Timur Tengah, Internasional,
Klaim Dorong Israel-Hamas Gencatan Senjata, AS Kirim Delegasi ke Qatar | Republika Online Mobile
AS sambut keputusan Israel kirim delegasi untuk gencatan senjata Gaza Palestina.
REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Gedung Putih pada Jumat (3/1) memutuskan untuk mengutus delegasi ke Doha, Qatar. Utusan itu akan membahas potensi gencatan senjata di Jalur Gaza yang terkepung, adalah sesuatu yang "menggembirakan."
Sponsored
"Kami kira ini adalah langkah yang baik, dan tentu saja tidak mengurangi harapan kami bahwa kesepakatan dapat tercapai. Kami percaya bahwa kesepakatan baru ini sangat mendesak dan mungkin tercapai, dan sekali lagi, kami menyambut keputusan Israel untuk mengirim tim lain ke Doha," ujar juru bicara Dewan Keamanan Nasional AS, John Kirby, kepada wartawan.
"Presiden telah menegaskan bahwa tim keamanan nasionalnya akan terus terlibat hingga akhir, dan kami akan melakukan segala yang kami bisa untuk melihat apakah kami dapat menengahi kesepakatan gencatan senjata baru yang akan memulangkan para sandera," katanya.
"Jadi, saya belum memiliki kabar terbaru atau pengumuman tentang partisipasi secara langsung, tetapi saya dapat mengatakan bahwa kami pasti akan tetap fokus pada hal ini," katanya menambahkan.
"Dan sekali lagi, kami menyambut baik keputusan Israel untuk mengirim tim lain ke Doha. Kami melihat ini sebagai langkah yang menggembirakan," tambahnya.
Scroll untuk membaca
Pada Jumat pagi, kantor Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengumumkan bahwa ia setuju untuk mengirim tim ke ibu kota Qatar guna membahas pembebasan sandera Israel yang masih ditahan di Gaza.
Delegasi tersebut mencakup pejabat senior dari militer, badan intelijen Mossad, dan badan keamanan dalam negeri, Shabak, menurut pernyataan itu, tanpa mengungkapkan identitas para anggota delegasi.
Dalam beberapa bulan terakhir, Hamas berulang kali menyatakan kesediaannya untuk menegosiasikan pertukaran tahanan dan kesepakatan gencatan senjata dengan Israel. Pada Mei, kelompok itu menyepakati usulan dari Presiden AS Joe Biden.
Sejumlah pemimpin oposisi dan keluarga sandera menuding Netanyahu memblokir kesepakatan untuk mempertahankan posisi politiknya.
Sementara, sejumlah menteri berhaluan ekstremis, termasuk Menteri Keamanan Nasional Itamar Ben-Gvir dan Menteri Keuangan Bezalel Smotrich, mengancam akan menggulingkan pemerintahan jika gencatan senjata di Gaza disepakati.
Lebih dari 45.650 orang di Gaza telah tewas sejak Israel memulai perangnya di daerah kantong pesisir terkepung itu menyusul serangan lintas batas Hamas ke Israel pada 7 Oktober 2023.
Serangan yang menewaskan sekitar 1.200 warga Israel, dan membawa sekitar 250 orang lainnya ke Gaza sebagai sandera. Hampir 100 sandera masih tertahan di Gaza.
Pada November, Mahkamah Pidana Internasional mengeluarkan surat perintah penangkapan untuk Netanyahu dan mantan Menteri Pertahanan Yoav Gallant atas kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan di Gaza.
Israel juga menghadapi kasus genosida di Mahkamah Internasional atas perangnya di daerah kantong tersebut.
Loading...
sumber : Antara
Komentar
Posting Komentar