CEO KAI Korea Selatan Merasa Diremehkan Tak Terima KF-21 Boramae Disamakan Rafale: Saya Menyebutnya Generasi 4,9 - Zona Jakarta

 

CEO KAI Korea Selatan Merasa Diremehkan Tak Terima KF-21 Boramae Disamakan Rafale: Saya Menyebutnya Generasi 4,9 - Zona Jakarta

Zonajakarta.com- Dikembangakan Korea Selatan bersama IndonesiaKF-21 Boramae akan segera diproduksi massal untuk Angkatan Udara Korsel (ROKAF).

KF-21 Boramae yang juga akan dimiliki Indonesia akan segera diproduksi massal sebanyak 20 unit untuk Korea Selatan (Korsel).

Korea Aerospace Industries (KAI) adalah pabrikan tempat dimana KF-21 Boramae Indonesia dan Korea Selatan dikembangkan semenjak 9 tahun lalu.

KAI dijadwalkan mengirim KF-21 Boramae batch pertama ke Angkatan Udara Korea Selatan pada akhir tahun 2026.

Jet tempur KF-21 Boramae digadang-gadang menjadi fondasi armada pesawat tempur masa depan Angkatan Udara Korea Selatan, memberikan kontribusi signifikan terhadap modernisasi dan peningkatan kemampuannya di tahun-tahun mendatang.

KF-21 Boramae disebut-sebut mempunyai banyak kemiripan dengan F-35 siluman buatan Amerika Serikat (AS).

Baca Juga:

Hal ini seperti dikutip Zonajakarta.com dari artikel 19 Forty Five berjudul 'Jet Tempur KF-21 Korea Selatan: Mini F-35?' terbitan 3 Mei 2023.

Media Amerika Amerika menyebut KF-21 Boramae sebagai jet tempur supersonik ramping yang tampak agak siluman dan diperkirakan akan beroperasi pada tahun 2026.

Konfigurasi eksternal memiliki kesamaan yang mencolok dengan F-35 AS dengan sayap-badan pesawat yang dicampur dan inlet mesin tertanam, namun ada perbedaan yang jelas dan diakui secara luas antara kedua pesawat.

Pesawat tempur KF-21 Korea tidak memiliki ruang senjata internal seperti pesawat siluman generasi ke-5 , namun dipersenjatai dengan berat sebanyak 10 cantelan eksternal.

Keterbatasan yang jelas ini tidak berarti pesawat tempur Korea suatu hari nanti tidak dapat berevolusi menjadi pesawat generasi ke-5, karena banyak laporan mengutip pengembang yang menjelaskan bahwa ruang senjata internal memang dapat dibangun ke dalam KF-21 di tahun-tahun mendatang," jelas 19 Empat Puluh Lima dalam artikelnya.

Media Amerika itu juga menyebutkan sederet senjata yang dipasang di KF-21 Boramae.

Baca Juga:

CEO KAI Korea Selatan Merasa Diremehkan KF-21 Boramae Disamakan Rafale: Saya Menyebutnya Generasi 4,9

Jet Korea dipersenjatai dengan senjata udara-ke-udara dan udara-ke-darat yang lengkap termasuk AIM-9X Sidewinder dan AIM-120 bersama dengan Harpoon dan anti-rudal kapal.

Pesawat ini juga terbang dengan bom lengkap, menyediakan satu atau dua awak dengan berbagai pilihan serangan," tulis 19 Forty Five.

Jet tempur KF-21 Boramae Indonesia dan Korea Selatan memiliki dua rudal mematikan yakni AIM-2000 dan rudal Meteor.

Rudal Meteor yang cukup mematikan rupanya dipasang di sayap KF-21 Boramae Indonesia dan Korea Selatan.

Dikutip Zonajakarta.com dari Aviacionline, jet tempur KF-21 Boramae yang merupakan proyek bersama antara Indonesia dan Korea Selatan bermesin kembar dengan kecepatan tertinggi yang diharapkan 2.200 km / jam.

Pesawat KF-21 Boramae yang merupakan kerjasama Indonesia dan Korea Selatan memiliki jangkauan 2.900 km dan mampu membawa beban tempur hingga 7,7 ton.

Baca Juga:

Sayangnya, KF-21 Boramae produksi awal tak akan memakai mesin F414 langsung dari General Electric (GE) seperti yang awalnya digembar-gemborkan melainkan akan memakai mesin dari Hanwha Aerospace.

Hal ini seperti dikutip Zonajakarta.com dari Koran Gyeongnam edisi 25 Juni 2024, Hanwha Aerospace, yang terletak di Kompleks Industri Nasional Changwon, memasok mesin untuk jet tempur pertama Korea yang diproduksi di dalam negeri, KF-21 Boramae.

