Tolak Penangkapan, Negara Anggota ICC Ini Malah Undang Netanyahu - CNN Indonesia

 

Tolak Penangkapan, Negara Anggota ICC Ini Malah Undang Netanyahu

Jakarta, CNN Indonesia 

--

Perdana Menteri Hungaria, Viktor Orban, mengatakan dirinya bakal mengundang Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, untuk berkunjung ke negaranya.

Orban mengatakan undangan itu diberikan meski Netanyahu saat ini berstatus sebagai buronan Mahkamah Kriminal Internasional (International Criminal Court/ICC). Padahal, Hungaria merupakan salah satu dari 124 negara anggota ICC yang seharusnya tunduk pada keputusan mahkamah tersebut.

Dalam pernyataannya, Orban juga menegaskan bahwa Hungaria akan menjamin keamanan Netanyahu saat dirinya berkunjung ke Hungaria. Sebab, ia tidak akan mematuhi keputusan ICC yang ingin menangkap Netanyahu karena diduga melakukan 'kejahatan perang' di Gaza.

"Hari ini, saya akan mengundang Perdana Menteri Israel, Tuan Netanyahu, untuk berkunjung ke Hungaria. Dalam undangan itu, saya akan menjamin kepadanya bahwa jika dia datang, putusan ICC tidak akan berlaku di Hungaria. Kami tidak akan mengikuti isinya," kata Orban pada Jumat (22/11) dilansir Al Jazeera.

ICC sendiri sebelumnya sudah mengeluarkan surat perintah penangkapan PM Netanyahu dan mantan Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant pada Rabu (20/11) menyusul tindakan agresi Israel di Gaza yang hingga kini belum berhenti.

"[Pengadilan] mengeluarkan surat perintah penangkapan untuk dua orang, Tn. Benjamin Netanyahu dan Tn. Yoav Gallant, atas kejahatan terhadap kemanusiaan dan kejahatan perang yang dilakukan setidaknya sejak 8 Oktober 2023 hingga setidaknya 20 Mei 2024, hari ketika penuntutan mengajukan permohonan surat perintah penangkapan," demikian pernyataan ICC.

Keputusan ICC tersebut menuai respons dari Orban. Menurutnya, keputusan ICC untuk menangkap PM Netanyahu merupakan keputusan yang "salah". Sebab, ICC tidak punya hak untuk menangkap Netanyahu gara-gara melakukan genosida di Gaza.

Orban sendiri sudah menjalin hubungan baik dengan Netanyahu saat dirinya berkuasa di Hungaria pada 2010. Sejak saat itu, Hungaria dan Israel menjalin hubungan politik yang erat yang saat ini.

Sementara itu, keputusan ICC membuat Netanyahu dan Gallant menjadi buronan di 124 negara anggota ICC, termasuk Hungaria.

Menurut Statuta Roma, semua keputusan yang telah diambil ICC harus dipatuhi oleh seluruh negara yang menjadi anggotanya. Dengan kata lain, keputusan ICC untuk menangkap Netanyahu dan Gallant harus dipatuhi oleh negara-negara anggota ICC.

Oleh karena itu, menurut pengacara ICC, Jonathan Kuttab, semua negara tersebut bisa menangkap Netanyahu dan Gallant jika kedua atau salah satu dari mereka berada di sana. Sebab, sebagai anggota, semua negara tersebut harus mematuhi segala ketentuan dari ICC.

(gas/rds)

Baca Juga

Komentar

 Pusatin Informasi 


 Postingan Lainnya