Cegah Penyakit Mulut dan Kuku, Pemkab Madiun Semprot Disinfektan di Pasar Hewan - Media Indonesia

 Kesehatan,

Cegah Penyakit Mulut dan Kuku, Pemkab Madiun Semprot Disinfektan di Pasar Hewan

PEMERINTAH Kabupaten Madiun, Jawa Tengah, melalui Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan (DKPP), mengambil langkah strategis untuk mencegah penyebaran wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) yang kembali merebak pada hewan ternak di wilayah tersebut.

Pada Kamis (2/1), DKPP melakukan penyemprotan desinfektan di lingkungan sekitar pasar hewan Mlilir, Dolopo dan Muneng, Pilangkenceng. Langkah ini juga mencakup kendaraan pengangkut ternak untuk memastikan lingkungan pasar bebas dari potensi penyebaran virus PMK.

Kepala DKPP Kabupaten Madiun, Paryoto, menegaskan bahwa masyarakat tidak perlu khawatir secara berlebihan, karena wabah PMK dapat dikendalikan dengan upaya pencegahan yang tepat.

“Kami melakukan penyemprotan di pasar dan sekitarnya, serta memberikan edukasi kepada pedagang dan peternak untuk tidak mendatangkan hewan dari daerah yang terdampak PMK,” ujar Paryoto.

Selain itu, DKPP juga memberikan antiseptik pada ternak yang menunjukkan gejala PMK, seperti mulut berliur, serta memberikan obat dan vitamin gratis kepada para peternak.

Bahaya PMK dan Upaya Pencegahan

PMK adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus Aphthovirus. Virus ini dapat menyebar melalui air liur atau cairan dari lepuh hewan yang terinfeksi, serta benda yang terkontaminasi seperti peralatan peternakan. Penyakit ini dapat menimbulkan kerugian ekonomi yang besar, karena berdampak langsung pada kesehatan ternak dan daya jualnya.

Untuk menekan penyebaran wabah, DKPP tidak hanya melakukan penyemprotan disinfektan tetapi juga memberikan Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE) kepada masyarakat. Edukasi ini mencakup cara mengenali gejala PMK dan langkah-langkah yang dapat diambil peternak untuk melindungi ternak mereka.

Dalam kurun waktu Desember 2024, DKPP mencatat sebanyak 29 sapi di Kabupaten Madiun terindikasi suspek PMK. Untuk memastikan diagnosis, sampel dari sapi-sapi tersebut telah dikirimkan ke laboratorium. Hal ini dilakukan karena beberapa penyakit lain memiliki gejala yang mirip dengan PMK.

Tanggapan Peternak soal PMK

Watno, salah seorang peternak sekaligus pedagang sapi, mengungkapkan keprihatinannya terhadap wabah ini. “Pokoknya pedagang sapi semua merugi. Banyak penyakit yang menyerang ternak, terutama PMK. Kalau dilihat, hidung dan kaki sapi itu rusak semua,” ujarnya. Situasi ini membuat peternak kesulitan menjual ternak mereka, karena harga jual yang anjlok akibat wabah. Dilansir dari video Antara.

Selain penyemprotan, DKPP meminta para peternak untuk sementara waktu tidak mendatangkan hewan ternak dari luar daerah demi memutus rantai penyebaran virus. Langkah ini diharapkan dapat meminimalisir risiko meluasnya wabah PMK di Kabupaten Madiun dan sekitarnya.

Dengan berbagai upaya tersebut, Pemkab Madiun berkomitmen untuk menjaga kesehatan hewan ternak dan melindungi mata pencaharian peternak, sembari memastikan pasokan ternak yang sehat bagi masyarakat.

(Antara, madiunkab, instagram/dkppkabmadiun/Z-9)

Baca Juga

Komentar

 Pusatin Informasi 


 Postingan Lainnya 

Artikel populer - Google Berita