Hanwha Aerospace mengumumkan pada tanggal 25 Juni 2024 bahwa mereka menandatangani kontrak dengan Administrasi Program Akuisisi Pertahanan untuk memasok mesin produksi massal pertama untuk KF-21 senilai 556,2 miliar won.

Masa kontraknya adalah Juni 2024 hingga Desember 2027, dan Hanwha Aerospace akan mengirimkan sekitar 40 mesin F414 dan modul cadangan untuk dipasang pada KF-21, dan juga akan memberikan dukungan logistik lanjutan seperti manual perawatan mesin dan dukungan teknis lapangan.

Mesin yang akan dikirimkan melalui kontrak ini akan dipasang pada batch pertama produksi massal KF-21, dan Hanwha Aerospace berencana untuk memasok mesin hingga akhir produksi massal KF-21.

Mesin F414 yang dipasang pada KF-21 juga diproduksi di Pabrik Changwon 1 menggunakan lisensi dari GE Aerospace, sebuah perusahaan mesin penerbangan global.

Baca Juga:

Seorang pejabat dari Hanwha Aerospace berkata, “Dengan rasa tanggung jawab dan misi sebagai satu-satunya perusahaan mesin pesawat khusus di Korea, kami akan memasok mesin dengan kualitas sempurna tanpa gangguan dan mengerahkan seluruh kemampuan kami untuk mengembangkan mesin pesawat kami sendiri untuk pertahanan dan pengamanan nasional yang mandiri. sumber makanan masa depan bagi Korea," jelasnya seperti dikutip dari media Korsel tersebut.

Halaman:
CEO KAI Korea Selatan Merasa Diremehkan KF-21 Boramae Disamakan Rafale: Saya Menyebutnya Generasi 4,9

Hanwha Aerospace memiliki teknologi untuk memproduksi lebih dari 10.000 mesin selama 45 tahun.

Dimulai dengan jet tempur F-4 Angkatan Udara pada tahun 1979, kami telah memasok mesin untuk jet tempur militer kami, termasuk KF-5, KF-16, F-15K, dan T-50, melalui produksi lisensi di luar negeri.

Korea Selatan rupanya punya alasan kenapa memilih mengembangkan mesin KF-21 Boramae ketimbang pakai buatan langsung GE.

Hal ini seperti dikutip dari rilis resmi Hanwha Aerospace yang diterima Zonajakarta.com pada 18 Juli 2024.

"Inisiatif mesin buatan dalam negeri muncul setelah beberapa dekade manufaktur mesin dan pencapaian produksi melalui kerja sama teknis dengan pembuat mesin terkemuka global.

Baca Juga:

Hanwha Aerospace adalah satu-satunya produsen mesin turbin gas aero di Korea Selatan, yang mencapai tonggak sejarah besar dengan memproduksi lebih dari 10.000 mesin pada April 2024," tulis dalam rilisnya.

Perusahaan asal Korea Selatan itu mengungkap kepercayaan diri negerinya yang memilih mesin buatan Hanwha Aerospace ketimbang buatan GE langsung.

“Memanfaatkan akumulasi pengalaman selama puluhan tahun dan keahlian luar biasa dalam manufaktur mesin pesawat terbang, kami berkomitmen penuh untuk mengembangkan mesin aero turbofan dengan teknologi kami sendiri,” kata Wakil Presiden Eksekutif Mr. Kim Won-wook, Kepala Unit Bisnis Mesin Aero Lanjutan seperti dikutip Zonajakarta.com dari rilis Hanwha Aerospace.

“Dengan keberhasilan pengembangan jet tempur K-21, dan berkembangnya kemampuan industri pertahanan di Korea, kami yakin akan keberhasilan upaya kami," lanjutnya.

Perubahan lainnya yang diungkap mengenai KF-21 Boramae yang segera masuk dapur produksi massal juga diumumkan CEO KAI.

Meski KF-21 Boramae awalnya disebut-sebut sebagai pesawat tempur generasi 4,5 mirip dengan Super Hornet atau Rafale, KAI kini justru merasa diremehkan.

CEO KAI Korea Selatan Merasa Diremehkan KF-21 Boramae Disamakan Rafale: Saya Menyebutnya Generasi 4,9
CEO KAI Korea Selatan Merasa Diremehkan KF-21 Boramae Disamakan Rafale: Saya Menyebutnya Generasi 4,9

Baca Juga:

CEO KAI Korea Selatan Merasa Diremehkan KF-21 Boramae Disamakan Rafale: Saya Menyebutnya Generasi 4,9

Dalam wawancara terperinci dengan harian berbahasa Korea, CEO KAI Kang Goo-young menguraikan fitur unik dan kinerja unggul KF-21.

CEO Kang menguraikan fitur-fitur menonjol pesawat itu dan keunggulan kompetitifnya dibandingkan pesawat tempur modern lainnya.

