Rusia Klaim Su-57 Satu-satunya Jet Tempur Siluman yang Kalahkan Sistem Rudal Patriot AS | Sindonews Lengkap

 

Rusia Klaim Su-57 Satu-satunya Jet Tempur Siluman yang Kalahkan Sistem Rudal Patriot AS | Halaman Lengkap

Rusia klaim Su-57 sebagai satu-satunya jet tempur siluman yang telah mengalahkan sistem rudal Patriot buatan AS. Foto/MartinYu via United24Media

BEIJING 

- Rusia membanggakan

 jet tempur siluman tercanggihnya, Su-57, 

setelah muncul di Zhuhai Airshow, China.

Moskow mengeklaim pesawat tersebut adalah satu-satunya jet siluman yang telah mengalahkan sistem pertahanan rudal Patriot buatan Amerika Serikat (AS) yang dioperasikan di Ukraina.

Sergey Chemezov, direktur umum Rostec (badan usaha milik negara Rusia), mengatakan bahwa versi ekspor pesawat tersebut, yakni Su-57E, akan dipresentasikan di pameran China.

Menurut laporan kantor berita TASS, Jumat (8/11/2024), Chemezov menekankan kemampuan Su-57, dengan menggambarkannya sebagai satu-satunya jet tempur generasi kelima yang terbukti efektif melawan sistem pertahanan udara Barat yang canggih seperti Patriot, NASAMS, dan IRIS-T.

Baca Juga

Bukannya Dikagumi, Jet Tempur Siluman Su-57 Rusia Diolok-olok di China

Chemezov menyatakan bahwa pesawat itu telah berhasil melaksanakan misi tempur, diduga di Ukraina, dan mampu mengerahkan rudal jelajah siluman canggih, seperti Kh-69.

“Kerja sama yang luas dari perusahaan-perusahaan Rostec terlibat dalam produksi mesin tersebut, kompleks-kompleks penerbangan dipasok secara seri,” kata Chemezov dalam pernyataan yang dikeluarkan Rostec.

Di Zhuhai Airshow, Su-57E akan melakukan debut internasionalnya sebagai bagian dari program penerbangan pertunjukan udara untuk memamerkan kelincahannya melalui manuver aerobatik.

Chemezov lebih lanjut menyatakan bahwa dia yakin kemampuan pengamatan yang rendah dari Su-57E dan kemampuannya untuk mengerahkan persenjataan berpemandu dan berpresisi tinggi akan menarik minat calon pembeli asing.

“Mesin itu memiliki potensi ekspor yang tinggi dan sangat diminati oleh para spesialis dan pelanggan asing,” kata Chemezov.

Selain pameran udara, Su-57E akan dipamerkan di area parkir statis di samping serangkaian persenjataan penerbangan mutakhir yang dikembangkan oleh Tactical Missile Armament Corporation.

Senjata yang dipamerkan Rusia di Zhuhai Airshow mencakup beberapa amunisi canggih, beberapa di antaranya baru saja memulai debut internasionalnya seperti rudal antiradar Kh-58USHKE, rudal berpemandu Grom-E1, serta bom udara K08BE dan UPAB-1500B-E.

Rusia juga berencana untuk memamerkan Kh-69 yang berkemampuan siluman, sebuah rudal jelajah presisi tinggi generasi baru.

Senjata-senjata tersebut dimaksudkan untuk menggarisbawahi keserbagunaan Su-57E dalam operasi tempur dan kompatibilitas dengan berbagai persenjataan berteknologi tinggi.

United Aircraft Corporation (UAC), bagian dari Rostec, telah mengindikasikan bahwa mereka siap memasok Su-57E ke mitra asing.

Menjelang pameran, pejabat UAC menyoroti pentingnya strategis Su-57, menggambarkannya sebagai simbol kedaulatan teknologi Rusia dan kemampuan sains dan teknologi canggih.

Perusahaan tersebut menambahkan bahwa mereka meningkatkan produksi Su-57 dan siap menawarkannya kepada calon pembeli asing.

Perusahaan tersebut lebih lanjut merefleksikan potensi Su-57 sebagai produk ekspor utama, dengan mencatat bahwa satu dekade lalu, Su-35 memulai debutnya di pameran udara yang sama dan sejak itu telah menemukan pelanggan di berbagai negara.

Meski pejabat Rusia mengeklaim pesawat tersebut telah berhasil melaksanakan misi tempur, rincian keterlibatannya dalam perang melawan pasukan Ukraina masih langka.

Menurut laporan intelijen Kementerian Pertahanan Inggris pada Januari 2023, Su-57 telah beroperasi di wilayah udara Ukraina tetapi hanya pada jarak dekat, jauh dari garis depan.

Laporan intelijen tersebut mengeklaim bahwa Rusia mungkin enggan mengirim Su-57 ke wilayah udara yang disengketakan karena kekhawatiran atas kerentanan pesawat tempur tersebut.

Yang semakin memicu kekhawatiran ini, serangan pesawat tak berawak Ukraina awal tahun ini merusak Su-57 di pangkalan udara yang terletak jauh dari garis depan.

Keterlibatan minimal pesawat tersebut dalam konflik Ukraina sebagian disebabkan oleh ukuran armadanya yang kecil, yang kemungkinan membuat Moskow waspada terhadap konsekuensi politik jika salah satunya jatuh.

Selain itu, pengembangan sistem pesawat yang lambat dan penundaan desain telah menghambat efektivitas Su-57.

Meskipun penerbangan pertamanya pada tahun 2010, kurang dari 40 unit Su-57 telah dikirimkan ke militer Rusia, dengan produksi baru dimulai pada tahun 2019 karena hambatan industri dan sanksi Barat.

Lebih jauh lagi, sebuah video baru-baru ini yang memperlihatkan rekaman close-up Su-57 telah menimbulkan kekhawatiran tentang kualitas pembuatannya, yang berpotensi merusak reputasi dan manfaat yang ingin diperoleh Moskow dari Zhuhai Airshow.

Meskipun demikian, ujian sesungguhnya atas daya tarik Su-57 bagi pelanggan internasional akan bergantung pada bagaimana kekhawatiran tentang kinerja dan kemampuan produksinya ditangani di masa mendatang.

Iklan - Scroll untuk melanjutkan

Iklan - Scroll untuk melanjutkan

Lihat Juga: Donald Trump Menang, Mengapa Muslim Amerika yang Disalahkan?

(mas)

Baca Juga

Komentar

 Pusatin Informasi 


 Postingan Lainnya