dari sejak muda karena memperjuangkan Indonesia merdeka.

Indonesia tidak mau menjadi darah bagi bangsa-bangsa lain. Soekarno-Hatta, Syahrir, semua pendiri bangsa berkorban dan memimpin dengan baik.

Kita juga bersyukur kepada Presiden Soeharto yang banyak jasanya dalam menyelamatkan dan mengamankan ideologi Pancasila, yang telah meletakkan dasar bagi Indonesia yang modern.

Kita berterima kasih kepada Presiden BJ Habibie yang telah membuat dasar untuk kita meraih dan menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi.

Kita berterima kasih kepada Presiden Abdurrahman Wahid yang telah memberi contoh toleransi antaragama, antarsuku, yang menjunjung tinggi Indonesia yang inklusif dan toleran.

Kita berterima kasih kepada Presiden Megawati yang menyelesaikan masalah-masalah ekonomi akibat crash pada 1998. Harus diakui di bawah pemerintahan Megawati, masalah perusahaan-perusahaan yang hancur dapat diperbaiki dan diselamatkan.

Kita harus berterima kasih kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, yang memimpin Indonesia di saat krisis yang sangat berat, menghadapi tsunami, menyelesaikan bersama Wakil Presiden Jusuf Kalla, menyelesaikan pertikaian di Aceh yang sudah berjalan begitu lama. Ini prestasi yang harus diakui.

Mereka semua dengan cara masing-masing memiliki sumbangsih terhadap apa yang kita nikmati, utuh, berdaulat, dan merdeka yang terus menjaga dan berjuang untuk kemerdekaan dan keadilan.

Sekarang, kita ucapkan terima kasih juga kepada Presiden RI ke-7 Joko Widodo dengan Wakil Presiden Ma’ruf Amin. Terima kasih atas kepemimpinan Bapak, terima kasih atas kenegarawanan Bapak. Bapak telah menakhodai bangsa ini melalui krisis-krisis yang sungguh sangat berat.

Ingat Covid-19 kita bahkan keluar rumah takut. Saya saksi, saya menteri beliau. Semua pihak dalam dan luar negeri telepon, terus menekan beliau, terus minta lockdown. Beliau menolak. Beliau berpikir kalau kita lockdown, bagaimana (nasib) wong cilik, warteg, ojol, rakyat yang makannya dari upah harian.

Jangan kita lupa prestasi pemimpin-pemimpin kita. Terima kasih, Anda berjasa dan akan dikenang sebagai putra Indonesia yang termasuk terbaik.

Akhir kata, saya mohon doa restu saudara-saudara. Mari kita bangun Indonesia di atas landasan yang sudah dirintis oleh pendahulu-pendahulu kita. Mari kita belajar semua kekurangan. Kita akui dan kita perbaiki. Hentikan dendam, hilangkan kebencian, bangun kerukunan, bangun gotong royong. Itu kepribadian bangsa Indonesia, itu ajaran Bung Karno.

Saudara-saudara sekalian, kami siap melanjutkan estafet kepemimpinan. Kita siap bekerja keras menuju Indonesia Emas, menjadi bangsa yang kuat, merdeka, berdaulat, adil, dan makmur. 
Kita tidak mau mengganggu siapa pun. Kita tidak mau mengganggu bangsa lain, tetapi kita juga tidak mengizinkan bangsa mana pun mengganggu kita.

Semoga Tuhan Yang Maha Esa Allah Swt yang memiliki alam melindungi kita semua. Semoga Tuhan menyertai kita semua dalam perjalanan dan pengabdian kita untuk bangsa dan negara.

Kita juga berdoa kepada Yang Maha Kuasa agar tamu-tamu agung kita, mereka yang datang dari jauh akan kembali ke rumah masing-masing dalam keadaan aman dan terus bersahabat dengan kita.

Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
Salam sejahtera untuk kita sekalian 
Shalom 
Om santi-santi om 
Namo buddhaya 
Rahayu-rahayu 
Merdeka, merdeka, merdeka. 
 

Baca Juga

Komentar