Kasus DBD Melonjak, Pengamat Nilai Program Pengendalian Perlu Diperbaiki
PENGAMAT kesehatan masyarakat sekaligus anggota Pengurus Besar (PB) Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Iqbal Mochtar, menyebut lonjakan kasus demam berdarah dengue (DBD) membuktikan perlu ada yang diperbaiki terkait program pengendalian.
Sebagai informasi, jumlah kumulatif kasus DBD di Indonesia hingga minggu ke-45 tahun 2024 adalah 217.019 kasus dengan 1.255 kematian.
“Selama ini kan pemerintah telah mengimplementasikan 6 langkah dalam pengendalian demam berdarah, di antaranya pengendalian vektor, peningkatan surveilans, keterlibatan masyarakat, partisipasi teknologi dalam pengembangan penatalaksanaan demam berdarah, dan sebagainya,” ungkap Iqbal saat dihubungi Media Indonesia, Jumat (22/11).
“Kalau kemudian kita mengalami peningkatan kasus yang signifikan, artinya sangat perlu bagi kita untuk melakukan pengulikan terhadap 6 strategi yang telah diterapkan oleh Kementerian Kesehatan tersebut. Berarti ada yang kurang pas di dalam pengendalian tersebut,” jelasnya.
Terkait pengendalian vektor, Iqbal mempertanyakan, apakah Kementerian Kesehatan telah melakukan upaya yang strategis dan dan serius di dalam mengendalikan vektor DBD yakni nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus.
Kemudian, apakah upaya surveilans dilakukan secara teratur dan berkesinambungan. “Dengan hal itu kita mudah mengantisipasi akan adanya kemungkinan lonjakan,” kata Iqbal.
Selanjutnya terkait keterlibatan masyarakat, katanya, perlu dipertanyakan apakah pemerintah telah melakukan upaya-upaya strategis yang bisa mengajak masyarakat untuk terlibat aktif di dalam pengendalian demam berdarah.
Begitu juga dengan keberhasilan pengembangan teknologi di dalam penatalaksanaan demam berdarah, misalnya dengan teknologi Nyamuk Wolbachia. Termasuk keterlibatan stakeholder yang lain.
“Ini semua merupakan sisi-sisi yang harus ditelisik kalau memang kita ingin mendapatkan informasi mengapa kasus demam berdarah ini sangat meningkat di Indonesia. Saya kira ada satu atau beberapa dari elemen ini yang perlu sangat serius diperbaiki,” ujar Iqbal.
Ia mengimbau agar pemerintah terutama Kementerian Kesehatan agar jangan terlalu terlena dengan proyek-proyek mercusuar. “Misalnya proyek-proyek rekayasa genom, pengadaan dokter asing, dan sebagainya. Sementara persoalan-persoalan mendasar seperti penatalaksanaan demam berdarah ini kita masih terus bertabrakan,” jelasnya.
“Kita belum tiba pada posisi di mana penatalaksanaan ini membuahkan hasil yang baik. Jadi sangat perlu bagi kita untuk memperhatikan ini,” pungkasnya. (Z-9)
Komentar
Posting Komentar