All For One, Hamas Minta Israel Bebaskan Tahanan Palestina yang Berasal dari Semua Faksi Perlawanan - Halaman all - TribunNews

 Internasional, Timur Tengah 

All For One, Hamas Minta Israel Bebaskan Tahanan Palestina yang Berasal dari Semua Faksi Perlawanan - Halaman all - TribunNews

All For One, Hamas Minta Israel Bebaskan Tahanan dari Semua Faksi Palestina Termasuk yang Dihukum Seumur Hidup

TRIBUNNEWS.COM - Gerakan Hamas menunjukkan seluruh aksi perjuangan mereka ditujukan untuk satu hal, Palestina dan Rakyatnya bebas dari pendudukan Israel.

Adegium All For One dari Hamas itu ditujukkan saat mereka menyatakan kalau syarat pembebasan tahanan Palestina oleh Israel tidak hanya untuk mereka yang berasal dari faksi gerakan tersebut, melainkan bagi seluruh faksi perlawanan Palestina.

Baca juga: Kronologi Peristiwa Penting di Gaza Sejak Operasi 7 Oktober Hamas: Harga dari Perang Genosida Israel

Itu artinya, syarat pembebasan tahanan Palestina yang diajukan Hamas juga ditujukan bagi anggota faksi mulai dari Palestine Islamic Jihad (PIJ) hingga Fatah (komponen terbesar Otoritas Palestina).

Hal tersebut dinyatakan Hamas saat mengumumkan disetujuinya perjanjian pertukaran sandera dan tahanan dengan Israel demi gencatan senjata di Jalur Gaza.

“Dengan upaya kemurahan hati para mediator, hambatan yang muncul akibat ketidakpatuhan pendudukan terhadap ketentuan perjanjian gencatan senjata dapat diselesaikan pada dini hari hari ini,” kata pernyataan Hamas, dilansir Khaberni, Jumat (17/1/2025).

Baca juga: Untuk Pertama Kalinya Israel Kalah Perang: 14 Poin Kemenangan Hamas dalam Gencatan Senjata di Gaza

Pernyataan Hamas itu menambahkan, “Gerakan ini mengupayakan kesepakatan pertukaran nasional dari semua faksi dan anggota rakyat kami.”

Hamas menegaskan bahwa daftar tahanan yang dibebaskan pada tahap pertama kesepakatan pertukaran dalam perjanjian gencatan senjata akan dipublikasikan melalui Kantor Tahanan sesuai dengan tahapan dan prosedur pertukaran.

Pernyataan Hamas itu melanjutkan:

"Kami memperbarui rasa hormat kami kepada rakyat kami di Jalur Gaza dan ketabahan mereka, yang merupakan pujian pertama setelah Tuhan dalam menyelesaikan kesepakatan ini. Semoga Tuhan mengampuni para martir rakyat kami. Kami memohon kepada Tuhan untuk menyembuhkan yang terluka, dan untuk memberikan kebebasan dan kebebasan kepada rakyat kami."

Baca juga: Gencatan Senjata di Gaza, Hamas: Qassam Ukir Sejarah, Israel Tak Akan Pernah Melihat Kelemahan Kami

Meruginya Israel

Bagi banyak entitas zionis Israel, syarat-syarat pertukaran sandera dan tahanan demi gencatan senjata di Gaza dalam perang melawan Hamas ini merupakan kerugian besar-besaran.

Baca juga: Detail Draft Gencatan Senjata Gaza, Analis Israel: Dampaknya Suram, Tapi Israel Tak Punya Pilihan

Satu di antara kerugian itu adalah apa yang dikabarkan surat kabar IsraelHaaretz.

Laporan media Israel itu menyebutkan ada peluang dibebaskannya 290 tahanan Palestina yang dijatuhi hukuman penjara seumur hidup dari 563 penjara di Israel.

Dalam konteks terkait, koresponden Radio Pendudukan Israel, mengatakan kerugian besar lainnya adalah Israel tidak dapat kepastian kondisi sandera Israel yang ditahan oleh Hamas dalam kondisi hidup atau telah tewas.

"Israel tidak dapat mewajibkan Gerakan Perlawanan Hamas untuk memberikan jawaban dan informasi tentang siapa yang masih hidup dan siapa yang sudah tewas mati di antara para tahanan Israel yang ada di Gaza," kata laporan tersebut.

Times of Israel lewat tulisan dari penulis di media tersebut, David Reiss, mengulas 14 poin kemenangan Hamas dalam perang ini yang berakhir dengan gencatan senjata di Gaza.

Poin-poin kemenangan Hamas ini, mengingat Israel tidak memperoleh keuntungan apa pun dari peperangan paling mematikan dalam sejarah modern selama 15 bulan.

