Jelang Natal dan Tahun Baru, Kapal Tanker PIS Rokan dan Natuna Dikerahkan Sebar BBM - Bisnis Liputan6
Jelang Natal dan Tahun Baru, Kapal Tanker PIS Rokan dan Natuna Dikerahkan Sebar BBM - Bisnis Liputan6
PT Pertamina International Shipping (PIS) terus memperkuat ketahanan energi nasional, untuk memastikan kelancaran distribusi dan pasokan bahan bakar minyak (BBM) ke penjuru negeri.
diperbarui 21 Nov 2024, 20:00 WIBDiterbitkan 21 Nov 2024, 20:00 WIB
PT Pertamina International Shipping (PIS) terus memperkuat ketahanan energi nasional, untuk memastikan kelancaran distribusi dan pasokan bahan bakar minyak (BBM) ke penjuru negeri. Sebagai urat nadi virtual energi Indonesia, PIS kembali memperkuat armadanya dengan kehadiran PIS Rokan dan PIS Natuna. (Dok. PIS)
Liputan6.com, Jakarta PT Pertamina International Shipping (PIS) terus memperkuat ketahanan energi nasional, untuk memastikan kelancaran distribusi dan pasokan bahan bakar minyak (BBM) ke penjuru negeri. Sebagai urat nadi virtual energi Indonesia, PIS kembali memperkuat armadanya dengan kehadiran PIS Rokan dan PIS Natuna.
"Kedua armada tanker ini disiapkan untuk menjaga kelancaran pasokan dan distribusi BBM terutama menjelang masa liburan Natal dan Tahun Baru 2025, di mana kebutuhan akan BBM di masyarakat biasanya akan meningkat," ujar Corporate Secretary PIS Muhammad Baron, Kamis (21/11/2024).
Kedua kapal ini, lanjut Baron, merupakan small tanker yang akan dioptimalkan untuk memperkuat keandalan distribusi BBM khususnya di area Indonesia Timur, yakni termasuk Nusa Tenggara, Papua, dan Maluku.
Secara rinci, Kapal PIS Rokan dan Natuna memiliki spesifikasi teknis yang mendukung kebutuhan distribusi BBM domestik, dengan kapasitas angkut hingga 6,245 Cbm, panjang kapal (LOA) 99.90 meter, draft 5.7 meter, dan daya angkut total (DWT) sebesar 4,990 ton.
"Penambahan armada ini juga sejalan dengan Asta Cita untuk ketahanan energi nasional. Menjaga keamanan pasokan BBM domestik, serta menjamin kelancaran arus distribusi energi agar masyarakat bisa menikmati masa libur panjang dengan aman dan nyaman."
Industri Pelayaran Hadapi 3 Tantangan Berat, Apa Saja?
Kapal milik PT Pertamina International Shipping (PIS). Dok PIS
Sebelumnya, PT Pertamina International Shipping (PIS) menyebutkan sejumlah strategi utama untuk mengatasi tantangan disrupsi rantai pasok energi, mulai dari perkembangan teknologi hingga ketegangan geopolitik global. Di antaranya dengan mengoptimalkan digitalisasi serta menggunakan berbagai teknologi mutakhir seperti artificial intelligence (AI).
Dalam konferensi Abu Dhabi International Petroleum Exhibition & Conference (ADIPEC) 2024, CEO PIS Yoki Firnandi mengatakan, saat ini industri pelayaran menghadapi tiga tantangan utama, ketegangan geopolitik akibat perang di Ukraina dan Timur Tengah, perang tarif antara Amerika Serikat dan China, serta dampak perubahan iklim.
Sebagai perusahaan yang bergerak di sektor maritim, PIS sangat memahami dampak negatif dari ketegangan-ketegangan tersebut.
"Kami merasakan urgensi untuk terus beradaptasi di tengah situasi yang semakin tidak menentu,” kata Yoki, Jumat (15/11/2024).
Ketegangan yang timbul akibat agresi militer Rusia telah memberikan dampak besar terhadap rantai pasokan energi global. Sebagai respon, negara-negara Uni Eropa menerapkan kebijakan yang membatasi pergerakan kapal-kapal Rusia.
Kebijakan ini menyebabkan lonjakan signifikan dalam aktivitas kapal gelap (ghost ships), yaitu kapal yang beroperasi dengan mematikan sistem AIS (Automatic Identification System), yang mempersulit pihak berwenang untuk mengidentifikasi keberadaan kapal tersebut. Hal ini tentunya meningkatkan risiko kecelakaan di perairan internasional.
“PIS secara rutin melakukan berbagai sistem verifikasi untuk memastikan kami mengetahui dengan jelas latar belakang kapal yang kami sewa dari pihak ketiga. Dalam proses pengadaan kapal charter, kami memeriksa riwayat kepemilikan kapal, termasuk sejarah operasional dan reputasi pemilik kargo. PIS juga secara berkala memantau potensi risiko yang ada serta langkah-langkah mitigasi yang perlu diambil untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan,” tambah Yoki.
Digitalisasi
Kehadiran dua kapal tanker raksasa berjenis Very Large Gas Carrier (VLGC) milik PT Pertamina International Shipping (PIS) dianggap menjadi ajang perusahaan shipping nasional sanggup berkompetisi di kancah internasional.
Untuk menghadapi tantangan yang juga semakin beragam, Yoki mengungkapkan, PIS telah mengoptimalkan digitalisasi serta menggunakan berbagai teknologi mutakhir seperti artificial intelligence (AI) yang memungkinkan pengawasan secara real-time dan akurat terhadap kapal-kapal PIS saat berlayar di daerah rawan.
PIS juga menggalakkan upaya diversifikasi rute, khususnya di negara-negara Afrika dan Eropa. Untuk memuluskan upaya tersebut, saat ini PIS telah memiliki tiga kantor perwakilan di Singapura (PIS Asia Pacific), Dubai (PIS Middle East), dan London (PIS Europe). Letak ketiga kantor perwakilan yang berada di titik-titik strategis diharapkan dapat meningkatkan jaringan dan rute internasional PIS.
Sebagai informasi, PIS baru saja membuka rute baru ke negara-negara baltik. Hingga saat ini, PIS telah berlayar ke 65 rute internasional.
Selain melalui diversifikasi rute, PIS juga tengah meningkatkan presentasi kargo hijau dalam keseluruhan operasi bisnisnya. Bahkan, PIS menargetkan peningkatan pendapatan bisnis hijau ke angka 34% terhadap keseluruhan pendapatan perusahaan. Strategi PIS untuk meningkatkan kontribusi bisnis hijau adalah melalui pasar bahan bakar hijau, yakni LNG, LPG, dan Amonia.
Komentar
Posting Komentar