Kang mengatakan bahwa memberi label KF-21 sebagai pesawat tempur generasi 4,5 meremehkan kemampuannya.

Kang Goo-young merupakan seorang pensiunan letnan Angkatan Udara yang sebelumnya menerbangkan jet tempur F-4.

“Mereka mengatakan KF-21 adalah jet tempur generasi 4,5, tetapi menurut saya itu meremehkan.

Baca Juga:

Dibandingkan dengan Rafale Prancis generasi 4,5 dan Eurofighter Typhoon Eropa, kinerjanya lebih unggul.

Jadi, saya menyebutnya jet tempur generasi 4,9, yang lebih mendekati generasi ke-5 (jet tempur dengan kemampuan siluman penuh)," jelas CEO KAI seperti dikutip Eurasian Times.

Dia mengutip penampang radar (RCS) pesawat tersebut, yang menunjukkan kinerja silumannya lebih rendah dibandingkan pesaingnya, sehingga menempatkannya lebih dekat ke pesawat tempur generasi ke-5.

KF-21 membedakan dirinya dari jet tempur lain melalui penggabungan teknologi Revolusi Industri Keempat, termasuk kecerdasan buatan (AI) dan data besar.

Kang berpendapat bahwa sementara Rafale dan F-16 awalnya merupakan model generasi ketiga yang ditingkatkan ke generasi ke-4,5, KF-21 dirancang untuk berevolusi menjadi generasi kelima dan berpotensi generasi keenam dari basis generasi ke-4,5.

Pendekatan desain yang berwawasan ke depan ini menjadikan KF-21 satu-satunya pesawat tempur generasi 4,5 yang dikembangkan pada abad ke-21.

Baca Juga:

Pesawat ini dilengkapi fitur-fitur canggih seperti radar Active Electronically Scanned Array (AESA) (disebut sebagai 'mata pesawat tempur') dan berbagai peralatan perang elektronik.

***

CEO KAI Korea Selatan Merasa Diremehkan KF-21 Boramae Disamakan Rafale: Saya Menyebutnya Generasi 4,9
Halaman:

Editor: Zulaika Rizkia

Sumber: 19fortyfive.com, Eurasian Times, Aviaci Online, Hanwha Aerospace, knnews.co.kr

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.
SHARE:

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terpopuler

1

China Soroti Cara Cerdik Rusia Langsung Pepet Indonesia Melalui Latihan Militer Bersama Tepat di Saat Situasi Ini

5

Pelabuhan Terbesar China di Amerika akan Diresmikan Xi Jinping, AS Mulai Cemaskan Ancaman Militer PLA

Senin, 11 November 2024 | 19:58 WIB
China & Indonesia Sepakat Bentuk Kerja Sama Maritim Tapi Kemlu RI Tegaskan 9 Dash Lines Tiongkok Tetap Tak NKRI Akui

Si Jago Merah Mengamuk di Kantor Pemda Natuna, Prajurit TNI AL Berjibaku Selamatkan Gedung Pemerintah

Senin, 11 November 2024 | 14:13 WIB
24 Prajurit Tuntas Jalani Misi Kemanusiaan Terhadap Korban Badai Tropis Trami, Pulang ke Indonesia Langsung Disambut Panglima TNI

24 Prajurit Tuntas Jalani Misi Kemanusiaan Terhadap Korban Badai Tropis Trami, Pulang ke Indonesia Langsung Disambut Panglima TNI

Senin, 11 November 2024 | 14:03 WIB
Kepala DAPA Korea Selatan Setuju Iuran KF-21 Boramae Indonesia Dikurangi Tapi Bersumpah Negaranya Tak Boleh Ditusuk dari Belakang Lagi

Kepala DAPA Korea Selatan Setuju Iuran KF-21 Boramae Indonesia Dikurangi Tapi Bersumpah Negaranya Tak Boleh Ditusuk dari Belakang Lagi

Senin, 11 November 2024 | 13:42 WIB
HMAS Adelaide Kapal Perang Australia untuk Keris Woomera 2024 Tak Boleh Didekati Perahu-perahu Kecil Nelayan Indonesia Karena Bisa Timbulkan Bahaya

HMAS Adelaide Kapal Perang Australia untuk Keris Woomera 2024 Tak Boleh Didekati Perahu-perahu Kecil Nelayan Indonesia Karena Bisa Timbulkan Bahaya

Senin, 11 November 2024 | 11:36 WIB
Pernah Didatangi Kapal Destroyer Hingga Coast Guard Asing, Kepala Bakamla Ajak Negara-negara ASEAN Kerja Sama Jaga Laut China Selatan

Baca Juga

Komentar

 Pusatin Informasi 


 Postingan Lainnya