Timur Tengah, Dunia Internasional
Berapa Lama Gencatan Senjata Israel-Hamas di Gaza?
(January 16, 2025)
CNN Indonesia
Kamis, 16 Jan 2025 10:31 WIB
Jakarta, CNN Indonesia --
Israel dan kelompok perlawanan Hamas di Palestina sepakat melakukan gencatan senjata di Gaza pada Rabu (15/1) waktu setempat.
Gencatan senjata itu bakal berlaku efektif pada Minggu (19/1). Durasi gencatan senjata Israel dan Hamas tersebut akan dilakukan selama enam pekan di Gaza untuk fase pertama.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Perdana Menteri Qatar Mohammed bin Abdulrahman Al Thani menyatakan gencatan senjata akan dibagi dalam tiga fase, dikutip dari CNN.
Israel sepakat akan menarik mundur pasukan militer di Gaza, pertukaran sandera dan tahanan, dan mengizinkan bantuan kemanusiaan masuk ke Gaza pada fase pertama gencatan senjata yang akan berlangsung 42 hari atau enam pekan.
Kedua belah pihak juga akan melakukan pertukaran sandera dan tahanan. Hamas siap membekaskan 33 sandera, sedangkan Israel akan melepas sejumlah tahanan selama fase pertama gencatan senjata.
Sebanyak 33 sandera yang akan dibebaskan Hamas terdiri dari perempuan dan anak-anak atau remaja.
Sementara itu, fase kedua dan ketiga belum bisa dipastikan detailnya. Perdana Menteri Qatar Mohammed bin Abdulrahman Al Thani mengatakan kedua fase itu akan disampaikan lebih detail pada pelaksanaan fase pertama gencatan senjata.
"Kami akan melanjutkan upaya apapun yang kami mampu, semua hal mungkin terjadi akan diusahakan oleh para mitra kami untuk memastikan kesepakatan ini segera dilaksanakan," tutur Mohammed Al Thani seperti dikutip dari CNN.
"Semoga saja pada akhirnya, kesepakatan ini akan membawa kita pada perdamaian. Saya percaya bahwa semua itu tergantung pada pihak-pihak yang terlibat dalam kesepakatan dengan iktikad baik dan memastikan tidak ada kegagalan pada kesepakatan itu," ia menambahkan.
Pejabat Hamas menyebut kesepakatan gencatan senjata Gaza sebagai keuntungan besar yang mencerminkan sejarah yang telah dicapai melalui keteguhan Gaza, rakyatnya, dan keberanian perlawanannya.
"Ini juga merupakan penegasan kembali kegagalan penjajahan untuk mencapai salah satu tujuannya," kata Sami Abu Zuhri kepada Reuters.
(bac/bac)
Komentar
Posting Komentar