Israel akan Bebaskan 737 Tahanan di Fase Pertama Gencatan Senjata Gaza, Hamas Siapkan 33 Sandera - Global Liputan6

 Dunia Internasional, Timur Tengah 

Israel akan Bebaskan 737 Tahanan di Fase Pertama Gencatan Senjata Gaza, Hamas Siapkan 33 Sandera - Global Liputan6

Liputan6.com, Tel Aviv - Kementerian Kehakiman Israel mengatakan 737 tahanan dan narapidana akan dibebaskan sebagai bagian dari tahap pertama kesepakatan gencatan senjata Gaza dan pembebasan sandera yang disetujui Sabtu.

Pemberitaan AFP yang dikutip Sabtu (18/1/2025) menyebut kementerian itu mengatakan dalam sebuah pernyataan di situs webnya bahwa "pemerintah menyetujui pembebasan (dari) 737 tahanan dan narapidana yang saat ini berada dalam tahanan lembaga pemasyarakatan".

Kabinet Israel memberikan suara untuk menyetujui kesepakatan gencatan senjata Sabtu (18/1) dini hari, menurut kantor Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, mengakhiri hari-hari ketidakpastian tentang apakah gencatan senjata akan berlaku akhir pekan ini.

Mereka yang disebutkan oleh kementerian Israel itu termasuk pria, wanita, dan anak-anak yang katanya tidak akan dibebaskan sebelum Minggu (19/1) pukul 4:00 sore waktu setempat (14.00 GMT).

Sebelumnya, kementerian itu telah menerbitkan daftar 95 tahanan Palestina, sebagian besar wanita, yang akan dibebaskan sebagai ganti tawanan Israel di Gaza.

Di antara mereka yang masuk dalam daftar yang diperluas adalah Zakaria Zubeidi, seorang kepala sayap bersenjata partai Fatah milik presiden Palestina Mahmud Abbas.

Zubeidi melarikan diri dari penjara Gilboa Israel bersama lima warga Palestina lainnya pada tahun 2021, yang memicu perburuan selama berhari-hari, dan dipuji oleh warga Palestina sebagai pahlawan.

Yang juga akan dibebaskan adalah Khalida Jarar, seorang anggota parlemen Palestina berhaluan kiri yang ditangkap dan dipenjarakan oleh Israel pada beberapa kesempatan.

Jarar adalah anggota terkemuka Popular Front for the Liberation of Palestine (Front Populer untuk Pembebasan Palestina), sebuah kelompok yang ditetapkan sebagai "organisasi teroris" oleh Israel, Amerika Serikat, dan Uni Eropa. Ia ditahan pada akhir Desember di Tepi Barat, wilayah Palestina yang diduduki oleh Israel sejak 1967, pria berusia 60 tahun itu telah ditahan sejak saat itu tanpa dakwaan.

Dua sumber yang dekat dengan Hamas mengatakan kepada AFP bahwa kelompok sandera pertama yang akan dibebaskan terdiri dari tiga tentara wanita Israel.

Namun, karena Palestinian Islamist movement (gerakan Islam Palestina) menganggap setiap warga Israel yang berusia cukup untuk wajib militer dan telah menyelesaikan tugas wajib militer sebagai tentara, referensi tersebut juga dapat berlaku untuk warga sipil yang diculik selama serangan yang memicu perang tersebut.

Tiga nama pertama dalam daftar yang diperoleh AFP dari 33 sandera yang akan dibebaskan pada tahap pertama adalah perempuan berusia di bawah 30 tahun yang tidak sedang menjalani tugas militer pada hari serangan Hamas.

Juru bicara Kementerian Kehakiman Israel, Noga Katz mengatakan jumlah akhir tahanan yang akan dibebaskan dalam pertukaran pertama akan bergantung pada jumlah sandera hidup yang dibebaskan oleh Hamas.

Baca Juga

Komentar

 Pusatin Informasi 


 Postingan Lainnya 

Artikel populer - Google Berita