Gebrakan Hari Pertama Donald Trump: Cabut dari Perjanjian Iklim, Hanya Akui 2 Gender - KOMPAS.TV

 Dunia Internasional 

Gebrakan Hari Pertama Donald Trump: Cabut dari Perjanjian Iklim, Hanya Akui 2 Gender



Kompas dunia | 21 Januari 2025, 20:34 WIB

WASHINGTON, KOMPAS.TV - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump langsung membuat sejumlah gebrakan usai dilantik menjadi presiden pada Senin (20/1/2025). Trump menandatangani serangkaian perintah eksekutif yang sebagian di antaranya menimbulkan kontroversi.

Donald Trump pun menandatangani perintah eksekutif yang membatalkan 78 kebijakan Joe Biden, termasuk terkait perlindungan dari diskriminasi rasial dan gender.

Politikus Partai Republik tersebut juga membatalkan seluruh program bantuan luar negeri AS yang baru akan diresmikan setelah peninjauan selama 90 hari.

Sebelum acara penandatanganan perintah eksekutif di Gedung Putih, Senin (20/1), Trump menyebut langkahnya ini ditujukan untuk "mengembalikan Amerika sepenuhnya." 

Baca Juga: Donald Trump Tak Yakin Gencatan Senjata Gaza Bisa Bertahan: Ini Bukan Perang Kami

Sejumlah perintah eksekutif Trump yang menarik perhatian adalah keluarnya AS dari Badan Kesehatan Dunia (WHO), Perjanjian Iklim Paris 2015, mengampuni seluruh penyerang gedung Capitol pada 6 Januari 2021, serta menghapus kebijakan afirmasi gender.

"Sejak hari ini, akan menjadi kebijakan resmi pemerintah AS bahwa hanya ada dua gender, laki-laki dan perempuan," kata Trump dikutip The Guardian.

Trump dilaporkan berencana meneken hampir 100 perintah eksekutif pada awal masa jabatannya. Berikut daftar sebagian perintah eksekutif Trump yang diteken pada hari pertama menjabat, Senin (20/1).

AS keluar dari WHO

Donald Trump telah meneken perintah eksekutif tentang keluarnya AS dari WHO. Perintah eksekutif tersebut mesti mendapat persetujuan Kongres sebelum diberlakukan.

Trump menuduh WHO "merobek-robek" masyarakat AS dan salah menangani pandemi Covid-19 serta berbagai krisis kesehatan internasional. 

Kalangan ilmuwan menyebut langkah Trump ini dikhawatirkan akan melemahkan mitigasi wabah yang berpotensi menjadi pandemi. Pasalnya, AS merupakan donor terbesar WHO dengan gelontoran uang mencapai ratusan juta dolar per tahun.

Cabut dari Perjanjian Iklim Paris 2015

Donald Trump menuduh Perjanjian Iklim Paris 2015 "tidak adil" untuk Washington. Menurutnya, pengembangan energi baru-terbarukan pada era Biden pun sebatas "penipuan hijau."

Saat menjabat sebagai presiden pada 2017, Trump telah membawa AS mengundurkan diri dari perjanjian tersebut. Namun, AS kembali menjadi bagian perjanjian iklim pada era Joe Biden pada 2021.

Keluarnya AS dari Perjanjian Paris 2015 disebut sebagai bagian upaya Trump mencabut berbagai kebijakan perlindungan iklim. Pada saat bersamaan, Trump mencabut pembatasan pengeboran minyak di negara bagian Alaska.

Ampuni perusuh Capitol

Donald Trump langsung menggunakan kekuatan eksekutif untuk mengampuni para pendukungnya yang merusuh di Capitol pada 6 Januari 2021 silam. Para pendukung Trump menyerbu Capitol usai sang presiden tak terima kalah dari Joe Biden di Pilpres AS 2020.

Trump mengaku telah mengampuni sekitar 1.500 terdakwa yang terkait kerusuhan Capitol dan menerbitkan enam keringanan hukuman.

Penyelidikan kerusuhan Capitol sendiri saat ini masih berlangsung. Namun, Trump diperkirakan akan memerintahkan Kementerian Hukum AS untuk menghentikan penyelidikan tersebut.

Hanya akui dua gender

Donald Trump menandatangani perintah eksekutif yang menghapus "panduan ideologi gender" yang sebelumnya berlaku dalam kebijakan dan komunikasi pemerintah federal AS. Sebagai gantinya, pemerintahan Trump menetapkan hanya ada dua gender, yakni laki-laki dan perempuan.

"Lembaga-lembaga pemerintah akan berhenti berpura-pura bahwa laki-laki dapat menjadi perempuan dan perempuan dapat menjadi laki-laki sembari menegakkan hukum yang memberi perlindungan dari diskriminasi jenis kelamin," demikian petikan perintah eksekutif Trump.

Perintah eksekutif tersebut membatalkan perintah eksekutif era Biden yang mengakui ragam gender dan transisi gender.

Baca Juga: Gestur Elon Musk dalam Perayaan Pelantikan Trump Tuai Kontroversi, Dianggap Hormat Nazi

Ubah nama Teluk Meksiko

Perintah eksekutif Trump mengubah nama Teluk Meksiko menjadi "Teluk Amerika." Teluk ini terletak di lepas pantai tenggara AS dan berbatasan dengan Meksiko dan Kuba.

Selain itu, Trump juga mengubah nama Gunung Denali di Alaska menjadi "Gunung McKinley." Gunung ini sebelumnya dinamai berdasarkan bahasa masyarakat asli Alaska.

Darurat energi nasional

Donald Trump mendeklarasikan darurat energi nasional di AS untuk memperleancar produksi energi dalam negeri. Deklarasi ini termasuk membatalkan penangguhan ekspor gas dan mencabut pembatasan pengeboran minyak di Alaska.

Deklarasi ini juga membuat pemerintah AS dapat mempercepat izin pembangunan infrastruktur bahan bakar fosil baru.

Selain itu, Trump mencabut target kendaraan listrik di AS yang sedianya hendak dicapai pada 2030. Sebelumnya, Biden menargetkan setengah dari seluruh penjualan di AS pada 2030 terdiri dari kendaraan listrik.

Baca Juga: Donald Trump Ingin Relokasi 2 Juta Warga Gaza ke Indonesia, Begini Respons Tegas Kemlu RI

Penulis : Ikhsan Abdul Hakim Editor : Desy-Afrianti

Sumber : Kompas TV


Baca Juga

Komentar

 Pusatin Informasi 


 Postingan Lainnya 

Artikel populer - Google Berita