Spanyol Dilanda Banjir Terbesar dalam Lima Dekade, 95 Warga Tewas Halaman all - Kompas
KOMPAS.com - Spanyol dilanda banjir paling besar dalam lima dekade usai turun hujan ekstrem pada Selasa (29/10/2024).
Diberitakan Reuters, Kamis (31/10/2024), hujan deras turun di beberapa wilayah Valencia pada Selasa kemarin. Meski hanya hujan delapan jam, tapi debit air yang turun sebesar total air hujan selama setahun di Spanyol.
Wilayah Turis, Chiva, atau Bunol punya curah hujan lebih dari 400 mm. Akibatnya, badan cuaca negara bagian AEMET mengumumkan peringatan merah di wilayah itu pada Selasa lalu.
Hingga kini, setidaknya 95 orang meninggal dunia dalam banjir mematikan di Spanyol tersebut.
Baca juga: Ketika Gurun Sahara Banjir, tapi Sungai Amazon Justru Mengering...
Penyebab banjir Spanyol
Hujan deras turun di Spanyol pada Selasa (29/10/2024) hingga Rabu (30/10/2024). Hujan lalu menyebabkan banjir melanda wilayah selatan dan timur Spanyol, membentang dari Malaga hingga Valencia.
Dikutip dari ABC News, Kamis, para ilmuwan menyebut pemanasan global membuat peristiwa cuaca ekstrem lebih sering terjadi dan berkekuatan jauh lebih besar.
Banjir di Spanyol terjadi akibat sistem cuaca yang merusak. Udara dingin dan hangat bertemu menghasilkan awan hujan yang kuat. Kondisi ini akan sering terjadi karena perubahan iklim.
Fenomena tersebut dikenal secara lokal sebagai DANA, singkatan bahasa Spanyol untuk depresi terisolasi di dataran tinggi.
Saat udara dingin berhembus di atas perairan Mediterania yang hangat, hal itu menyebabkan udara lebih panas naik dengan cepat dan membentuk awan bermuatan air.
Awan yang terlalu banyak air lama-kelamaan akan menurunkan hujan deras ke wilayah di bawahnya. Peristiwa ini terkadang memicu badai hujan es besar dan tornado.
Massa udara hangat dan lembap serta dingin yang bertemu di wilayah pegunungan mendukung pembentukan awan badai dan hujan.
Diketahui, Spanyol bagian timur dan selatan sangat rentan terhadap fenomena ini karena posisinya di antara Samudra Atlantik dan Laut Mediterania.
Sebagian besar ahli sepakat, kenaikan suhu Mediterania, kondisi atmosfer yang lebih hangat dan lembap, dan banyaknya banjir bandang di Spanyol sebagai dampak perubahan iklim.
Studi juga menunjukkan, pemanasan global dapat meningkatkan intensitas hujan hingga 10 persen serta durasinya.
Baca juga: Badai Milton Diprediksi Merusak 95 Persen Pantai di Florida
Banjir paling mematikan dalam 5 dekade
Kerusakan akibat badai dan banjir di Spanyol
Badai yang melanda Spanyol juga menimbulkan tornado langka dan hujan es dahsyat yang membuat jendela mobil dan rumah kaca berlubang, dilansir dari
AP News, Kamis.
Badai membuat puluhan kota di Spanyol terendam banjir. Kondisi itu memicu kereta api tergelincir dan layanannya terputus. Jalur bus juga terputus dan penerbangan pada Selasa malam dibatalkan.
Banjir bandang yang mengalir berkecepatan tinggi menghanyutkan kendaraan di sepanjang jalan serta menghancurkan rumah, sekolah, jembatan, dan layanan penting lainnya.
Petugas penyelamat dan lebih dari 1.100 tentara Spanyol dikerahkan membantu daerah terdampak. Pemerintah Spanyol pun membentuk komite krisis untuk mengoordinasikan penyelamatan.
Polisi dan layanan penyelamatan harus menggunakan helikopter untuk mengangkat warga yang terjebak di dalam mobil atau mobil saat banjir.
Banjir membuat 92 warga Valencia meninggal pada Rabu (30/10/2024). Dua korban meninggal lain berasal dari Castilla La Mancha, dan satu warga lainnya dari Andalusia. Jumlah korban masih dapat bertambah seiring waktu.
Banjir juga mengganggu aliran listrik. Perusahaan listrik di Spanyol menyebut, sekitar 150.000 warga Valencia tidak memiliki listrik akibat badai tersebut.
Saat banjir surut, lapisan lumpur tebal bercampur sampah berada di sepanjang kota membuat beberapa jalan tidak dapat dikenali lagi.
Jumlah korban meninggal dalam bencana ini merupakan korban banjir terparah di Eropa sejak 2021. Saat itu, setidaknya 185 orang meninggal akibat banjir di Jerman.
Banjir pada Oktober 2024 juga menjadi kejadian terburuk dalam sejarah modern Spanyol.
Jumlah korban tewas akibat banjir ini merupakan yang terburuk di negara ini sejak tahun 1973, ketika sedikitnya 150 orang diperkirakan tewas dalam banjir yang terjadi di bagian tenggara negara tersebut.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.
Komentar
Posting Komentar