Baca juga: Kronologi Peristiwa Penting di Gaza Sejak Operasi 7 Oktober Hamas: Harga dari Perang Genosida Israel

Menurut pendapat David Reiss, ada 14 poin kemenangan Hamas dalam wujud gencatan senjata di Perang Gaza, yaitu:

1. Mengubah opini dunia terhadap Israel.

2. Merundingkan pembebasan ratusan tahanan Palestina, termasuk mereka yang dijatuhi hukuman penjara seumur hidup.

3. Menggantikan komandan dan milisi petempur yang terbunuh dengan yang baru, merujuk adanya laporan kekuatan militer Hamas yang dibangun kembali menjadi 12.000 tentara.

Baca juga: Media Israel: IDF Sebut Kemampuan Militer Hamas Pulih, Sukses Rekrut Ribuan Petempur Baru

4. Membuktikan bahwa Israel rela menyerahkan "banyak demi sedikit" dalam berbagai aspek, termasuk dalam hal jumlah sandera.

5. Klaim Hamas bahwa operasi Banjir Al-Aqsa 7 Oktober 2023 memberikan hasil yang menakjubkan, melemahkan Israel secara militer dan keamanan. Serangan ini meruntuhkan klaim pertahanan Israel yang katanya tidak tertembus

6. Hemas menekankan bahwa penyanderaan terhadap warga pendudukan Israel (pemukim Yahudi) adalah strategi yang layak dilakukan bagi perjuangan pembebasan Palestina.

Baca juga: Jadwal Pertukaran Tahanan antara Hamas dan Israel: Sinwar Beri Lampu Hijau, Hamas-PIJ Sepakat

7. Penghancuran sebagian besar Gaza, beriring harapan masuknya dana internasional untuk rekonstruksi, yang secara tidak langsung dapat dimanfaatkan oleh Hamas.

8. Kontrol berkelanjutan Hamas atas Gaza dan kehadiran UNRWA sebagaimana adanya sebelum perang.

9. Menciptakan perpecahan besar antara Israel dan Amerika Serikat.

10. Pembebasan sandera dalam jumlah terbatas pada tahap pertama perjanjian, dengan kemungkinan untuk terus menahan sekitar 30 sandera Israel di Gaza.

11. Israel gagal mencapai tujuan perangnya untuk melenyapkan Hamas sepenuhnya.

Baca juga: Hamas Masih Ada, Sandera Belum Bebas, Israel Telan Kerugian Ekonomi Rp 1.102 di Perang Gaza

12. Membuktikan, melakukan 'kejahatan perang', seperti meluncurkan rudal ke pemukiman Israel (dari sudut pandang penulis dan kata-katanya), mungkin menguntungkan dalam hal perlawanan terhadap pendudukan.

13. Israel menderita kerugian yang signifikan, termasuk kematian lebih dari 400 tentara, peningkatan utang nasional, dan kerusakan perekonomian sebesar 20 persen.

14. Penarikan sementara pasukan Israel dari Gaza.

Hamas Cerdik dan Masih Kuat

"Penulis menambahkan: Apa yang didapat Israel: tidak ada yang signifikan," kata ulasan Khaberni, Jumat (17/1/2025) mengutip tulisan tersebut.

David Reiss mengkaji rincian perjanjian yang paling menonjol, dan mencatat kalau perjanjian tersebut terdiri dari tiga tahap, di mana syarat-syarat tahap kedua dan ketiga belum disepakati.

Dia menambahkan: Hamas mungkin menolak untuk bernegosiasi secara wajar, yang memungkinkan mereka mempertahankan keuntungannya tanpa membuat konsesi tambahan.

Baca juga: Kronologi Peristiwa Penting di Gaza Sejak Operasi 7 Oktober Hamas: Harga dari Perang Genosida Israel

Dia melanjutkan, "Sekitar 40 persen terowongan Hamas masih berdiri, memungkinkan mereka untuk membangun kembali dan bersiap menghadapi perang di masa depan."

"Penulis mengatakan Hamas tidak menaati perjanjian sebelumnya, seperti yang terjadi pada tahun 2021, karena memanfaatkan masa tenang untuk memperkuat kekuatannya," kata laporan yang dikutip tersebut.

Dia menambahkan, "Ada dugaan kalau Hamas akan melanggar perjanjian saat ini dan melancarkan serangan baru.

Ia menilai Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu yang berkoalisi dengan partai-partai sayap kanan ekstrem untuk membentuk pemerintahan akan dikenang sebagai perdana menteri Israel pertama yang kalah perang, alih-alih dikenal sebagai pembela Israel.

(oln/khbrn/*)

Baca Juga

Komentar

 Pusatin Informasi 


 Postingan Lainnya 

Artikel populer - Google Berita