Turki Mendadak Batalkan Pembelian F-16 Viper dan Pilih Modernisasi Sendiri Jet Tempur yang Ada - Zona Jakarta

ZONAJAKARTA.com - Kabar mengejutkan mengenai rencana belanja alutsista udara kelas dunia datang dari Turki.
Turki belakangan mendadak membatalkan komitmen untuk membeli 40 unit F-16 Viper beserta modernisasi 79 unit F-16 yang sudah ada sejak ditandatangani pada Januari 2024.
Sebaliknya, mereka memilih untuk memodernisasi sendiri unit jet tempur terkait yang sudah mereka miliki selama ini.
Baca Juga:
Menteri Pertahanan Turki Yaser Guler mengungkapkan, langkah pembatalan rencana yang sudah disepakati dengan Amerika Serikat pada awal tahun ini diambil dengan mempertimbangkan sejumlah hal.
Salah satunya adalah kesiapan Turkish Aerospace Industries (TAI) untuk memodernisasi armada F-16 yang dimiliki Ankara dengan sumber daya lokal baik dari segi perangkat maupun tenaga kerja.
"Kami menyerah pada 79 ini. Inilah sebabnya kami menyerah: Turkish Aerospace Industries (TAI) kami mampu melaksanakan modernisasi ini sendiri, jadi kami serahkan kepada mereka," kata Guler sebagaimana dikutip ZONAJAKARTA.com dari laman Bulgarian Military edisi Rabu, 27 November 2024 dalam artikelnya yang berjudul "Turkey shocks the U.S.: Drops F-16 fighters deal, goes local".
Awalnya, negara terbesar di kawasan Mediterania ini bermaksud untuk membeli 40 unit F-16 Viper secara langsung dari Amerika Serikat demi mempercepat pengadaan untuk kebutuhan militer udaranya.
Sebab banyak di antara jet tempur milik Angkatan Udara Turki yang usianya sudah semakin menua, sehingga dibutuhkan peremajaan sesegera mungkin.
Sementara situasi geopolitik pada masa kini semakin tak menentu, terutama pasca meletusnya perang Rusia versus Ukraina dan meningkatnya agresi militer Israel di Palestina dan Lebanon.
Baca Juga:
Akan tetapi seiring berjalannya waktu, Turki semakin yakin bahwa negaranya sudah menuju arah yang lebih baik dalam hal swasembada alutsista.
Penerbangan perdana KAAN pada 21 Februari 2024 lalu menjadi awal bangkitnya industri dirgantara dari negara pimpinan Presiden Recep Tayyip Erdogan ini.
Tingginya ketegangan geopolitik justru membuat mereka semakin berpikir untuk tak lagi bergantung pada pemasok asing dan harus benar-benar bisa memenuhi kebutuhan tempurnya secara mandiri.
Batalnya Turki untuk membeli F-16 Viper juga didasari oleh kesiapan industri lokal untuk menyiapkan komponen canggih pada jet tempur masa kini dengan spesifikasi setara atau bahkan lebih baik dari produk buatan Barat.
Salah satunya adalah Ozgun Aviyonik Sistem (OAS) yang menggantikan Modular Mission Computer (MMC) buatan Amerika Serikat dengan menawarkan arsitektur yang fleksibel.
Fleksibilitas ini pula mampu mengintegrasikan senjata dan sensor baru dalam pesawat yang nantinya sudah dimodifikasi sedemikian rupa.
Menurut informasi dari laman resmi ASELSAN, OAS bukanlah satu-satunya sistem avionik yang diproduksi oleh perusahaan tersebut.
ASELSAN juga turut memproduksi Helmet Integrated Systems yang meliputi AVCI dan TULGAR.
AVCI sendiri dirancang untuk memenuhi kebutuhan pilot yang mengoperasikan helikopter, sementara TULGAR didesain bagi crew jet tempur seperti F-16 hingga KAAN.
Namun keduanya memiliki fungsi serupa yakni meningkatkan kewaspadaan situasional bagi pilot agar cepat tanggap dalam berbagai situasi baik siang maupun malam hari dan dalam kondisi cuaca apapun.
Baca Juga:
Selain itu, Turki juga mampu mengembangkan radar active electronically scanned array (AESA) buatannya sendiri yang digadang-gadang menjadi produk kompetitor terkuat Amerika Serikat seperti AN/APG-83 (Northrop Grumman).
Ankara kini memiliki radar MURAD yang lagi-lagi juga diproduksi oleh ASELSAN dan sangat kompatibel untuk F-16.
Melansir rilis berjudul "THE EVOLUTION OF AIR SUPERIORITY: MURAD 110-A AESA MULTI-FUNCTIONAL FIRE CONTROL RADAR" yang dimuat laman resmi ASELSAN pada 4 Oktober 2024, radar ini menggunakan jaringan ribuan modul transmisi atau penerimaan kecil sehingga memungkinkan pelacakan terhadap beberapa target secara cepat dan simultan.
Ini menawarkan tingkat kesadaran situasional yang jauh lebih baik bagi pilot sehingga tidak hanya meningkatkan kemampuan deteksi dini dalam rumitnya pertempuran.
Lebih dari itu, beberapa ancaman dengan presisi tingkat tinggi juga mampu dihadapi dengan baik lantaran keputusan sepersekian detik sangat menentukan kemenangan bagi sebuah pasukan.
Tidak mengherankan apabila Negeri Seribu Pagoda berniat memasangkannya pada F-16 lantaran spesifikasinya yang justru mengikuti standar jet tempur generasi kelima seperti KAAN.
Dengan kata lain, MURAD dapat dikatakan sebagai game changer bagi kemajuan industri dirgantara Turki di masa kini dan masa depan.
Belum berhenti sampai di sini, ASELSAN juga membuat langkah maju karena sanggup memproduksi perangkat peperangan elektronik (EW) mereka sendiri.
SPEWS-II memberikan alternatif bagi Turki untuk menggantikan produk serupa dari Amerika Serikat yakni AIDEWS AN/ALQ-211.
Perangkat EW ini menawarkan peningkatan kemampuan deteksi ancaman dan jamming yang disesuaikan dengan kebutuhan Angkatan Udara Turki.
Sehingga integrasi dengan F-16 yang dimiliki selama ini menjadikan Ankara tak perlu lagi bergantung kepada teknologi Washington.
Menarik untuk ditunggu langkah selanjutnya setelah pembatalan akuisisi F-16 Viper senilai 23 miliar dolar AS ini.***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar