Timur Tengah, Internasional
PBB Warning Perang Baru Israel VS Negara Arab Segera Muncul di Timteng
Jakarta, CNBC Indonesia - Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) kembali menyalakan alarm baru terkait eskalasi di Timur Tengah yang melibatkan Israel pasca perangnya dengan milisi Gaza Palestina, Hamas. Hal ini disampaikan Asisten Sekretaris Jenderal untuk Timur Tengah, Asia, dan Pasifik, Khaled Khiari, Senin.
Dalam pemaparannya, Khiari menitikberatkan pada eskalasi Israel dengan milisi penguasa Yaman, Houthi. Ia menyebut eskalasi antara Israel dan milisi pendukung Hamas itu dapat membahayakan stabilitas regional, dengan dampak politik, keamanan, ekonomi, dan kemanusiaan yang merugikan.
"Kita harus melakukan yang terbaik untuk membalikkan arah negatif ini dan mendukung upaya komprehensif untuk mengakhiri konflik di Timur Tengah," katanya sebagaimana dilansir situs resmi PBB, Selasa (31/12/2024).
"Kita harus menjaga jalan menuju perdamaian dan stabilitas berkelanjutan yang menguntungkan semua orang di kawasan ini," tambahnya.
Perkembangan terakhir ini menyusul peningkatan serangan Houthi yang menargetkan Israel serta kapal-kapal di Laut Merah dan Teluk Aden selama setahun. Sejak 13 Desember, Houthi telah mengklaim setidaknya 11 serangan yang menargetkan Israel, menggunakan rudal balistik dan Kendaraan Udara Nirawak (UAV).
Israel kemudian melakukan serangan udara pada 19 Desember yang menargetkan infrastruktur energi dan pelabuhan di pelabuhan-pelabuhan yang dikuasai Houthi di Hudaydah, Salif, Ra's Isa, dan ibu kota, Sana'a. Pasukan Pertahanan Israel (IDF) mengklaim serangan itu mengenai sasaran militer.
Khiari memberi tahu PBB bahwa sembilan warga sipil dilaporkan tewas, sementara pelabuhan-pelabuhan Laut Merah mengalami kerusakan yang cukup parah, sehingga mengurangi kapasitasnya. Israel juga menyerang dua pembangkit listrik di dua distrik Sana'a, yang mengganggu distribusi listrik sementara di sana dan di Hudaydah.
Pejabat senior tersebut melanjutkan, meskipun banyak rudal dan proyektil lain yang ditembakkan oleh Houthi telah dicegat, sebuah sekolah dasar di Ramat Gan, yang terletak di Israel Tengah, rusak oleh hulu ledak rudal pada tanggal 20 Desember.
Sehari kemudian, rudal lain mendarat di lingkungan permukiman di Jaffa yang menyebabkan kerusakan pada rumah-rumah di dekatnya dan 16 warga sipil terluka, termasuk seorang anak berusia tiga tahun.
IDF kemudian melakukan serangan udara pada tanggal 26 Desember yang menargetkan Bandara Internasional Sana'a serta pelabuhan Laut Merah di pantai Barat Yaman.
"Risiko terganggunya operasi kemanusiaan yang vital pada saat jutaan orang di Yaman membutuhkan bantuan untuk menyelamatkan nyawa merupakan hal yang sangat memprihatinkan," tambah Khiari.
(sef/sef)
Komentar
Posting Komentar